-JALANG-
"Ahh~ phi, su--sudah Phi hiks"
Tubuh kecilnya terhentak di atas ranjang. Rain memejamkan matanya dengan erat ketika Phayu terus menggempurnya.
"Shhh~ itu salahmu karna berdekatan dengan pria lain sayang"
Suara Phayu begitu berat. Rasa cemburu di hatinya membuat Phayu hilang kendali hingga menggempur si manis selama berjam jam.
"Ta-tapi Rain capek Phi~"
Phayu tidak peduli dengan rengekan kekasihnya. Terus menggempur lubang si manis untuk melampiaskan rasa cemburunya. Ya, itu kejadian beberapa jam lalu saat rain hampir tak sengaja ingin jatuh, ada salah satu karyawan laki laki yang menangkap Rain dengan menahan pinggang si manis. Harusnya itu akan berlalu begitu saja bukan? Tapi tak sesederhana itu ketika salah satu karyawan lain memfoto keduanya dan mengirim ke grub perusahaan dan lebih sial lagi Phayu berada di dalam grub itu.
Itulah alasan kenapa Rain berakhir mengangkang lebar dengan lubang yang terus di gempur habis oleh sang atasan selama beberapa jam tanpa henti.
"Shhhh~"
Mata Phayu terpejam ketika sudah sampai di puncak, menyemburkan spermanya kedalam lubang Rain hingga membuat perut si manis menjadi hangat.
Yang lebih tua menatap kekasihnya yang tengah berbaring lemas dengan nafas yang memburu, mengelus rambut hitam yang terlihat lepek karna keringat. Phayu terus menelisik wajah manis Rain dengan begitu detail.
Rambut, wajah, bibir bahkan bentuk mata milik sang kekasih, begitu terlihat sangat cantik di matanya. Setiap ekspresi yang Rain buat begitu mengagumkan, dan setiap suara yang Rain keluarkan bagaikan alunan musik paling merdu yang pernah Phayu dengar.
"Phi, Phi? PHII!" Suara melengking itu mampu membuat Phayu kembali sadar dalam lamunannya.
Phayu menatap wajah Rain yang kini menatapnya dengan ekspresi bingung namun menggemaskan, "Phi kenapa? Apa ada yang sedang Phi pikirkan?"Tanya si manis. Phayu tersenyum hangat, membaringkan tubuhnya disamping Rain dan membawa si manis kedalam pelukannya.
"Tidak ada , aku sedang tidak memikirkan apapun"Jawab Phayu dengan tangan yang terus mengelus rambut Rain.
Keduanya sama sama diam dengan pikiran masing masing. Rain memainkan jemari mungilnya di atas dada sang kekasih, membuat pola abstrak yang menarik perhatian yang lebih tua.
"Kalau Rain kenapa? Apa yang sedang Rain pikirkan?"Tanya Phayu. Si manis mendongak dan menatap Phayu dengan tatapan yang sulit di artikan. Rain terus menatap pahata milik tuhan.
"Jangan terlalu memikirkan hal berat sayang, kau sedang mengandung"Lagi lagi si manis tak mengeluarkan suara apapun, hanya menatap wajah sang kekasih. Dan Phayu juga tak lagi mengeluarkan suara, membalas tatapan si manis padanya. Hingga tiba tiba Rain mengeluarkan suara...
"Jangan pergi Phi"Si tampan mengerucutkan keningnya bingung. Tapi memilih diam dan mendengarkan rain berbicara.
"Aku mohon jangan pergi kemanapun, bahkan jika kau ingin pergi, tolong bawa aku juga... bawa aku ikut bersamamu bahkan jika kau keujung dunia sekalipun"Mata cantik itu hampir berkaca kaca jika saja Rain tak menahannya.
"Ada apa Rain? Mengapa aku tak boleh pergi?"
"Apa Phi ingin meninggalkan aku dan bayi kita lagi?"Kata terakhir yang Rain keluarkan malah jadi Boomerang baginya ketika Phayu bertanya...
"Lagi? Kapan aku pergi meninggalkanmu dan bayi kita?"Yang lebih muda terdiam seribu bahasa. Suaranya seakan tertahan di tenggorokan. Dirinya begitu ceroboh hingga tak memperhatikan perkataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
J A L A N G (On Going)
RandomDisaat pernikahan sudah terasa hampa, sang istri juga semakin sibuk dengan pekerjaan dan tidak bisa memberinya momongan. Phayu mulai tertarik dengan sekertaris sekaligus juniornya di jaman kuliah dulu. Diam-diam keduanya memiliki hubungan spesial ta...