11 - You okay, Kanara?

184K 13.7K 2.5K
                                    

Happy Reading!

-_-

Selesai mengemasi barang dalam kopernya, Nara berkali-kali menghembuskan nafas berat. Meninggalkan rumah, kamar, dan Abang yang setiap hari menemaninya, membuat Nara semakin runyam.

"Kamu, udah selesai?" suara Arion mengintrupsi lamunan Nara.

Tanpa menjawab, perempuan muda yang tengah hamil itu langsung memeluk erat tubuh Arion. Mendapat perlakuan seperti itu, Arion membalasnya tak kalah erat.

"Maafin Nara udah buat Abang kecewa," ucapan Nara teredam karena isakan tangisnya.

Arion tersenyum kecil. "Abang tau ini bukan murni kesalahan kamu Nara. Sekarang Gravi yang akan bertanggung jawab sama kamu, patuh sama dia, Ra. Dia suami kamu," pesan Arion.

Ya, Nara hampir lupa akan fakta bahwa dia adalah istri Gravi.

"Abang nggak akan lupa sama Nara kan? Nara tetap jadi adik kesayangan Abang kan?" pertanyaan bertubi-tubi itu keluar dari bibir mungil Nara.

"Sampai kapanpun, kamu akan tetap jadi kesayangan Abang, Ra," ucapnya diakhiri tawa. Selanjutnya, Arion membantu membawa koper besar Nara ke bawah, di sana ada Gravi yang baru datang setelah mengambil mobilnya.

"Abang...," rengek Nara seperti ingin menangis.

"Sstt... nggak papa, ada Abang di sini," tenangnya.

Gravi tertegun sebentar, melihat kehangatan yang tercipta antara Arion dan Nara, membuat hatinya sedikit terenyuh.

Gravi.. belum pernah merasakan itu.

"Saya mau kamu menjaga Kanara seperti kamu menjaga diri kamu sendiri, Gravi. Jangan membiarkannya terluka, atau saya akan membawanya kembali," pesan Arion terkesan memperingati.

Gravi mengangguk kecil, lalu mengambil tangan Arion untuk bersalaman. Menjinjing koper Nara dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil.

"Nara bakal rindu Abang," ucap perempuan itu sebelum masuk ke dalam mobil Gravi.

Arion menatap kepergian mereka dengan nanar. Semua ini terlalu cepat baginya, padahal sangat disayangkan masa depan Nara masih sangatlah panjang.

Namun Arion harus apa, menghakimi perempuan itu justru membuatnya semakin terpuruk dan dia tidak mau membahayakan bayi yang ada dalam kandungannya. Arion tahu semua ini tidak lah mudah bagi Nara menerimanya.

Setidaknya Gravi ada untuk Nara, walau Arion sedikit tak yakin. Tapi dia tahu, Gravi adalah sosok yang bertanggung jawab, dilihat dari latar belakangnya sebagai pebisnis sukses di usianya yang baru menginjak delapan belas tahun.

Sementara itu hanya terjadi keheningan sepanjang perjalanan. Nara lebih memfokuskan dirinya ke luar jendela mobil, dan Gravi yang terlihat sangat acuh.

Tak lama mereka sampai, dengan cekatan cowok itu mengambil alih koper Nara, membuat perempuan itu memghembuskan nafasnya lelah.

Ayolah, mereka baru sehari menjadi sepasang suami istri, namun Gravi bahkan tidak mau bicara dengannya.

Kembali ke apartemen itu lagi, dimana kejadian naas itu kembali terngiang di benak Nara. Rasanya masih menakutkan, dan mungkin akan menjadi trauma seumur hidup bagi Nara.

Namun perempuan itu kini harus terbelenggu di tempat sialan itu. Bersama Gravi dan calon anak mereka.

"G-gravi.. kamar aku dimana?" tanya Nara yang memberanikan diri untuk bertanya.

Gravi menoleh, menatap tajam Nara. "Cuma ada satu kamar di apart ini, terserah lo mau tidur dimana," balas Gravi datar.

Nara meneguk salivanya kasar, jawaban Gravi tak memberinya kemudahan.

GRAVITASI : BAD HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang