Happy Reading!
-_-
"Gra, bahan makanan di kulkas habis, boleh anterin aku ke supermarket nggak?" tanya Nara pada Gravi yang baru saja selesai mandi.
Cowok itu menengok jam, hari belum terlalu sore untuk pergi belanja. "Oke, bentar gue ganti baju dulu," balas Gravi dengan intonasi datar.
Wajah Nara langsung berubah cerah, perempuan itu bergegas untuk siap-siap juga. Takut Gravi akan menunggu lama.
Setelah memoles make up tipis, perempuan itupun keluar dan mengunci rumahnya. Menyusul Gravi yang sudah lebih dulu ke garasi untuk memanaskan mobil.
"Padahal aku pengen jalan sama kamu pakai motor," keluh Nara lesu. Mengerucutkan bibirnya karna Gravi memilih memakai mobil saat pergi dengannya.
"Kita kan mau belanja, lagipun ini udah sore, gue nggak mau lo kedinginan. Janji gue bakal bawa lo besok ride pakai motor, oke?" ucap Gravi memberi penawaran.
Meskipun masih sedikit kesal, Nara tetap masuk ke dalam mobil dengan wajah masamnya.
Alunan lagu you're gonna live forever in me, mengalun indah di tengah keheningan perjalanan. Tak ada obrolan sepanjang mobil melaju, membuat Nara membuang pandangannya ke luar jendela mobil.
"Langitnya cantik ya, Ra," ungkap Gravi tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan.
Nara menatap lamat wajah Gravi yang tersenyum kecil, "Mereka memang terlalu indah buat dilewatin, Gra."
Entah apa yang Nara pikirkan, tapi maniknya hanya terpaku pada Gravi yang sudah menggigit bibir dalamnya, menahan semburat pada pipinya yang sudah tersadar akan tatapan Nara.
"Lo, mau kasih nama salah satu anak kita tentang langit yang cantik itu?" tawar gravi mengalihkan pembicaraan.
"Aku mau, tapi lucu nggak sih Gra? Kaya nama kamu, Gravitasi, awalnya aku nggak percaya kalau nama itu ada, tapi waktu lihat kartu identitas kamu, ternyata ada juga ya nama yang unik kaya gitu," celetuk Nara.
Keduanya hanyut dalam obrolan ringan yang sedikit menghibur. Setidaknya menggambarkan bahwa hubungan keduanya baik-baik saja sampai saat ini.
"Lo tahu identitas gue dari mana? Cenayang ya lo?" tuduh Gravi dengan mata memicing.
"Ish apaan sih, nggak ya!" ketus Nara lalu memukul pelan lengan Gravi. Sepertinya perempuan itu memang memiliki love language physical attack, makanya Gravi seringkali menjadi objek sasarannya untuk ia pukul.
"Nama kamu kan sering ada di buku catatan Bu Yesi, makanya aku tahu. Lagian ya, nama kamu aja Gravitasi, kelakuan bandel kamu bisa narik banyak cewek buat mereka kagum sama kamu. Tapi anehnya, kenapa aku nggak pernah lihat kamu jalan sama cewek manapun?" tanya Nara yang penasaran.
Bukannya GR atau apa, tapi benarkah Nara sampai mencari tahu tentang hubungan asmaranya?
"Lo tahu nggak gue pernah dikatain gay sama Nuel?" cetus Gravi membuat Nara menatapnya cengo.
Cowok itu memberhentikan mobilnya tepat saat lampu merah di depan menyala, memfokuskan pembicaraannya pada Nara yang sudah siap menyimak.
"Gue emang brengsek. Tapi gue nggak pernah deket sama cewek manapun, dan satu hal yang harus lo ketahui, lo adalah cewek pertama yang punya hubungan sama gue," papar Gravi menjelaskan.
"Masa sih Gra? Kamu tuh famous banget loh di sekolah, kenapa nggak ada satupun cewek-cewek yang kamu suka?"
Alis Gravi menukik tajam, tak terima jika Nara meragukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITASI : BAD HUSBAND [END]
Teen FictionLove and Revenge Hamil seorang anak dari pembully-nya sendiri? Hidup Kanara Audrey Valentiorus yang awalnya baik-baik saja tiba-tiba hancur saat dirinya berurusan dengan Gravitasi. Gravitasi Caesar Leonides, si 'iblis tampan' yang menderita DID (Dis...