#20

137 21 7
                                    

Beberapa hari, bulan telah berlalu cukup cepat dn tak terasa. Tak terasa juga [name] sudah melewati masa kehamilannya dn beberapa hari saja jika tdk meleset dia dn Chuuya akan memiliki buah hati.

Jangan lupakan Rui, bocah itu kini telah berusia 4th. Dia mulai memperlihatkan sisi yg mirip dengan ayah biologisnya, sisi pendiam dn cerdiknya.
Bocah itu bahkan ditolak masuk ke TK hanya karena sanggat cerdas di usia belia dn Chuuya mengadopsi pendidikan tg ayah angkatnya berikan yaitu HomeSchooling.

Rui punya sedikit permasalahan yaitu sulit bergaul dengan siapa pun, ini dituturkan sang guru saat ia masih ada di penitipan. Rui berbeda dn Chuuya tahu bahwa jika ia tdk turun tangan, Rui bs mirip dengan Dazai.

Selama berbulan bulan ini, [name] mulai berusaha melunak pada Rui. Ia mendapat 100% ceramah dari Chuuya setiap hari soal Rui, jiwa keibuan [name] tergugah dn mulai mencoba menyayangi rui.

"Mama, biskuitnya gosong!"

"Ha!!"

Karena melamun [name] jadi melupakan biskuit yg Rui minta.

"Maaf ya.."

"Tidak apa apa ma."

"Tapi itu~"

"Tidak apa apa, ma."
Rui tetap memakan biskuit gosong yg ibunya masak.

Sekilas bayangan Dazai muncul kala [name] menatap Rui. Postur dn gaya makannya sama persis dengan Dazai.
Dazai selalu menutup matanya saat mencicipi masakan [name] begitu juga dengan Rui.

"Wah kelihatannya enak!"

"Tunggu Chu-"

Belum selesai [name] berbicara tp Chuuya sudah memakan biskuitnya.

[Name] tersenyum malu sambil menggaruk pipinya, saat Chuuya menatapnya.

"Gosong!" Seru Rui dn Chuuya langsung mengerti.

Chuuya hanya menggeleng kepala menanggapi tingkah istrinya.

••••

Malam ini [name] bergerak gelisah, Chuuya tahu artinya tp dia memilih diam dan menenangkan istrinya.

"Jika sakitnya semakin kuat, beritahu aku ya." Ucap Chuuya sembari menuntun [name] berjalan ke ranjang.

"Chuu ak tdk mau tdr!"

Di saat saat beginilah, Chuuya menjadi sanggat lembut. Pria sentimental itu memeluk dn mengusap perut [name] dengan penuh kasih sayang.

"Nak jadilah anak yg baik ya, jika kau memang ingin keluar sekarang tolong jangan sakiti mama. Papa juga ingin bertemu dengan mu."

Pagi semakin dekat, kontraksi yg [name] rasakan semakin kuat. Karena [name] sudah menangis tak sanggup, Chuuya segera membawanya ke rumah sakit.

"Chuuya sakit sekali!!!"

Seisi ruangan hanya dipenuhi dengan jerit kesakitan [name], Chuuya tak pernah melihat orang kesakitan sampai seperti ini ia hanya bisa menenangkan sang istri.

Tepat pukul 7 pagi, tangis menggelegar pertanda kelahiran sudah memenuhi seisi ruangan. Mereka dikaruniai seorang putri kecil dengan sedikit warna sinoper di rambutnya, wajahnya cantik benar benar perpaduan ayah dn ibunya.

"Hime! Nama mu Hime."

Itulah yg Chuuya katakan dengan penuh kegembiraan, ia memeluk dn mencium pipi putrinya berkali kali.

"Selamat datang di dunia, Hime Sama."

Collecting Love (Keeping Promises) | Chuuya X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang