3.DAREDEVIL

24 8 2
                                    

~ Bullshit when you said you liked me~

°-°°-°°-°

Rain dan Pelangi kini berada di depan sebuah gudang sekolah yang terlihat sudah tidak terpakai. Rain terus saja menarik tangan Pelangi membawanya sesuka hatinya tanpa memikirkan Pelangi yang sesekali meringis kesakitan.

"Lo ngapain bawa gue ke sini?" Pelangi yang sedari tadi kebingungan pun akhirnya bertanya. Tapi naas Rain sama sekali tidak menggubrisnya.

Perlahan mereka memasuki gudang itu. Pelangi dibuat terkejut bukan main dengan isi gudang itu yang tertata rapi dan terlihat sangat unik. Tempat itu bisa dibilang seperti rumah karena memiliki perabot yang cukup lengkap.

Ya..itu adalah markas dari geng motornya Rain. DAREDEVIL. Itulah nama geng motornya.Nama itu terlihat jelas di lukis indah di dinding ruangan tersebut.

Pelangi dibuat terkejut lagi karena disana terdapat beberapa pria yang sedang duduk di sofa.

"Duduk disana." Perintah Rain ketus. Melihat kedatangan mereka atensi orang yang ada di sana tertuju pada mereka.

"Bos...Lo bawa cewek?" Seorang laki laki yang sedang makan itu bertanya dengan ekspresi kaget. Memang iya... Rain memang tipe orang yang tidak pedulian sama perempuan meskipun fans nya banyak,tak seorangpun yang berani mengusiknya atau ia akan di beri pelajaran karena telah berani mengusik ketenangan cowok itu.

"Buta lo?" Jawabnya ketus.
Rain berjalan kearah sofa dan duduk sejenak diikuti oleh Pelangi.

"Halo semuanya." Sapa Pelangi yang sangat senang sekali bisa bertemu dengan teman sekelasnya disini. "Em...lo Baim kan? Yang tadi  ngomong di kelas pas gue perkenalan?" Pelangi mencoba mengajak bicara teman temannya. Jangan lupakan sikap mudah bergaulnya Pelangi.

"Iya benar...Lo ingat gue aja....yaiyalah kan gue ganteng makanya gampang di ingat." Baim berlagak sok keren hingga membuat teman yang di sampingnya menatapnya jijik.

"Sana..." Rain melepaskan tangan Pelangi kasar dan menyuruhnya duduk di sofa.

"Kok lo kasar banget sih,kalo aku terluka gimana?" Pelangi sudah mulai kesal melihat perlakuan Rain. Sungguh, Pelangi sangat tidak suka dengan kekerasan. Terlebih hidupnya yang selalu berlimpah kasih sayang.

"Berisik,, udah mau mati juga."

"Sembarangan kalo ngomong, emangnya lo itu Tuhan?" Meskipun sudah diancam demikian tapi Pelangi tidak takut. Teman Rain yang ada di ruangan itu sudah mulai takut, mereka tau jika Rain tidak akan pernah main main dengan ucapannya.

Rain pergi menuju dapur. Pelangi yang kini tetap terlihat tenang, memandangi sekelilingnya hingga matanya berhenti pada sebuah objek yang cukup menarik.

Seorang pria yang duduk tenang memandangi ponselnya. Wajahnya terlihat muram dan tak bergairah hampir sama seperti wajah Rain.

Pelangi beranjak menghampirinya. Belum saja sampai ia sudah di cegat oleh teman-teman Rain yang lainnya.
"Jangan ganggu dia atau lo akan tamat juga." Cegah mereka panik. Pria yang duduk di sebelah Baim mulai mengajaknya bicara.Namanya adalah Chloe. Dia adalah pria yang menyenangkan dan cukup gaul.

"Iya bener tuh, kalo Lo cari masalah lagi sama dia abis dah hidup lo,kalo nyelamatin Lo dari Rain masih bisalah,tapi kalo sama dia jangan harap deh." Timpal Baim.

Chloe mengangguk menyetujui.

"Kenapa emangnya ,gue kan cuma mau kenalan sama kakak itu. Menurutku tidak ada larangan bagi seseorang untuk berkenalan. Benarkan?" Pelangi tak menghiraukan perkataan Chloe dan Baim lalu pergi menghampiri pria tadi. Pelangi menarik nafas panjang dan mulai bicara dengan pria yang di depannya itu. Sedangkan Chloe dan Baim sudah mulai gelisah dengan apa yang akan terjadi dengan gadis keras kepala itu.

RAIN (Pelangi Di saat Hujan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang