19. Girl's Time

140 27 1
                                    

Hari Minggu, seharusnya hari ini menjadi hari bagi gue untuk bersantai dan rebahan di kamar bersama Dika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari Minggu, seharusnya hari ini menjadi hari bagi gue untuk bersantai dan rebahan di kamar bersama Dika. Tapi yang gue lihat, Dika sendiri pagi ini sudah ada urusan sama anggota UKM-nya yang mengharuskan dia untuk pergi ke kampus dan rapat mendadak di sana.

Awalnya gue merasa gabut total dan memilih ingin rebahan aja sampai sore, tapi tiba-tiba Gaby menelpon gue dan mengajak gue pergi buat menemani dia belanja.

Gue sebenarnya males, tapi karena ada imbalan di mana dia bakal mentraktir gue makan, gue pun langsung tancap gas, walaupun setelah itu dia mendengus karena giliran di traktir makan gue langsung gercep.

Skip.

Jadi disinilah gue sekarang, di toko sepatu yang ada di salah satu Mall terbesar dan terlengkap yang ada di pusat kota. Udah dari setengah jam lebih gue sama Gaby memutari tempat ini karena Gaby yang bingung milih sepatu yang model gimana.

"Lo suka yang mana, Ra? Gue bingung bagusnya ini apa yang ini sih?"

Karena gue udah jengah banget gue langsung milih sepatu yang di pegang Gaby di tangan kanannya. Dan saat itu juga Gaby langsung sumringah.

"Nah cakep, gue awalnya juga suka yang ini Ra, tapi bingung yang kiri juga bagus. Tapi karna lo suka yang kanan, baguslah. Gue ambil yang ini aja."

Seketika gue merasa lega, finally setelah bermenit-menit lalu menghabiskan keliling etalase sepatu yang berjejeran, Gaby pun memutuskan memilih sepatu yang gue pilihkan buat dia.

Setelah membayar di kasir dan membawa paper bag berisi kotak sepatu itu, Gaby pun menyeletuk, "Selanjutnya kita ke toko alat kosmetik ya Ra!"

"Ha??!!" kaget gue sampai gak sadar berhenti di belakang Gaby, dia pun reflek menoleh ke belakang.

"Lo yang bener aja Gab? Ini masih belum selesai? Gue pengen pulang anjir, capek!" tolak gue mentah-mentah.

Gaby berdecak lalu dengan gak sabarannya tangan dia malah menggeret tangan gue buat menuju ke destinasi selanjutnya.

"Ck, udah lo nurut aja sama gue kali ini. Ntar abis itu kita makan, lo boleh pesan apa aja ke gue beneran gue yang bayar tapi lo harus ikut gue gak mau tau! Udah ah ayok!"

Gue yang udah kerasa pegel banget di bagian kaki, cuma bisa mendengus pasrah di tarik sama Gaby yang menggebu-gebu memasuki toko alat kosmetik dan parfum.

Terpaksa gue yang masih di gandeng sama dia mau gak mau ikut masuk ke dalam.

"Gue mau beli foundy, BB Cream, liptint, sama apalagi sih, yaampun gue sampe bingung, mana warnanya cantik-cantik semua lagi. Gemes ihh mau beli semuanyaa." pekik Gaby dengan mata berbinarnya yang sukses bikin perhatian gue teralihkan ke semua alat make up yang jujur itu semua memang kelihatan bagus dan sepertinya mahal karena bermerk.

Tanpa sadar gue meraih satu benda yang masih gue tau ini namanya adalah concealer. Gue perhatikan sambil bolak balik concealer yang gue pegang ini, jujur gue sendiri udah lama banget gak pegang alat-alat semacam ini.

Officially Own You | Lee Dokyeom✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang