#19

126 20 11
                                    

Time Skip>>

Semenjak [name] dinyatakan hamil, Chuuya menyewa maid untuk menggantikan tugas istrinya agar sang istri bisa beristirahat selama hamil.

Saat ini kehamilannya sudah mencapai 6 bulan, wanita itu sanggat kegirangan saat menceritakan bahwa bayi yg ada dalam kandungannya sedang menendang di dalam sana.

Dokter mengatakan bahwa mereka akan dikaruniai seorang putri, Chuuya sudah mencicil barang barang untuk putrinya dan menghias kamar yg akan dipakai putrinya nanti.

"Kamar adik sanggat indah."

Rui memperhatikan semua dekorasi kamar calon adiknya dengan mata yg berbinar namun tetap ia melirik singkat ke arah sang mama yg nampaknya memperhatikannya, Rui tersenyum semanis mungkin saat sang mama menatapnya.

"Ne Chuuya, aku mau istirahat."

Senyum Rui pudar bagai awan yg di tiup angin, bocah itu kembali murung dn menunduk sedih.
Tangannya terkepal kuat hingga gemetar, tetapi tangan lain menggenggamnya mengalihkan kesedihannya.

"Rui jangan putus asa, papa yakin mama akan memperhatikan rui."

Kata kata itu sudah cukup menentramkan hatinya. Rui dipeluk dengan hangatnya oleh Chuuya dn Chuuya terus menghiburnya dengan kata kata yg menenangkan.

••••

Tidur siang ku terasa sanggat damai bahkan terlalu nyaman, aku sadar ada seseorang yg memijat kaki ku karena itu aku membuka mata dan melirik siapa yg memijat kaki ku.

Pantas saja pijatannya tidak membawa efek apa apa, bocah itu yg memijat kaki ku. Perlahan aku menyingkirkan dn menjauhkan kaki ku darinya.

"Mama ?"

"Apa yg kamu lakukan, kamu mengganggu tidur ku!" Ujarku.

"Memijat mama, kaki mama bengkak." Jawabnya.

"Pergi, kau mengganggu tidurku."

"Mama, rui hanya ingin memijat kaki mama."

"Apa kau tuli, cepat pergi!"

Aku sedikit mendorong bahunya membuat bocah itu nyaris terhuyung jatuh jika tubuh orang lain tak ada di belakangnya.

"[Name] itu sanggat keterlaluan!" Pekik Chuuya.

Aku tahu itu, aku juga merasa sedikit bersalah namun aku menepisnya.

Kami berdebat cukup sengit, namun segera teralih saat kami mendengar suara isakan.

"Rui?"

Chuuya Kun segera mengendong bocah itu dn menenangkannya.

"Ada apa ?"

"Papa Mama bertengkar karena aku... Rui tdk suka, rui janji tdk menganggu mama."

Entah mengapa aduan dalam tangisannya membuat hatiku sedikit terusik.

Setelah Rui pergi entah kenapa pikiranku melayang begitu jauh.

"Apakah aku keterlaluan padanya ?"

••••

Setelah kejadian kemarin Rui sama sekali tdk muncul di hadapan mamanya, biasanya dia akan mengintip atau menemui mamanya itu namun kali ini hanya senyap yg [name] rasakan.

Ada rasa bersalah yg hinggap di hati [name] dia jadi berfikir betapa kejamnya ia terhadapnya.

"Kau dn Rui sudah berjuang bersama, aku yakin rui tahu perasaan mu lebih dari siapapun."

[Name] hanya menggigit jari dan beranjak dari kamar, langkahnya bingung namun kakinya mengajaknya berhenti di depan kamar rui.

[Name] melihat rui yg tengah asik bermain sendirian, suara suara kecilnya terdengar seolah sedang bercerita.

"Rui sayang mama!"

Iris [E/C]nya menangkap rui tengah memeluk foto dengan ukuran yg cukup besar dari tubuhnya. Wanita itu melihat dirinya tengah tersenyum manis, ia ingat foto itu ada di album mungkin Chuuya yg memberikannya.

"Jangan sampai Rui menjadi Dazai yg berikutnya."

Perasaan [name] semakin kacau ia semakin tertekan.

"Aaahh... Aduhhh..."

"Mama!"

Rui menghampiri [name] yg nampaknya tengah kesakitan, bocah itu menatap hawatir sang mama.

"Tidak apa apa."

[Name] berusaha bangkit dan menuju ke kamar untuk istirahat.

Tak berlangsung lama ponsel [name] berdering.

"Ya Chuuya ?"

"Kau tidak apa apa? Rui bilang kau sakit."

"Hanya kram sebentar, tapi tidak apa apa kok."

"Syukurlah, jaga diri mu sayang."

Collecting Love (Keeping Promises) | Chuuya X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang