Enam

1.8K 142 31
                                    

Rain sudah sembuh dari demam nya sejak dua hari lalu, dan entah kenapa si kecil itu semakin manja dan lengket dengan phayu.

Rain akan mengikuti kemanapun phayu pergi, bahkan saat phayu kekamar mandi maka Rain akan berdiri di depan pintu itu. Phayu sendiri tidak mengerti dengan si kecil, dari tadi Rain bergelayut manja di lengan kanannya dan terus merengek.

"Phi~"Lagi-lagi Rain mengeluarkan rengekannya.

"Ada apa Rain? Dari tadi kau terus merengek tanpa memberitahu apa yang kau mau"Suara yang sangat lembut dari phayu membuat hati si kecil menghangat.

"Kapan istri Phi pulang?"Phayu menaikan alisnya bingung mendengar pertanyaan dari si kecil.

"Mungkin empat hari lagi, memangnya ada apa?"Tanya Phayu.

"Ayo phi kita jalan-jalan sebelum istri phi pulang, ya ya ya~"Phayu berpikir sebentar untuk permintaan si kecil.

Phayu menatap Rain yang menatapnya dengan pandangan berharap, tersenyum pada si manis yang masih bergelayut manja padanya.

"Baiklah"Rain bersorak girang ketika phayu menyetujui permintaannya.

"Terima kasih Phi"Rain mencium singkat pipi phayu membuat yang lebih tua tersenyum.

Phayu menarik pinggang Rain dan mendudukkan si kecil di atas pangkuannya "Memangnya kau ingin kemana hmm?"Phayu mengelus lembut pinggang Rain.

"Rain ingin lihat sunset phi"Rain tersenyum lebar membayangkan liburan mereka.

"Kegunung?"Tanya Phayu.

Rain menggeleng dan mengalungkan lengan kecilnya di leher phayu "Pantai Phi, kita bisa lihat sunset di pantai"Phayu menganggukkan kepalanya setuju.

"Apa menginap di sana?"

"Tentu saja, kita pergi besok pagi dan pulang lusa pagi"

"Tidak perlu besok"Rain menatap bingung kearah Phayu.

"Maksud phi? Kita tidak jadi liburan?"Suara itu terdengar menahan tangis. Phayu sendiri panik ketika melihat mata Rain yang berkaca-kaca.

"Bukan begitu sayang, kita jadi liburan tapi tidak berangkat besok pagi"

"Lalu?"

"Kita akan berangkat malam ini saja"Rain terkejut mendengar hal itu.

"Kenapa malam ini? Rain kan belum menyiapkan apa-apa"Rain berujar dengan panik.

"Cukup siapkan dirimu saja, kebutuhan lainnya akan phi siapkan di sana"

"Benarkah? Jadi kita akan pergi malam ini?"Rain terlihat sangat bersemangat, dan itu juga membuat phayu ikut tersenyum senang melihat si kecil itu gembira.

Tidak ada lagi bibir Rain yang gemetar ketakutan, tidak ada lagi sorot mata Rain yang terlihat panik. Phayu bahagia melihat si kecil bahagia, bibir phayu ikut tersenyum ketika Rain memperlihatkan senyumnya juga.

Tapi di satu sisi phayu juga takut jika dirinya mencintai si kecil yang berada di pangkuannya. phayu takut jatuh dalam pesona Rain disaat dirinya sudah menikah.

Rain membuat phayu lupa jika dirinya sudah berstatus sebagai seorang suami. Bersama dengan Rain selalu membuat phayu lupa dengan wanita cantik yang berstatus sebagai istrinya.

"Phi, PHI!"Phayu tersedak kaget mendengar suara cempereng yang berteriak memanggil namanya.

Bisa Phayu lihat wajah Rain yang terlihat merajuk "Maafkan phi, tadi Rain bilang apa?"Rain melipat kedua tangan di depan dadanya dan menatap kesal kearah yang lebih tua.

J A L A N G (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang