Suasana ruang keluarga begitu indah melebihi kapal pecah yang selalu Win temui. Ia berkacak pinggang melihat kemasan cemilan berserakan di mana-mana bersama kabel-kabel yang menghalangi jalan
Kalimat teguran, saran, dan umpatan telah terangkai dengan sempurna di otak Win, namun ia mengurungkan niatnya untuk menyuarakan, kepalanya mendongak untuk meredam emosinya...
Ia berusaha tersenyum saat tatapannya kembali ke arah sang putra
"Sayang, ini kamu ngapain?"
"Ngerjain makalah Ma" Jawab Vernon tanpa memindahkan sorotnya dari laptop
"Kenapa gak ngerjain di kamar?" Tanya Win dengan tingkat kesabaran yang cukup hebat
"AC di kamar Vernon mati" Jawab Vernon lagi, sedikit menggumam
"Serius?"
"Iya, Ma. Vernan habis cek sendiri" Sekonyong-konyong anak tampan Win yang lain datang membela saudaranya
Begitu Vernan sampai pada ruang keluarga, langkahnya melambat melihat ruangan yang telah disulap Vernon menjadi kapal pecah
Ia geleng-geleng
"Nanti suruh Papa kamu perbaikin ACnya"
Vernan mengernyit "Emang Papa bisa?"
"Bisa-bisain aja lah, daripada manggil tukang AC, keluar duit lagi" Ucap Win sambil mengelus perutnya
Vernan hanya terkekeh, mendudukkan dirinya dan melihat lembaran kertas yang selesai diprint Vernon
"Habis ini, sampahnya dipungut yah"
"Siap, komandan!" Vernon memberikan hormat
"Habis pakai stop kontak juga dicabut, jangan kayak Papa kalian yang setiap selesai gak bakal dicabut kalo gak disuruh" Ucap Win sambil melenggang pergi
Terlalu ambigu hingga Vernon dan Vernan harus bertukar pandang
"Kita bicarain stop kontak, kan Ma?" Tanya Vernon
"Oh, kalo itu lain"
Jawaban Win membuat Vernan menulikan pendengarannya. Sementara saudaranya itu tertawa keras, Vernan hanya pura-pura tidak tau apapun
Melihat pemandangan itu, Vernon segera memukul punggung saudaranya "Kalo mau ketawa, ketawa aja! Gak usah ditahan-tahan"
Vernan menolak.
"Bertingkah terlalu polos kadang bikin lo keliatan bego"
"Gak usah mikirin gue. Mending pikirin aja diri lo sendiri" Gumam Vernan, membuat Vernon memasang wajah bingung seketika
"Kenapa tiba-tiba harus mikirin diri gue sendiri?"
"Soalnya Keral mau ditembak orang lain besok"
Mata Vernon membesar, nyaris keluar dari soketnya pengaruh terkejut "Cecunguk mana yang berani ganggu istri gue?!"
"Ada, siswa dari kelas gue. Dia sama teman-temannya habis ngatur rencana buat nembak keral di lapangan"
Vernon berdecak, ia pura-pura tidak khawatir walaupun perasaan itu membuncah di dadanya bersama dengan rasa emosi yang menumpuk "Cara nembaknya udah pasaran"
"Cara dia nembak gak bakal ngaruh. Yang penting di sini cuma jawabannya Keral"
Vernon meneguk salivanya dengan kasar. Seketika fokusnya untuk laptop di hadapannya hancur begitu saja
Saat rasa gusar itu semakin merambat, Vernon menjadi resah. Ia tak tahan lagi dan segera berlari ke kamarnya untuk mengambil jaket dan kunci motor
..☆︎..
KAMU SEDANG MEMBACA
FamILY - BrightWin
FanfictionRusuhnya keluarga Chivaaree masih berlanjut... Win yang absurd, Vernon yang biadab, Vernan yang terlalu baik, dan Bright yang membiarkannya ⚠️Cerita ini cuma buat lucu-lucuan aja yah, gak bakal ada konflik berat. Kalo mau nyari yang drama silahkan b...