Tiga

14 2 0
                                    

Sepulangnya dari sekolah, mereka langsung pergi ke minimarket terdekat untuk membeli beberapa camilan. Mereka sibuk memilih camilan yang mereka suka, tak lupa juga mereka membeli mie bercitarasa pedas untuk menemani kegiatan mereka hari ini.

Mereka berbagi tugas, Sasa mengambil minuman dan yang lainnya mengambil camilan. Belanjaan pun kini sudah dibayar, saatnya mereka pulang ke rumah sang gadis. Mereka pergi menggunakan sepeda dengan Sasa yang dibonceng oleh Aiyla dan belanjaan yang dibawa oleh sang gadis di dalam tasnya.

Tak butuh waktu lama, merekapun sekarang sudah sampai di rumah sang gadis. Sesampainya mereka di sana, mereka langsung masuk dan menyalami ibu sang gadis.

"Huaaa... Berat banget gue bonceng Sasa", keluh Aiyla.

"Heh! Jangan sembarangan kalo ngomong!", ucap sang pemilik nama yang tak terima.

"Lo kan tau nebeng doang, lo ga tau capenya gue ngayuh sepedanya."

"Iya deh maaf. Makasih udah boncengin ya!"

"Oke sama-sama. Jangan lupa kalo mau nebeng, dosanya dikurangin dulu ya biar ga berat."

"Didiemin malah ngelunjak ya!" , Sasa mencubit lengan Aiyla yang membuat perempuan itu meringis kesakitan.

"Udah yu berantemnya, sekarang kita mulai nonton aja", lerai sang gadis yang diangguki kedua temannya.

Sekarang sang gadis sedang mempersiapkan peralatan untuk menonton, dia dibantu oleh teman-temannya untuk memilih film mana yang akan mereka tonton. Hari ini mereka memilih untuk menonton film bergenre horor karena kebetulan hari masih siang.

Sepanjang film mereka sibuk menonton dan sesekali menikmati camilan dan minuman yang sudah disiapkan. Kamar sang gadis kini dipenuhi oleh teriakan dari jeritan dari ketiga perempuan itu.

"Gue takut banget tadi woy pas si makhluknya muncul", ucap Aiyla ketika filmnya sudah selesai.

"Samaaa... Gue jadi takut buat ke kamar mandi. Gimana dong?", balas Sasa yang sama takutnya. Sasa adalah orang yang paling penakut diantara mereka bertiga.

"Nanti kalo lo ke kamar mandi ada yang nungguin loh di pintu", timpal sang gadis menakuti.

"Jangan sembarangan lo, Ara!", ucap Sasa yang tambah ketakutan.

"Hayoloh Sasaaa", Aiyla ikut menakuti.

"Aaa... Kalian nyebelin!", rajuk Sasa yang kini sedang melipat tangannya.

"Hahaha bercanda, Sa. Oh iya panggil gue Jiwa aja jangan Ara", ucap sang gadis.

"Loh, kenapa? Kan nama lo Amara Azra Sajiwa. Jadi, gapapa dong kita panggil Ara?", tanya Sasa.

"Lo banyak nanya, udah turutin aja apa susahnya sih", Aiyla bersuara.

"Iya", Sasa mengalah.

Melihat tingkah temannya, membuat sang gadis tertawa. Rasanya senang dan hangat ketika banyak orang yang mengelilingi dan menyayangi dirinya.

Amara Azra Sajiwa, nama yang indah sesuai dengan sang pemiliknya. Paras yang cantik tak membuat lelaki tertarik dengan gadis ini dengan alasan penampilannya yang tomboy. Para laki-laki lebih menganggapnya teman dibandingkan dengan kekasih. Walaupun namanya terdengar seperti seorang perempuan yang ayu, tetapi berbeda dengan gadis ini yang berpikiran bahwa nama belum tentu sesuai dengan sifat seseorang.

JIWA RAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang