-4- Acara

888 137 4
                                    

Siapa sangka, jam pulang sekolah yang dinanti-nantikan Vernon untuk beristirahat harus kandas karna sebuah 'acara' yang menyeret namanya juga

Ia menatap kesal orang-orang yang bekerja di dapur bergantian dengan orang yang bersantai di ruang tamu

Kepalanya yang tidak gatal ia garuk dengan gusar

Diantara banyaknya rumah, kenapa rumah Aksen yang harus menjadi tempat acaranya?

"Bro, gimana kalo kita ledakin aja ini rumah?" Tanya Erza, namun pertanyaan bodohnya itu malah membuatnya mendapatkan tinjuan sayang dari Vernon

"Di sini ada orang tua kita, bangsat! Kalo yang jadi korban si Aksen sama Vernan doang yah gak apa-apa"

"Vernan mati, nangis lo" Ledek Erza

"Ngada-ngada... Malah gue seneng, jadi anak tunggal"

"Katanya pengen punya adek?" Tanya Erza lagi, Vernon hanya mengedikkan bahu

"Keral lagi sama siapa sih, di teras?" Vernon mengalihkan pembicaraan saat pandangannya tertuju ke pintu utama

"Intinya bukan sama Aksen. Lo tenang aja" Erza mengelus punggung sahabatnya

"Lo juga tenang aja" Vernon balik mengelus punggung Erza

"Lah, apa-apaan setan?!!!" Keterkejutan membuat suara Erza tak terkontrol, yang segera ditanggapi dengan kesal oleh suara First dari ruang dapur

"Anak setan! Suaranya dikurangin, ini rumah orang!!!" Teriak First dengan volume yang jauh lebih tinggi

"Jangan dengerin bapakmu, Za... Lanjutin aja sayang!" Suara Win ikut terdengar

"Bukan Mama gue" Vernon angkat tangan di hadapan Erza, yang gerakannya lantas diikuti Erza juga

"Itu juga, Om First bukan Papa gue... Kalo suaminya baru Daddy gue... Ja phachara suansri"

Vernon mengangguk "Iya, Tapi BTW lebih ganteng Papa gue sih, Bright vachirawit chivaaree"

"Enggak, lebih ke Daddy gue sebenernya. Liat aja, gue seganteng ini"

Vernon sedikit menyipitkan matanya sebelum menggeleng "Muka lo gak cocok dikatain ganteng"

"Trus, cocoknya apa?"

"Digampar"

"Muka lo!" Teriak Erza lagi

"Jangan marah-marah sayang" Tegur Vernon

"Ini makanan juga kapan masaknya, sih? Udah laper gue" Erza berkomentar, memang tidak pernah ada habisnya topik mereka saat bertemu seperti ini

Vernon melihat ke arah dapur yang tidak memungkinkan. Aroma masakan belum kunjung tercium padahal cacing-cacing di perutnya sudah mengadakan demo besar-besaran yang tidak dapat ditangani oleh pihak kepolisian

"Apa kita nge-gofood aja kali yah?"

Namun, Erza dengan cepat mencegahnya "Lo mau dicoret dari KK?!"

"Gak apa-apa, biar gue bikin KK berdua bareng Keral"

"Natasha, liat deh... Sore-sore gini ada orang yang lagi halu" Aksen berjalan mendekat ke arah ruang tamu-tempat Vernon dan Erza duduk berbincang

Anak 6 tahun yang menggemaskan itu berada di gendongan Aksen dengan manja sambil menatap Vernon "Halu itu apa?"

"Halu itu nafas, sayang. Kalo gak halu kita mati" Jawab Vernon asal

"Abaiin. Okay?" Ucap Aksen, namun Natasha hanya menatap tidak yakin, dan mengganti topik pembicaraan

"Daddy mana?"

FamILY - BrightWinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang