Collecting Love (Keeping Promises) | Chuuya X Reader

#3

"Chuuya Kun, langkah mu terlalu terburu buru."

Chuuya tahu bahwa kabar ia melamar [name] pasti akan sampai ke telinga Mori, walau pria menjijikan itu sanggat membuatnya muak tp Chuuya tetap menghormatinya sebagai ayah 'angkat',nya. Sosok yg memberinya tempat bernaung.

"Chuuya itu bodoh dn nekat."

Dia bs tahan ucapan Mori tp tdk dengan ucapan pria ini, Chuuya mengepalkan erat tangannya menahan emosi yg sudah hampir diujung lidah.

"Mempermalukan keluarga, menikahi wanita beda kasta."

PYAAR!!

Chuuya melempar vas bunga yg ada di atas meja kerja milik Mori, ia tak melempar vas itu ke lantai tapi ke jendela tepat di sisi Dazai.

"KAU PIKIR AK MELAKUKAN INI KARENA SENANG?! KAU HARUS TAHU SIALAN, AK MELAKUKAN INI UNTUK MEMBEBASKAN GADIS ITU DARI KESEDIHAN. KAU TIDAK TAHU DIA DIBUANG KELUARGANYA HANYA KARENA KEBEJATAN MU ITU. KAU BISA MENGHINANYA TNP MERASA BERSALAH KARENA KAU MEMANG TIDAK TAHU TENTANG MANUSIA, YANG KAU TAHU HIDUP HANYALAH AIB."

"Benar~ karena itu ak gagal menjadi manusia."

Chuuya muak bahkan sampai meludah, ia pergi tanpa mengucap kata kata. Begitu pintu tertutup, air mata Chuuya lolos begitu saja seperti kau menumpahkan air dalam botol.

Chuuya segera mengendalikan tangisnya dn menyeka air matanya, ia kembali tegar.

"Ak akan menemui keluarga [name]."

••••

Pagi ini sudah ku tebak bahwa Ayah akan tahu lamaran ku, tp apa peduliku yg penting [name] bisa kembali bahagia.
Ak ingin melihatnya tersenyum walau ak tahu itu tdk mungkin.

"Ak akan menemui keluarga [name]."

Dalam hidupku apapun yg sudah ku putuskan akan ak selesaikan karena itulah ak bs senekat ini.

TOK

TOK

TOK

"Iya se-"

"Selamat siang nyonya, apakah ak bisa bicara ?"

Untung saja ibu [name] adalah sosok yg ramah, walau dia tahu itu adalah ak teman putrinya.

"Apa yg ingin anda sampaikan ?"

"Ak ingin [name] kembali ke rumah ini, dia bisa hidup tp tdk bisa bertahan tnp kalian. Kalian mengusirnya hanya karena malu."

"MEMANG APA SALAHNYA JIKA KAMI MALU? KALIAN ORANG ORANG KAYA TAK UBAHNYA DENGAN MAFIA YG MENYUSAHKAN KAMI!"

"Tuan, anda tak usah malu lagi. Saya sudah melamar putri anda."

BRAK!

"Tetap kami tdk menerimanya lagi, bagi kami dia sudah mati."

Apa yg bs ak lakukan setelah ini ?

"Dia itu anak yg tdk ku harapkan."

Celetukan itu membuatku menegakkan kepala menatap mereka dengan bingung.

"Dia itu bukan putri ku, jika bukan sebab ibunya ak sudah membuangnya sejak lama."

Insiden macam apa ini? Nasib [name] tdk jauh beda dg ibunya.

Ak hanya bisa melamun sepanjang jalan, semua seolah terjadi dengan cepat ak bahkan merasa tak sempat bernafas.

"Kau menutupi kesedihan mu dg keluguan."