28 - Leave or Stay

134K 10.2K 1.3K
                                    

Happy Reading!

-_-

"Gue dulu, El, minggir nggak!"

"Awas Vi, gue sama Remon mau masuk!"

"Nggak boleh, Nara temen gue harusnya ya gue dulu dong!"

"Nara ibu ketua gue, yaudah gue dulu dong!"

"Bisa diem nggak lo berdua?" tegas Damian yang sudah merasa kesal karena Vivian dan Nuel terus saja bertengkar.

Mendengar nada jengkel Damian, semua mendadak senyap. Apalagi Gravi yang sudah menghampiri mereka di depan ruang inap Nara.

"Ngapain kalian ke sini?" tanya Gravi dengan malas, tahu inti Revicks akan menghancurkan suasana tenang yang ada.

"Mau jenguk Bu Ketua lah, ya kali jenguk lo," jawab Nuel tak kalah sinis.

Gravi memutar bola matanya jengah, lalu membuka pintu lebih lebar agar mereka tak berebutan lagi.

"Nara sayang! Aunty rich datang lagi, yuhuu!" pekik Vivian heboh.

Inti Revicks menutup telinga mereka mendengar lengkingan Vivian yang memekikkan. Sedangkan gadis itu hanya cengengesan tak jelas melihat tatapan sekitar yang serasa ingin membunuhnya.

"Sayang, mulut kamu tuh ya," tegur Nuel kesal.

Nara yang tengah berbaring di ranjang itu terkekeh kecil, melihat keributan yang setiap hari selalu inti Revicks ciptakan.

"Gimana keadaan lo? Kecebongnya Gravi baik-baik aja kan?" tanya Beryl.

"Aman kok, si kembar sehat-sehat aja," balas Nara.

"Kembar? What?! Kecebong Gravi emang bibit unggul, woy!" seru Remon dramatis.

Gravi yang disebut namanya langsung menjitak kepala Remon dari belakang. Cowok itu memilih duduk di samping Nara, dan membantu Nara untuk bersandar di ranjang juga.

"Nih, spesial buat bumil. Jangan sakit lagi ya, Nar. Kita khawatir sama lo," ungkap Ares sembari menyerahkan sebuah boneka pinguin yang super besar, lengkap dengan buket bunga yang ada di sana.

Dengan wajah berbinar, Nara menerima pemberian inti Revicks. Perempuan itu terlihat sangat senang, terbukti dengan lengkungan di bibirnya yang juga tak reda sedari tadi.

"Bagus banget, makasih semua," balas Nara senang.

Perempuan itu kembali memeluk boneka barunya, melihat itu Gravi menjadi sedikit tenang. Setidaknya, Nara tidak terlalu memikirkan dengan kejadian di sekolah tadi.

Inti Revicks memilih duduk di sofa dan sebagian di bawah, mengambil camilan yang mereka beli untuk dinikmati sendiri.

"Definisi dimanapun bisa jadi Markas kalau ada Bapak negara," celetuk Nuel.

Dengan santainya cowok itu menyalakan televisi di ruang rawat VIP milik Nara. Tentu saja, Gravi ingin Nara mendapatkan pelayanan dan perawatan yang terbaik.

"Gravi?" panggil Nara pada cowok yang duduk di sebelahnya itu.

Gravi menoleh dengan semburat merah pada wajahnya, entah kenapa ketika Nara memanggilnya dengan lembut, Gravi selalu salah tingkah.

"Huh?" cowok itu menaikkan sebelah alisnya, tanda bertanya.

"Kamu makan dulu gih. Dari tadi kamu belum bersih-bersih atau makan sekalipun, mumpung masih ada anak-anak lain di sini, kamu istirahat ya," nasihat Nara. Jiwa keibuannya muncul, apalagi melihat wajah Gravi yang sayu karena seharian ini dia menjaga Nara sendirian.

GRAVITASI : BAD HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang