-18- Masalah

715 129 12
                                    

"AKSEN BANGSAT!!!"

Teriakan yang dilancarkan pada ruang kantin yang tengah ramai membuat Erza menjadi pusat perhatian

Ia beruntung di tempat ini tak ada guru, dan suaranya pun hanya terjangkau oleh para siswa

Sang pemilik nama lantas berdiri, menghampiri Erza dengan wajah datarnya

"Lo ngapain, bangsat?"

"Lo yang ngapain!" Erza mengatur nafas, mencoba meredam emosi saat tersadar mereka menjadi pusat perhatian. Sedikit mencondongkan tubuhnya, lalu berbisik "Heh, berudu... Si Vernon bilang lo suka gue"

"Gak usah kegeeran. Sok tau banget"

"Tapi tadi Vernan juga bilang ke gue!"

"Vernan cuma bercanda"

"Vernan gak pernah bohong!"

"Maksa banget lo?" Aksen mengangkat sebelah alisnya "Segitu pengennya lo disukain gue?"

"Gak, bego! Gue cuma mastiin!"

"Sekarang gue kasih lo jawaban pasti, yaitu gak sama sekali" Tegas Aksen pada kalimat terakhir

Erza mengangguk pelan "Yaudah kalo gitu. Tapi, Sen...." Erza memelas. Kali ini rautnya terlihat sedikit lelah dan sedih membuat Aksen mengernyit heran

"Sendal gue mana?"

..☆︎..

Seseorang menyela pemuda yang tengah asik bermain game di handphonenya. Ketika kursi ditarik, mata Vernon langsung beralih dari handphone

Erza duduk di sebelahnya sambil mengusap-usap lengan kirinya

"Lo kenapa?" Tanya Vernon, wajahnya heran memandangi Erza

"Aksen nyubit gue, mana sakit banget lagi"

Aksen?

Jadi, Erza habis menemui Aksen?

Wah, hal yang lebih menarik daripada game. Vernon langsung mematikan handphonenya tanpa memikirkan apa-apa lantas menatap Erza dengan antusias

"Jadi gimana? Kalian udah pacaran?"

"Dibilang juga gue kena cubit, bego!"

"Emang ngapain sampe lo dicubit?"

Erza berdecak, sesaat wajahnya berubah kesal "Gue gak tau sendal gue itu dimana! Padahal gue cuma nanya baik-baik ke Aksen, malah dicubit. Sakit anjir!!!"

Awalnya hanya suara 'Pfft!!' yang keluar dari bibir Vernon namun pada akhirnya, suara tawanya yang terlepas juga "Aksen belum apa-apa udah KDRT duluan"

Erza tersenyum manis pada Vernon, menatapnya penuh sopan dan melancarkan satu kalimat "Wah, beliau ini kalo gelarnya diganti jadi Almarhum akan lebih baik"

"Jangan, anjir! Nanti Keral jadi janda kan gak lucu"

"Kalian belum nikah, goblok!"

"Udah kok"

"Ngomong-ngomong, bolos yuk"

Tawa Vernon, juga senyumannya langsung menghilang. Datar memenuhi rautnya dan pada akhirnya hanya ada suara helaan nafas lelah "Astaga, Erza... Lo emang gak mau tobat yah"

FamILY - BrightWinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang