Tiga

2.6K 148 22
                                    

°°°

°°°

°°°

Sinar sang surya kini kembali ketika sang rembulan pergi untuk sementara.

Kamar yang terlihat sangat berantakan dengan pakaian dimana-mana.

Dua orang tidur dengan posisi yang lebih kecil berada di pelukan yang lebih tua.

Kringgg...

Suara alarm membuat yang lebih tua bangun lebih dulu untuk mematikan alarm agar tidak mengganggu tidur nyenyak si kecil yang berada di pelukannya.

Phayu memandang wajah juniornya yang terlihat polos "Jika kau sedang tidur seperti ini, kau terlihat polos dan menggemaskan Rain"Tangan phayu mengelus pipi yang sedikit cabi.

"Aku tidak percaya jika wajah sepolos ini bisa berlagak layaknya jalang profesional"Phayu terus memandangi wajah Rain yang terlihat sangat cantik.

Phayu memindahkan rain dengan perlahan agar si kecil tidak terganggu, bangkit dan duduk untuk merapikan rambutnya yang terurai akibat kegiatan mereka semalam.

Semalam Rain menarik ikatan rambut milik phayu tanpa sengaja dan membuatnya terurai indan menutupi sebagian leher phayu, namun malah membuat phayu terlihat semakin seksi.

Phayu ingin meraih selimut untuk menutupi tubuh bagian atas Rain... Namun gerakannya terhenti ketika lagi-lagi phayu melihat luka di perut Rain.

"Apa dia sakit hingga harus menjalani operasi?"Gumam phayu pelan namun matanya masih fokus melihat luka itu.

"Tapi aku tidak ingat Rain dulu pernah sakit? Apa saat dirinya di korea?"Phayu masih bingung dengan luka yang berada di tubuh milik juniornya ini. Karna seingatnya dulu, Rain tidak memiliki riwayat sakit hingga mengharuskan dirinya operasi.

"Sudahlah, nanti saja aku tanyakan padanya"Phayu perlahan mengambil pakaian miliknya dan juga Rain untuk di taruh di tempat kotor, setelah selesai dengan kekacauan yang dia buat kemarin, phayu pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri, meninggalkan seseorang yang dari tadi memejamkan matanya kini perlahan membuka mata dan menatap pintu kamar mandi yang tertutup.

"Ini baru awal dari permainan ku phi, suatu saat kau akan tau dari mana asal luka yang aku dapatkan ini"Gumam Rain pelan dan mengelus pelan luka yang berada di atas perut miliknya. Luka yang akan dia ingat sampai kapanpun, luka yang dia dapatkan beberapa tahun lalu dan luka ini yang mengingatkan dia tentang kepergian seseorang yang paling dia tunggu kehadirannya.

sebenarnya Rain sudah bangun semenjak suara alarm berbunyi namun dirinya tetap menutup mata ketika tau jika phayu juga ikut terbangun.

Rain melamun memikirkan sesuatu hingga tidak sadar jika phayu sudah berdiri di depannya hanya dengan menggunakan handuk yang melilit di bagian pinggang.

"Rain... Ada Apa?"Suara phayu membuat Rain tersadar dari lamunannya.

"Ahhh, aku tidak apa-apa phi"Rain tersenyum dan menatap phayu dengan lembut.

Phayu berjalan dan duduk di samping Rain, "Apa kau sakit?"Tanya phayu.

Rain tersenyum kecil atas pertanyaan phayu yang terdengar nada kekhawatiran "Tidak phi, aku baik-baik saja"Ucap Rain namun phayu masih tidak percaya.

"Benerkah?"

"Bener phi, aku tidak selemah itu"Rain mengelus pipi phayu dengan pelan.

"Kau sangat tampan phi"Puji Rain.

"Apa aku yang paling tampan di hidupmu?"Tanya phayu.

"Tidak, ada yang lebih tampan dari mu phi"Wajah cemberut phayu membuat Rain tersenyum geli.

J A L A N G (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang