18. Sedikit Kisah Tentang Ara

148 24 6
                                    

"Serius? Jadi ini lo udah pacaran sama Dika?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Serius? Jadi ini lo udah pacaran sama Dika?"

Gaby yang kaget bikin gue reflek menempelkan telunjuk gue di mulut, biar volume suaranya gak kenceng kayak pengumuman di Bandara.

Mengerti, Gaby langsung menepuk-nepuk kecil bibirnya seakan sadar lalu merapatkan tubuhnya ke gue ketika kita sedang berada di kafetaria sekitar kampus.

"Ya bisa dibilang gitu Gab, tapi Dika gak nembak. Semacam, kita tau perasaan masing-masing dan udah saling mengaku juga, yaudah ini lah yang terjadi," tutur gue menjelaskan kepada Gaby yang mengernyit.

"Lah? Berarti hubungan lo ini gak jelas dong? Di mana-mana nih ya, orang kalau pacaran harus jelas statusnya, pacaran ya pacaran, temenan ya temenan, bukan temenan tapi rasa pacaran, bukan kayak lo gini Mik," Gaby sambil menganga tapi detik kemudiannya mengatupkan bibir, lalu ia menghela nafasnya.

Gue sempat terdiam untuk memikirkan semua ini, tapi setelahnya gue mengangguk kecil.

"Menurut lo gimana?"

"Apanya?"

"Gue tuh udah jahat banget ya jadi orang? Gue egois banget, gak mau kehilangan dia tapi gue sendiri yang gak mau jujur. Gue ribet banget jadi orang, padahal tinggal bilang yang sejujurnya aja tapi sesulit itu."

Gaby melipat kedua tangannya di atas meja sambil menatap gue, Gaby pun menyahut, "Yang bikin sulit itu diri lo sendiri Mik, lo tinggal bilang alasan lo ngelakuin itu semua gue yakin Dika pasti ngerti. Gue berani bertaruh, dia gak bakalan pergi ninggalin lo. Mungkin kecewa itu pasti ada, tapi feeling gue kuat, dia gak bakalan ninggalin lo,"

"Tapi gue yang bakal ninggalin dia Gab, gue gak bisa. Setiap gue bersama Dika, justru rasa bersalah lah yang selalu menghantui gue."

"Lo jangan egois Mik, pikirin Dika. Lo berbuat ini murni bukan di sengaja, lo itu punya alasan sendiri dan tiap langkah yang lo ambil itu ada konsekuensinya. Jadi pertanggung jawabkan itu semua, jangan malah lari, lari bukan lah menyelesaikan masalah. Kata gue, hadapi. Lo pasti bisa, gue yakin, Mik. Percaya sama gue, semuanya pasti akan baik-baik saja."

Gue menyimak setiap unsur kalimat Gaby yang kata gue berhasil membuka pikiran gue detik itu juga. Tanpa sadar air mata gue menetes, gue takut, karena jujur gue belum siap menerima respon dari Dika dan membayangkan dia kecewa, benci lalu pergi ninggalin gue.

Demi apapun gue belum siap.

"Gue bersyukur banget karena Dika lo perlahan bisa kembali ke Samara yang gue kenal, udah lama banget gue pengen manggil lo Ara lagi. Gue kangen pribadi lo yang dulu, bukan sebagai Mika yang sekarang melainkan Ara, sahabat gue dari kita masih muda banget. Please, lo balik jadi Ara yang gue kenal dulu ya, Ra? Lupain segala identitas lo sebagai Mika, gue pengen lo jadi diri lo sendiri, gue pengen liat lo bahagia sebagai Ara yang ceria dan penuh semangat."

Tangisan gue malah semakin jatuh, karena udah lama banget gue gak pernah lagi di panggil dengan nama asli gue yaitu Ara.

Samara Angelica Rosane memang nama gue yang sebenarnya, dan Ara adalah nama kecil gue sebelum berubah menjadi Samora Mikaelo Argananda alias Mika alias Sammy kalau di depan Dika.

Officially Own You | Lee Dokyeom✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang