#18

133 19 14
                                    

2 Minggu Kemudian >>>

"Chuuya Kun!!! Lihat lihat!!"

[Name] berlari kegirangan menuju ke arah Chuuya yg tengah mencuci motor kesayangannya.

"Ada apa ?"

"Lihat ini!"

Dengan bahagia [name] menunjukan alat pendeteksi kehamilan pada sang suami. Dua garis sudah cukup memberitahu apa yg membuat istrinya kegirangan.

[Name] memeluk Chuuya dengan penuh bahagia, begitupula dengan Chuuya yg terharu sampai menitikan setitik air mata.

"Syukurlah..."

Mereka terlalu bahagia, sampai mereka tak sadar sepasang iris kopi tengah menatap mereka dari balik pintu. Sosok yg menatap ke arah mereka hanya menatap hampa namun bibir yg tertekuk ke bawah sudah cukup menjelaskan perasaannya.

••••

"Selamat tuan, nyonya sedang hamil usianya masih 2 minggu."

Pernyataan dari dokter sudah cukup meyakinkan keduanya.

"Benar kan Chuuya!"

"Aku senang ini bukan mimpi."

Lagi lagi keduanya lupa sesuatu, bocah kecil yg masih menggenggam tangan Chuuya mulai melonggarkan genggaman dan berhenti sejenak menatap punggung kedua orang tuanya dengan sendu.

"Ada apa Rui?"
Chuuya sadar dn menoleh ke belakang.

Rui menggeleng pelan lalu berlari ke depan papa dn mamanya.

"Rui akan jadi Kakak, benarkan ?" Seru Rui bersemangat.

"Ya, apa Rui suka ?"

"Rui akan jadi kaka, tentu saja rui senang!" Seru Rui sambil melompat kegirangan.

Iris kopinya melirik singkat ke arah sang mama, berharap sang mama senang dengan tingkahnya. Namun sang mama hanya berkedip seolah tak mengerti hanya sang papa yg senang melihatnya.

Rui berhenti melompat dan berekspresi, ia kembali ke posisi di mana ia berada diam dn tertunduk.

••••

"[Name]?"

Aku datang saat ia sedang asik membuat susu, semenjak ia dinyatakan hamil dia sering minum susu.

"Iya Chuuya Kun, ada apa ?"

Aku mencium singkat pipinya dn membantunya sekedar menuang air minum.

"Aku ada permintaan, apakah kau mau mengabulkannya ?" Tanyaku.

"Tentu, apapun itu."

"Tolong sayangi Rui juga." Pinta ku, aku menatap sendu ke arahnya berharap bisa meluluhkan hatinya.

"Aku bingung aku tdk bisa. Setiap melihatnya ak-"

"Tolong, aku mohon padamu." Pintaku sambil memeluknya.

Melihat mata bocah itu, membuatku melihat replika Dazai wkt kecil aku hanya tdk mau dia mengikuti jejak pria itu.

Tengah malam aku terbangun karena kehausan, aku lupa tidak membawa air minum ke kamar jadi aku keluar meninggalkan [name] untuk mengambil air.

Saat melewati kamar Rui, aku masih melihat cahaya remang di dalam kamarnya. Karena penasaran aku mengintip sedikit dn melihat Rui masih terjaga, tidak jelas apa yg dia lakukan aku hanya melihat siluwetnya.

"Apa yg dia lakukan di tengah malam seperti ini ?"

Cklek

"Rui?" Panggilku sembari melangkah masuk.

Bocah itu nampak gelagapan saat aku memanggilnya.

"Iya papa ?"

Dia sanggat grogi.

"Kenapa belum tidur ? Ini sudah malam rui."

"Maaf papa, rui akan segera tidur."

"Apa yg kamu sembunyikan ?" Tanyaku.

"Tidak, bukan apa apa."

Aku mengajaknya bicara panjang lebar tapi dia hanya menjawab 'bukan dn tidak ada.'

"Rui aku ini papa mu, aku sanggat tahu apa yg sedang kamu sembunyikan dariku. Katakan sesuatu mungkin papa bisa membantu." Bujukku.

"Papa bukan papa ku."

Saat kata kata itu melesat keluar dari bibirnya jantung ku rasanya berhenti berdetak aku bahkan lupa cara menarik nafas.

"Apa yg kamu katakan ini ? Kamu adalah putra ku bagaimana bisa aku bukan papa mu."

"Mama selalu bilang saat marah pada Rui, kalau Rui bukan anak Papa Chuuya. Karena itu rui meminta adik supaya papa chuuya bisa memiliki milik papa sendiri dn mama senang."

"Jangan katakan itu, mama mu sedang marah saat bicara padamu. Papa akan memarahinya nanti."

Aku memeluknya sampai aku tak sadar bahwa aku sedang menangis.

Collecting Love (Keeping Promises) | Chuuya X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang