5. Martabak di Kosan

142 29 0
                                    

Malam ini gue lagi ngerjain tugas di depan laptop, lagi enak mengetik tiba-tiba handphone gue berdering yang menandakan ada panggilan suara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam ini gue lagi ngerjain tugas di depan laptop, lagi enak mengetik tiba-tiba handphone gue berdering yang menandakan ada panggilan suara.

Alhasil gue yang masih fokus menghadap ke layar laptop langsung mengambil handphone yang gak jauh dari gue dan langsung menekan tombol 'dial'.

"Halo," ujar suara di seberang sana terlebih dahulu sebelum gue jawab.

Dirasa karena kayaknya bukan suara Gabriella, otomatis gue memundurkan handphone dari telinga buat memastikan suara siapa yang sedang menelpon gue saat ini.

"Lah, ini siapa weh?" tanya gue.

"Ck, masa' gak apal suara gue sih?"

Gue mengernyit, tapi suaranya emang kayak gak asing sih. Jangan-jangan...

"Sammy? Lo masih di sana 'kan?"

Kan! Bener dugaan gue, Dika si anak nyemot nih. Siapa lagi yang manggil gue begitu kalo bukan dia.

"Lo Dika ya? Lo dapet nomer gue dari mana?"

"Iseng aja tadi ngacak nomer eh tau nya nomernya Sammy jadilah gue telpon, ahahaha." ujarnya di seberang sana sambil ketawa, bikin gue mendecak kasar.

"Gue sibuk, kalo gak penting gue matiin--"

"Eh jangan! Bercanda Sam, gue dapet dari Gaby. Btw lo udah makan belom? Kalo belom gue beli martabak daging, tapi bingung mau makan di mana. Gue ke kos lo ya."

Reflek mata gue melotot sambil nengok jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 21.00 malem.

Gila! Yang bener aja setan!

"Lo makan lah di rumah, gak usah kesini!" tukas gue langsung menolak keras.

"Yah... telat Sam, gue udah di depan kos lo nih soalnya. Bukain pintu gih."

Gue semakin melotot dan segera beranjak buat mengintip ke jendela kamar gue, dan benar saja mata gue langsung menemukan Dika yang sudah berdiri di depan teras kosan gue.

Si anjir emang.

Gue mendecak lalu mematikan sambungan secara sepihak, gue buka pintu kamar dan menyusul Dika di depan.

Begitu ketemu, dia dengan entengnya menyodorkan bungkus martabak itu di depan gue sambil cengar cengir gak jelas.

"Ayo makan bareng!" katanya, sumringah banget anaknya.

"Lo tuh gabut ya malem-malem kesini sambil nenteng kresek martabak segala?" tanya gue.

"Masa' gini namanya gabut? Orang gue lagi pengen makan martabak cuma gak ada temennya, jadi gue mampir aja sekalian ke sini lo temenin gue makan. Lo pasti belum makan, 'kan?"

"Sotoy banget lo asli."

"Halah lama, gue masuk ya, gue laper."

Dika berjalan langsung masuk ke dalam kamar gue tanpa permisi, gue otomatis langsung menyusul Dika yang tau-tau langsung duduk di kursi dekat sama ranjang gue.

Officially Own You | Lee Dokyeom✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang