Satu

29 4 0
                                    

Angin yang berhembus dengan tenang sore ini setia menemani seorang gadis yang tengah duduk di kursi kayu sambil membaca beberapa buku. Suasana di sekitar juga tak kalah menenangkan dengan rimbunnya pepohonan yang mengelilingi tempat ini. Tempat ini adalah tempat yang sangat disukai oleh gadis ini. Ya, di Taman Asri Indah ini biasanya sang gadis menghabiskan waktunya di akhir pekan dengan sekedar berkeliling atau membaca buku di tempat yang sudah disediakan.

"Haaa... Adem banget hari ini", ujar gadis yang sekarang sudah menyimpan bukunya.

"Rasanya gue mau tidur disini aja deh."

Gadis itu merebahkan tubuhnya sebentar pada sebuah kursi kayu yang terdapat di taman. Dia menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya sore ini. Matanya lalu melirik ke arah arloji yang melingkar pada pergelangan tangannya. Jarum di arloji menunjukkan angka 4 yang berarti hari sudah mulai sore.

Gadis itu kini sedang merapikan buku dan barang-barangnya ke dalam tas. Dia mulai berjalan meninggalkan tempat yang baru saja dia ditempati. Setelah keluar dari taman, dia menemukan seorang pria paruh baya yang sedang menunggunya di dekat mobil. Merasa mengenalinya, gadis itu kemudian memanggil sang pria yang kini tengah melihatnya dari kejauhan.

"Papa!", sapa gadis itu sambil melambaikan tangan dan berjalan mendekat ke arah pria paruh baya yang sedang menunggunya.

"Anak papa akhirnya keluar juga", ucap sang pria ketika anaknya sudah tepat didepannya.

"Papa udah nunggu lama disini?"

"Engga kok, papa baru nyampe 5 menit yang lalu."

"Ya udah, yu masuk nanti keburu tambah sore."

"Iya, pa."

Pria paruh baya itu kemudian masuk ke dalam mobil bersama dengan sang anak. Sepanjang perjalanan mereka asyik bercanda dan tertawa. Tak terasa kini mobil yang mereka naiki sudah sampai di depan sebuah rumah. Rumah dengan nuansa kayu dan cat berwarna coklat itu adalah rumah keluarga sang gadis.

"Mama! Aku pulang!", ucap sang gadis saat membuka pintu rumahnya.

"Eh anak mama udah pulang, aman kan tadi di jalan?", tanya sang ibu.

"Aman ma, kan ada papa. Aku masuk kamar dulu ya ma, pa. "

Ucapan gadis itu hanya dibalas dengan anggukan oleh kedua orang tuanya.

Gadis yang baru saja pulang itu hanya bisa merebahkan dirinya di ranjang yang ada di kamarnya. Tubuhnya begitu lelah setelah melakukan banyak aktivitas hari ini. Gadis itu baru saja memasuki Sekolah Menengah Kejuruan. Dia lelah karena harus melakukan kegiatan orientasi sekolah.Merasa badannya yang kini mulai lengket, gadis itupun memutuskan untuk mandi dan turun ke bawah saat jam menunjukkan pukul 8 malam.

Saat ini jam menunjukkan pukul 8, gadis itu segera turun ke ruang makan. Di sana terdapat banyak makanan yang sudah disiapkan oleh sang ibu. Mereka makan bersama malam ini, ditengah kegiatan makan bersama, sang ibu membuka obrolan untuk memecah keheningan malam ini.

"Sayang, kamu di sekolahnya gimana tadi? Lancar kan?", tanya sang ibu penasaran.

"Lancar kok ma, tadi juga aku udah dapet temen baru."

"Wah, siapa temen baru kamu?", tanya sang ayah yang tak kalah penasaran.

"Aku punya 2 temen baru, yang satu namanya Aiyla dan yang satu lagi namanya Sasa."

"Syukurlah kalo kamu punya temen baru. Baik-baik ya di sekolah, nak", nasehat ibunya.

"Siap ma", balas sang anak sambil mengangkat ibu jarinya.

Malam ini terasa begitu hangat dengan obrolan ringan antara anggota keluarga. Tak hanya mengobrol, sesekali mereka juga bercanda lalu tertawa.

Padahal suasana begitu hangat dan menyenangkan, tetapi gadis ini tetap merasa sedikit kesepian. Entah apa yang membuatnya merasa demikian, tetapi yang pasti gadis ini ingin kebahagiaan yang dia miliki terasa lengkap dan sempurna.

JIWA RAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang