2.Pembalasan sang ketua

22 7 2
                                    

~If you fall, you have to get up yourself, really no one will really help you~

°-°°-°°-°

Setelah jam pelajaran selesai, waktunya istirahat. Pelangi segera merapikan peralatan belajarnya dan ia sangat tidak sabar untuk pergi ke kantin. Sebentar ia menoleh ke arah teman sebangkunya itu yang ternyata masih tidur. Sejak selesai berdebat dengan cowok itu tadi, cowok itu terus saja tertidur hingga Jam pelajaran selesai. Beruntung ia mendapat tempat duduk di pojok kelas jadi ia bisa tidur seenaknya tanpa di lihat guru. Tak sampai disitu, teman yang berada di depannya juga bertubuh besar sehingga bisa menutupi tubuh pria tampan itu. Sungguh lengkap sudahlah kenyamanan.

Pelangi tak berniat membangunkannya karena ia tidak mau cari masalah dengannya. Pelangi tau bahwa cowok aneh ini bermasalah. Ia pun hendak melangkah meninggalkannya,tapi terhenti karena tangannya dicekal.

"Lepasin." Ucap Pelangi mencoba bersikap tenang. "Ngapain sih cowok nyebelin ini bangun" batinnya. Tetapi laki laki itu malah mengeratkan genggaman. "Apaan sih.."Pelangi menepis tangan cowok itu dengan kasar hingga terlepas.

"Lo mau apa sih? Jangan cari masalah sama gue...Apa lo mau gue aduin Lo sama bokap gue biar Lo di laporin kepolisi?" Ancam Pelangi penuh amarah.

Mendengarnya Rain malah tersenyum kecut. Sangat jelas bahwa ia tidak takut dengan ancaman Pelangi. "Aduin! Kalau Lo masih hidup".

Deep. Pelangi begidik ngeri.

Pelangi tak habis pikir, bagaimana pria ini bisa mengatakan kata mengerikan itu dengan begitu mudahnya.

"Oh." Balas Pelangi se menyebalkan mungkin agar pria itu kesal sendiri. Namun pria itu malah tertawa.
"Lo sedikit beruntung, karena gue suka lo ada di samping gue. Maybe 2 hari?"

Pelangi pun menjulurkan lidahnya pada Rain. "Gue gak tau sama ancaman lo itu".
Pelangi pun pergi melenggang pergi tidak peduli dengan ucapan Rain. Tapi ucapan Rain tadi hanya dianggap angin lalu baginya.

*

Sesampainya di kantin Pelangi sedikit merasa canggung karena ia baru pertama kali datang ke sini, terlebih ia belum mendapatkan teman baru. Perlahan ia berjalan menghampiri sebuah kursi kosong yang di sampingnya terlihat seorang gadis seusianya sedang duduk. Ia terlihat seperti gadis pemalu dan cukup cantik. Ketika Pelangi mendudukkan dirinya di kursi itu,gadis itu tampak kaget dan ketakutan. Pelangi yang melihatnya cukup heran dan mencoba untuk bicara kepadanya.

"Hai, kenalin gue Pelangi. Gue itu siswa baru disini. Em..kalau nama lo siapa?" Tanya Pelangi dengan ramah sambil menyunggingkan senyum manis.

Mendengar Pelangi bicara, gadis itu perlahan mengangkat kepalanya ragu. "Aa..ku Charina," jawab gadis itu terlihat sedikit takut. Mendengarnya Pelangi kembali tersenyum.

"Nama yang indah," pujinya.

"Terimakasih," balas Charina sudah mulai berani tersenyum.

"Kalau boleh tau, lo kelas berapa?" Tanya Pelangi sembari menelisik interior setiap dudut kantin yang begitu mewah. Ia bahkan melupakan tujuan utamanya datang ke sini.

"Kelas 11 IPA 1," jawabnya.

Pelangi terkejut, "seriusan...jadi kita satu kelas dong...gue seneng banget deh." Tak disangka mereka adalah satu kelas. Kemudian Pelangi meraih tangan Charina.

"Lo mau gak jadi teman gue, kebetulan gue itu belum punya teman.. mau yah?" Pelangi mengguncangkan tangan Charina penuh semangat. Ia sangat gembira karena akhirnya ia bisa punya teman.

"Tee..ntu..." jawab Charina cukup canggung. Karena memang selama ini Charina juga belum mempunyai teman. Charina adalah gadis pemalu yang tidak terbuka dengan orang lain. Tapi entah kenapa ia merasa nyaman dengan Pelangi.

RAIN (Pelangi Di saat Hujan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang