-17- Kapal baru?

768 118 19
                                    

Class meeting

Acara ini adalah acara yang sangat ditunggu dengan antusias oleh kebanyakan siswa, hingga membuat para pengurus OSIS merencanakannya dari jauh-jauh hari

Berbeda dengan para anggota basket yang membenci rapat. Sial sekali mereka juga dimintai pendapat 'Padahal isinya orang tolol semua' kata Vernon

Ini adalah neraka bagi 5 orang itu

Setelah sekitar satu jam duduk sambil memberikan masukan yang tidak jelas dan sangat tidak berguna, (Agar dikatakan aktif) akhirnya mereka dibebaskan saat rapat dianggap selesai

Vernon dan anggotanya menjadi yang keluar paling awal, kecuali Erza yang masih memilih duduk di dalam ruang OSIS untuk memakai WiFi

Ruangan hanya tinggal menyisakan dirinya, Vernan dan juga satu pemuda yang langsung bergeser ke kursi yang letaknya berada tepat di sebelah kiri Erza

Menyadari hal itu, Erza sontak menatapnya dengan penuh protes "Lah, ngapain duduk di sini? Tempat yang kosong masih banyak!"

Aksen tetap pada tempatnya, fokus bermain handphone tanpa menggubris teriakan anak itu sedikit pun

"Nan, ambil temen lo!" Titah Erza, namun alih-alih menurutinya, Vernan malah tersenyum aneh sambil memandangi keduanya

"Za, Lo mau tau fakta penting gak?" Pertanyaan Vernan dilayangkan begitu ia selesai memastikan bahwa di sini hanya sisa mereka bertiga

Aksen menatap sahabatnya dengan curiga. Namun walaupun begitu, Vernan terus melanjutkan aksinya

"Sebenarnya Aksen itu..."

Tatapannya Aksen kian menajam, mengancam membunuh Vernan lewat tatapannya

"Aksen apa?" Tanya Erza, kepalanya menoleh pada Aksen dan menunjuk-nunjuknya "Wah, jangan-jangan lo yang curi sendal gue yang sebelah kanan?!"

"Bukan, bego!" Umpat Aksen

"MUNGKIN DI MATA LO ITU CUMA SENDAL JEPIT BIASA, TAPI DI MATA GUE ITU BERHARGA BANGET!" Erza mengatur nafasnya ketika tersadar telah terpancing emosi dengan begitu cepat. Suaranya kembali direndahkan

"Kenangannya banyak banget... pas gue jatuh di got dia salah satu saksi yang nemenin gue, gue udah sering jatuh dari motor bareng dia, sendal itu yang bantuin gue lari kalo dikejar Vernon, dikejar anjing, Vernon anjing, itu berjasa banget! Dia satu-satunya cinta dalam hidup gue, Aksen sialan! Ngapain lo buang?!"

Dan pada akhirnya, Erza berteriak tak terkontrol lagi

"Gue bilang bukan gue, tolol! Sendalnya hilang diambil anjing" Jawab Aksen

"Anjingnya lo"

"Udahlah, jangan berantem. Lo juga Za, yang mau gue sampein ke lo bukan tentang sendal"

"Gue gak mau dengar apapun kecuali berita sendal gue!"

Vernan memijat pangkal hidungnya. Mungkin hari ini ia akan gagal memberitahu Erza perasaan sahabatnya

"Lo ya, dasar brengsek! Bisa-bisanya lo asal nyembunyiin sendal orang gitu aja?!" Erza melanjutkan

"Aksen suka sama lo" Vernan yang sudah tidak tahan langsung meneruskan pembicaraannya membuat Aksen menatapnya dengan tatapan yang ingin membunuh

Sementara Erza mematung beberapa saat dengan mulut terbuka, namun ia melanjutkan "AKSEN KENAPA LO GAK BILANG?!"

Aksen mengusap wajahnya dengan kasar "Lo percaya gitu aja sama omongan gak jelasnya Vernan?!"

"IYA, GUE PERCAYA..." Erza menghela nafas dan menggaruk kepalanya dengan gusar "Lo kalo suka sama sendal gue bilang dong. Di pasar banyak, Sen! Lo ngapain nyuri sendal gue?! Mana cuma sebelah lagi"

FamILY - BrightWinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang