#6

122 19 12
                                    

Hari ini adalah hari kedua UAS, butuh wkt dan kesabaran untuk membujuk [name]. Ak mengerti kehamilan membuat moodnya tdk baik, ditambah lagi dia merasa malu akan nasib yg menimpa hidupnya.

Di hari kedua ini, ak berdoa semoga semuanya akan baik baik saja bahkan sampai UAS berakhir.

"Chuuya Kun, bagaimana jika ada yg tahu kalau ak hamil ?"

[Name] sudah bertanya ini sejak pulang sekolah kemarin bahkan sampai detik ini.

"Semua akan baik baik saja, ak di sini [name]."

Hanya kalimat kalimat penenang yg bisa ku katakan padanya.

"Jgn tinggalkan aku."

Dia terus merengek seperti itu, walau ak meyakinkannya.

"Tidak akan, ak akan bersamamu selamanya."

Ak juga mengulang kata kata yg sama.

"Kita sudah sampai, ayo."

Seperti kemarin dia selalu menggenggam erat tanganku.

Ak sanggat sedih melihatnya, ia bahkan tak mau melihat ke arah manapun. Sikapnya ini membuatku merasa bersalah memintanya sekolah tp jika dia tdk sekolah dia tdk akan lulus.

Ujian di mulai, sedari tadi ak melirik ke arah [name] yg berusaha mengatur nafas semoga dia baik baik saja.

"Kau pasti kuat [name], ak yakin itu."

••••

Hari ini hari kedua ujian, sebenarnya ak tdk suka tp kegigihan Chuuya Kun membuatku datang ke sekolah untuk ujian. Paksaannya bukan tanpa alasan ak tahu dia hanya ingin ak bisa lulus sekolah.

Setelah ujian ak bilang ingin ke toilet pada Chuuya, pria itu juga setia menungguku.

BRAK

"[NAME]!"

Hampir saja ak jatuh jika tdk langsung berpegangan, ak kaget dengan suara Minazuki.

Gadis seumuran ku itu menatap intens ke arah ku, dia bahkan mendekat seolah mencium bau tubuhku.

"Kau hamil kan?"

Pertanyaan ini adalah pertanyaan yg paling ak takuti. Bagaimana dia bisa tahu kalau ak hamil.

"A-apa yg kamu katakan ini ak tdk mengerti ?"
Tanyaku gugup.

Minazuki membuang muka

"Sekarang kau kena batunya, ak yakin cepat atau lambat kabar bahwa kau hamil akan segera tersebar luas."

Ak bergegas keluar toilet sambil menangis, ak terlalu takut menghadapi kenyataan itu.

"Ada apa ?"

"Cepat kita pulang!"

Dengan tegas ak meminta segera pulang, ak tdk ingin membicarakannya.

••••

"Apa yg terjadi apa ada masalah?"

"Minazuki tahu bahwa ak hamil. Ak tdk ingin ke sekolah, biar saja ak tdk mendapat kelulusanku Chuuya Kun."

Satu satunya hal yg dikhawatirkan terjadi, ak tahu ini adalah hal yg ditakuti [name] sepanjang hidupnya.

"Tenanglah."

Ak hanya bisa memeluknya dn berusaha menenangkannya.

"Ak harus melakukan sesuatu, jangan sampai [name] semakin dalam traumanya."

Setelah mengantar [name] ak meminta Hana untuk tetap menjaga gadis itu, ak menegaskan bahwa [name] hrs dihibur dengan baik jangan sampai ia murung.

Tujuan ku adalah Minazuki dn Yui, ak harus memberi mereka pengertian agar tdk memperkeruh masalah.

••••

"Lalu bagaimana dengan kakak ku ? Kau lbh memilih [name] ketimbang kakak ku. Kau hanya memberi kakak ku uang seolah dia itu pengemis!"

"Cukup Minazuki!"

"Tapi kak~"

Saat itu Yui dapat melihat wajah bersalah seorang Nakahara Chuuya, Yui tahu bahwa Chuuya ingin bertanggung jawab untuk dirinya tp dia lbh mencintai [name].

Yui tahu bahwa [name] jauh lebih membutuhkan Chuuya daripada dirinya, walau pada awal perbincangan Yui sempat merasa kesal tp saat mendengar cerita Chuuya dia jadi iba pada [name].

"Baiklah Chuuya Kun, ak janji tdk akan membicarakan masalah ini dan ak akan meminta Minazuki untuk diam."

"Tapi kenapa kak ? Kakak lbh membutuhkan."

"Mina Chan, kita tdk bisa memaksa seseorang untuk keegoisan kita. Tidak apa apa, Chuuya Kun sanggat mencintai gadis itu. Lagian selama ini Chuuya Kun sudah mau direpotkan oleh kita, biarkan dia mencintai yg dia cintai."

Collecting Love (Keeping Promises) | Chuuya X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang