Vernon meremas kertas hasil ulangannya lantas melemparkannya ke dinding di hadapannya "Emang tolol!"
Bright dan Win bertukar pandang satu sama lain
"Kemarin kalah basket, sekarang di bawah KKM?!" Vernon benar-benar marah kali ini, pada dirinya dan semua hal yang berhasil mengganggu pikirannya "Besok lo bakal nt dimana lagi, Vernon?!"
"Malu-maluin!" Vernon terus menghardik dirinya sendiri, mengatakan bahwa dirinya tak becus, dan kalimat-kalimat yang tidak pantas lainnya
"Hey, selama Mama sama Papa masih liat perjuangan kamu di sini, gak ada yang bakal malu-maluin apapun hasilnya. Kamu pikir Mama sama Papa selama ini gak pernah merhatiin usaha kamu?" Win memprotes putranya begitu ia menghampirinya
Vernon terdiam. Kehadiran orang tuanya sama sekali tidak ia sadari pada awalnya
Win menangkup wajah sang putra dan meremasnya dengan gemas "Apapun kamu hari ini, siapapun kamu, di mata Mama sama Papa kamu tetap Vernon yang hebat, yang kuat, yang baik, anak yang Mama sama Papa sayang banget"
Bright ikut duduk di sebelah Vernon, merangkul pundak anak itu "Um, usaha yang hasilnya gak muasin bukannya artinya gagal. Ini juga masih ulangan harian, besok bisa coba lagi. Okay?"
Vernon tampak memikirkannya cukup lama dan akhirnya mengangguk, walaupun matanya masih menyimpan begitu banyak kesulitan
"Gemes banget sih! Ayo, kamu jadi bayi lagi!" Ucap Win, mempererat caranya menangkup pipi itu
"Ayo, kutuk Vernon jadi bayi lagi, biar menunya susu terus. Jadi dewasa gak enak, banyak kopinya" Jawab Vernon
Win mengecup keras pipi itu "Ini anak, udah dirawat sampe gede malah minta jadi bayi lagi"
Vernon terkekeh rendah
"Heh, ngapain cuma ngerespon kayak gitu?! Ayo, pancing emosi mama lagi!" Ajak Win "Mama gak suka yah kalo kamu yang jadi kalem kayak gini!"
Vernon meregangkan tubuhnya "Tau ah Ma, capek"
"Jangan pernah berhenti bar-bar di depan Mama, awas kamu!"
Vernon menggeleng lemah "Um, gak tau, gak janji"
"Itu guru yang bikin kamu remed siapa?! Biar Mama datengin rumahnya!"
"Eh, calm down..." Bright menarik tangan istrinya yang sudah beranjak dengan emosi
"Bisa-bisanya tuh orang bikin anak kita badmood... Kita di rumah udah mati-matian semangatin anak-anak, dia malah dengan santainya ngasih nilai merah?!" Win menggerutu
"Ma, itukan salah Vernon yang kurang berusaha" Vernon menegur ibunya, membuat orang tuanya langsung termenung
Biasanya Vernon juga tidak mau disalahkan
Mengapa sikapnya tiba-tiba berubah drastis seperti ini? Sebegitu besarnya kah nilai ini untuk Vernon?
"Vernon pamit keluar, yah. Ada pertemuan di sekolah" Vernon bergegas pergi setelah menyampirkan jaket di bahu kanannya
..☆︎..
Langkah Vernon langsung berhenti menyadari bukan hanya anak basket yang ada di rooftop, melainkan para pengurus OSIS beserta ketua dan wakilnya
Vernon melirik Keral dengan ragu-ragu sebelum ia memutar tumit dan pergi "Gue cari minum dulu"
"Lah, baru datang langsung pergi lagi?" Protes Keenan si anggota basket termuda
Keral memantau Vernon lewat ekor matanya... Menyadari tingkah aneh anak itu, ia ikut berdiri secara tiba-tiba yang membuatnya mendapatkan tatapan heran dari orang-orang di sekitarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
FamILY - BrightWin
FanfictionRusuhnya keluarga Chivaaree masih berlanjut... Win yang absurd, Vernon yang biadab, Vernan yang terlalu baik, dan Bright yang membiarkannya ⚠️Cerita ini cuma buat lucu-lucuan aja yah, gak bakal ada konflik berat. Kalo mau nyari yang drama silahkan b...