Happy Reading!
-_-
Hidup dengan lingkungan yang tidak menguntungkan, tidaklah mudah bagi seorang Kanara. Dulu, kehidupannya memang terbilang sangat layak dan berkecukupan. Papa, dan saudara-saudaranya saling menyayangi.
Keretakan dimulai karena sang Papa lebih memperhatikan Nara, daripada anaknya yang lain. Reiga tidak pernah memberitahukan alasan mengapa ia memperlakukan Nara secara khusus dan lebih daripada kembarannya. Sebab itu lah sejak saat itu, Nara dan Arion hidup dalam kebencian sang Mama.
Selena Sherianne, Mama dari Nara dan Arion pun merebut seluruh warisan dari Reiga setelah pria itu dinyatakan hilang dalam kecelakaan. Sampai sekarang, jasadnya tak pernah ditemukan, sebab itulah, Nara tidak tahu harus kemana ketika dia merindukan Reiga.
Sebab, gundukan makam sebagai peristirahatan terakhir saja tidak pernah ada. Lantas, Nara harus menyimpan tumpukan rindu dalam hatinya sendiri.
"Ma, dia benar-benar mati," ucap gadis itu kepada Selena yang tengah menyisir rambutnya.
Selena berbalik, menatap dua orang di belakangnya dengan senyuman miring yang tercetak. "Dia sendiri yang memilih opsi mati, sayang. Seandainya dia tak muncul di hadapan kita maka nasibnya tak akan se-sial itu," ucapnya angkuh.
Wanita itu berdiri, mengusap lembut kepala sang putri. "Bersiaplah untuk besok, Sayang. Kamu akan memasuki duniamu yang baru."
"Dan misi kita selanjutnya, adalah menghancurkan Kanara."
🦅🦅
Hampir sepanjang hidupnya Nara habiskan bersama Arion. Dia adalah sosok Abang yang paling sempurna yang pernah Nara temui. Arion satu-satunya orang yang tidak pernah meninggalkannya disaat seluruh dunia membencinya.
Dan kehilangan Arion, adalah salah satu mimpi buruk yang selalu Nara hindari. Tapi hari ini, dia harus menyaksikan tubuh sang Abang yang sudah terbujur kaku tanpa nyawa.
Baru beberapa saat lalu Gravi memberitahukan hal ini, hidup Nara langsung benar-benar hancur. Dunia boleh berubah, semua orang boleh pergi, tapi satu hal yang harus tetap bertahan, yaitu Arion.
Tangan mungilnya mengenggam bunga mawar putih terakhir yang sudah hampir layu. Wajahnya sembab dan terlihat penuh luka. Bahkan Vivian dan Beryl yang mendengar kabar buruk itu langsung datang ke rumah Nara, dan mereka pun tak bertanya tentang adanya Gravi dan Inti Revicks yang juga berada di sana.
Gravi turut turun ke liang lahat, menerima tubuh Arion di bawah. Sebuah kepercayaan besar yang Arion bebankan pada pundaknya, yaitu menjaga Nara sampai akhir.
Pandangan kosong Nara menengadah ke gundukan tanah yang masih basah itu, matanya memang tak lagi mengeluarkan air mata. Namun rasa nyeri pada dadanya, tak bisa ia hindari lagi.
Tangan Vivian masih setia mengusap punggungnya, perempuan itu mengeratkan peluknya pada diri sendiri.
"Selamat menikmati tidur yang panjang ya, Abang," ucapnya terakhir kali sebelum rombongan meninggalkan area pemakaman.
"Terimakasih sudah menjadi Abang yang paling sempurna di hidup Nara."
Gravi mengambil alih Nara dari Vivian dan Beryl. Inti Revicks memberikan kode kepada keduanya untuk diam dan tak bertanya. Dengan lembutnya, Gravi merengkuh pundak Nara yang lemas.
"El, itu beneran Gravi?" tanya Vivian cengo. Pasalnya Gravi terlihat berbanding terbalik dengan Gravi yang selalu ia lihat di sekolah. Cowok itu bahkan tak segan memeluk Nara sedari tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITASI : BAD HUSBAND [END]
Dla nastolatkówLove and Revenge Hamil seorang anak dari pembully-nya sendiri? Hidup Kanara Audrey Valentiorus yang awalnya baik-baik saja tiba-tiba hancur saat dirinya berurusan dengan Gravitasi. Gravitasi Caesar Leonides, si 'iblis tampan' yang menderita DID (Dis...