#15

113 19 20
                                    

Time Skip >>

"Papa!!"

Seorang bocah laki laki kira kira berusia 3th, berlari menghampiri pria dewasa bersurai senja yg baru saja tiba di rumah.
Sang surai senja menyambut hangat dengan pelukan pada bocah itu.

"Selamat datang papa!"

Sang papa hanya tersenyum dn mencium pipi anaknya.

"Di mana mama ?" Tanya sang papa.

"Mama sedang menyiapkan makan malam." Serunya.

"Hoo~"

Sang papa yaitu Chuuya menggendong putranya Rui menuju ke dapur.

"Aku pulang tp kau tdk tahu." Celetuk Chuuya sembari mendudukan rui di kursi.

"Maaf aku terlalu sibuk memasak, selamat datang kembali Chuuya Kun."

Sang wanita tersenyum dengan kesan senyum yg dipaksa.

Chuuya mengerti bahwa istrinya tdk sedang bahagia, ia lebih memilih berlalu untuk membersihkan diri.

"Kapan aku bahagia?" Gumam [name].

"Mama kapan Rui bisa makan, Rui sudah lapar."

[Name] menggenggam erat spatula yg digenggamnya.

"Diam! Apa kau pikir semua bisa kau dapatkan dengan instan ? Aku ini bukan pembantu." Ketus [name] sembari melanjutkan aktivitasnya.

Rui bukan tipe anak yg menangis bila mendengar perkataan seperti itu, bocah itu hanya diam dan tertunduk.

Semua perkataan [name] dn reaksi Rui tak luput dari pandangan seorang pria bersurai senja.
Raut wajah Chuuya menggambarkan pedihnya hatinya saat ini.

••••

"Yang tadi itu sanggat keterlaluan [name]."

Di pembaringan Chuuya mulai bersuara menasehati istrinya.

"Aku hanya memberitahunya." Jawab [name] terdengar enteng seolah itu tdk salah.

"Benar, tapi kalimat mu itu sanggat menyakitkan."

Terdengar 'huh' dari [name] saat Chuuya masih bicara.

"Kapan kita punya anak? Kau janji saat setan itu berumur 3th kita akan punya anak."

"Rui!! Aku yg memberinya nama loh, kau saja belum menerima anak itu."

"Lalu kenapa ?!" Sentak [name].

"Aku hanya tdk ingin kau pilih kasih, aku tahu kau tak bisa menerimanya makanya aku menjanjikan saat anak itu 3th aku hanya ingin tahu bagaimana sikapmu padanya, ternyata masih sama.."

[Name] duduk dengan kesal, matanya menatap tajam ke arah Chuuya.

"Apa susahnya, Rui bukan bocah caper seperti anak anak lain."

"Dengar sayang, aku tdk mau berdebat dengan mu. Baiklah, aku akan menuruti mu tp dengan syarat."

"Syarat syarat syarat!!" Gerutu [name]. Wanita itu langsung berbaring membelakangi Chuuya dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Apa yg harus aku lakukan ?"

••••

Pagi itu saat Chuuya tengah bersantai di sofa ruang tamu, tiba tiba Rui datang menghampirinya.

"Papa, Rui ingin punya adik."

Satu kalimat itu sudah mampu membuat Chuuya termenung untuk beberapa saat.

"Kenapa ?"

"Tidak tahu, Rui hanya ingin saja."

Chuuya masih tidak mengerti harus merespon apa, ia hanya mengacak rambut bocah itu sambil berlalu pergi menuju kamar.

Tangannya mengambil laptop di atas meja, ia melihat rekaman CCTV semalam.

CCTV menunjukam seorang bocah tengah menguping di pintu kamar, Chuuya paham dengan situasi saat ini Rui mendengar permintaan mamanya.

Chuuya hanya bisa termenung mengingat kembali permintaan Rui.

"Dia hanya ingin mamanya bahagia ?"

Chuuya bergumam dalam kegelisahan, dia tidak yakin soal gagasan ingin mamanya bahagia.
Rui 100% mirip Dazai dari wajah, kemungkinan untuk memiliki sifat yg sama dengan ayah biologisnya sanggat besar.

"Chuuya Kun, sarapan mu!"

Pekikan itu memecahkan konsentrasi sang jingga, ia menutup laptop dan bergegas pergi.

"Apapun itu jangan sampai dia sama seperti Dazai."

Collecting Love (Keeping Promises) | Chuuya X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang