Happy Reading!
-_-
"M-mahesa?"
Pintu kembali di didobrak membuat Nara terlonjak kaget. "Astaga Nar, lo kenapa hm?" tanya Mahesa yang terkejut melihat Nara duduk meringkuk di ujung toilet, dengan penampilannya yang berantakan. Tak lupa dengan luka di sekujur lengannya.
"Nar," panggil Mahesa lagi.
"A-aku nggak papa, Sa," alibinya, tak berani menatap Mahesa.
Mahesa Zale Vasilio, ketua OSIS SMA Kalingga. Seseorang yang menjadi teman akrab Nara beberapa hari ini selain Vivian dan Beryl. Cowok itu berjongkok, mengangkat tubuh Nara ala bridal style, karena Nara tak kunjung bicara dari tadi.
"Diem," gertak Mahesa rendah melihat Nara yang akan protes. Koridor mulai menyepi, karena bel istirahat selesai sudah berbunyi. Mahesa masuk ke ruang UKS, membaringkan tubuh Nara ke brankar yang tersedia.
Dokter yang bertugas di UKS pun mencoba memeriksa luka di lengan Nara. "Apa tangan kamu tadi terkena lemparan kaca? Dan kulit kamu memerah karena luka bakar, apa yang sebenarnya terjadi Nak?" tanya Dokter mencoba mencari tahu apa yang sudah dialami Nara.
Tatapan sayu Nara berpindah ke Mahesa yang bersedekap tangan sambil memandangnya tajam. Bukannya apa, Mahesa sangat khawatir dengan keadaan Nara, namun gadis itu malah sama sekali tidak peduli.
"A-ku nggak sengaja numpahin baksoku tadi, Dok," jawabnya dengan terbata-bata. Dahi Mahesa mengernyit heran. "Lo? Sejak kapan lo suka bakso Nar? Jangan coba bohong sama gue," tekannya.
"Sudah-sudah, biarkan saya obati luka kamu dulu. Kamu carikan saja baju ganti untuk dia ya Sa," ucap sang Dokter menengahi.
Nara menghela nafas lega saat Mahesa keluar dari ruang UKS walau dengan wajah masam.
🦅🦅
"Naraa! Lo tuh ya, ditinggal bentar aja udah kaya gini, gimana sih?" omel Vivian saat melihat keadaan Nara yang mengenaskan.
Tentu saja Mahesa yang memberitahu keadaan Nara pada Vivian dan Beryl. Agar membantu menenangkan Nara yang agaknya masih shock.
"Nih baju ganti buat lo, gue tunggu diluar," ucap Mahesa menyerahkan satu stel seragam baru pada Nara.
Gadis itu menerimanya dengan senyuman kecil. "Makasih ya Sa. Besok aku ganti uangnya," ucapnya tulus.
"Nggak perlu, buruan gih biar dibantu Vivi sama Beryl," sahut Mahesa seraya mengusap lembut rambut Nara.
Setelah Mahesa keluar, Nara mulai mengganti bajunya dibantu oleh kedua sahabat itu. "Nar, kok lo bisa kaya gini sih? Jangan bilang kalau lo.... dibully?" tanya Beryl tak yakin.
Detak jantung Nara berpacu lebih cepat. Jika ia mengadu soal masalahnya dengan Gravi, bisa saja Vivian membocorkannya pada Nuel. Tapi... bukankah semua siswa juga sudah tahu insiden antara dirinya dan Gravi tadi?
"G-gravi yang buat aku jadi kaya gini," lirihnya penuh sesak, masih terluka jika mengingat kejadian tadi.
"H-HAH?" pekik Vivian dan Beryl bersamaan. "Maksut lo? Gila... si Gravi bully lo sampai kaya gini?" tanya Vivian tak percaya.
"Wah, kita harus lapor sama---"
"Nggak, Vi. Jangan bilang ini sama siapapun, termasuk Mahesa," mohon Nara dengan mata berair. Bukannya dia membela Gravi, namun dia tak mau berurusan lebih jauh dengan cowok itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/329281618-288-k960128.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITASI : BAD HUSBAND [END]
Teen FictionLove and Revenge Hamil seorang anak dari pembully-nya sendiri? Hidup Kanara Audrey Valentiorus yang awalnya baik-baik saja tiba-tiba hancur saat dirinya berurusan dengan Gravitasi. Gravitasi Caesar Leonides, si 'iblis tampan' yang menderita DID (Dis...