02 - Perjanjian

177K 12.9K 405
                                    

Happy Reading!

-_-

Nara tengah menyusuri koridor belakang sekolah. Niatnya tadi ingin ke kamar mandi, meninggalkan Vivian dan Beryl yang sedang makan di kantin.

Langkah demi langkah ia lewati, sampai akhirnya Nara merasa ada seseorang yang memperhatikannya dari belakang. Suasana koridor belakang memang tergolong sepi walaupun pada jam istirahat seperti ini.

Nara kembali berjalan namun akhirnya..

Sret!

"Aaa--Hmmpp," tubuh Nara terhuyung karena sebuah tarikan yang membawanya ke gudang belakang. Nara tidak bisa melihat dengan jelas siapa yang membawanya, namun ia bisa merasakan dada bidang seorang lelaki dengan aroma citrus yang menyeruak.

Brugh!

Nara meringis nyeri kala merasa punggungnya terhempas di pintu besi yang keras. Dengan sekujur tubuh bergetar ketakutan, gadis itu berusaha bangkit. Namun cengkraman kuat di lehernya membuat Nara terpaksa berdiri.

Tatapan elang itu, tato naga di lengannya. Dan pearching di telinga kanannya. "G-gravitasi?" lirih Nara dengan suara tersendat. Tangannya terangkat berusaha melepaskan Gravi yang tengah mencekik lehernya.

Kedua manusia itu sempat bertatapan, Nara semakin sayu, pasukan oksigen di dadanya semakin habis. Dan pada saat itulah Gravi mengendurkan cengkramannya. Baru saja ingin berlapas lega, kedua lengan Gravi sudah mengungkung Nara sampai gadis itu terhimpit antara tembok dan dirinya.

Gravi merendahkan tubuhnya, menatap tajam Nara yang masih diam ketakutan. "Lo tau dua kesalahan yang lo lakuin hari ini?" tanyanya dengan nada memperingati.

Nara menggeleng ragu namun dengan mata yang masih menatap pahatan wajah Gravi. "Mata kotor lo--"

"--udah berani membalas tatapan gue," tekannya.

"Dan kedua, lo bikin tubuh gue luka, motor gue rusak, kira-kira hukuman apa yang pantas buat lo, hm?" tanyanya menyeringai.

"S-soal s-semalam, aku m-minta maaf," balas Nara dengan menahan tangis.

"A-aku bakal ganti rugi G-gra," lanjutnya membuat Gravi menahan tawa.

"Lo? Mau bayar pakai apa, hm? Harga diri?" Gravi memandang gadis di depannya ini dengan tatapan merendahkan.

"Gravi!" sentak Nara yang merasa tak terima. Sebulir air mata jatuh di pipi gadis itu. "Kenapa? Apa yang gue bilang bener kan? Gadis miskin kaya lo bisa sekolah di sini karena hasil ngejalang lo, right?"

Plak!

Dengan berani Nara menampar Gravi, membuat pipi cowok itu berdenyut nyeri. "Kesalahan aku cuma buat kamu jatuh semalam kan? Kamu nggak harus menjelekkan harga diri aku, Gra! Lagipun kita nggak saling mengenal, jangan suka beropini buruk tentang aku!" gertaknya dengan dada naik turun, menahan emosi.

Rahang cowok itu mengeras, gadis ini berani menamparnya? Bravo! Hidup Nara tidak akan aman lagi setelah ini.

"Nggak usah marah kalau gue berbicara soal fakta. Sekarang, lo ganti rugi atau kehidupan lo di sekolah ini nggak akan tenang," ucap Gravi memberi Nara pertimbangan.

Nara menghela nafasnya, darimana dia akan mendapatkan uang? Bahkan gajinya sebagai pelayan kafe tidak akan cukup untuk membayar ganti rugi motor Gravi yang terbilang sangat mahal itu.

"Kenapa, hm? Lo nggak mampu bayar kan?" tebak Gravi melihat keterdiaman gadis itu.

"Kalau begitu, cukup jadi babu gue selama seminggu, dan gue anggep semuanya lunas gimana?" tawarnya pada Nara.

GRAVITASI : BAD HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang