Lima belas

1.9K 129 38
                                    

Hari ini Ple tengah bersantai di rumahnya seorang diri. Phayu masih belum kembali dan Ple tak memikirkannya. Sudah dikatakan jika Ple tak peduli dengan yang di lakukan oleh suaminya selagi tak mengacam posisinya sebagai nyonya Chaikamon.

Lagi pula selama ini Phayu tidak terlihat mencurigakan sedikit pun. Tidak ada gerak gerik aneh dari suaminya yang harus membuat Ple curiga.

Tangannya mengotak atik ponsel yang menampilkan barang barang brand dengan harga selangit. Ple memang berniat akan mengajak Phayu belanja jika suaminya kembali. Dan sekarang Ple sedang mencari apa yang akan dia beli.

Tin.. tinn....

Suara klakson mobil yang sangat Ple kenali terdengar. "Itu Phi Phayu"Gumamnya pelan.

Senyumnya semakin mengembang ketika melihat Phayu yang datang dengan sebuket bunga besar di tangannya. Tangan Ple terulur karna mengira jika bunga itu untuk dirinya. Namun salah, Phayu hanya melewati Ple begitu saja tanpa melirik sedikitpun seakan Ple tidak ada disana.

"Ada yang ingin aku katakan padamu, jangan kemana mana, aku ingin kekamar dulu"Setelahnya Phayu langsung melangkah pergi ke kamarnya. Ple kembali duduk di sofa. Tidak terlalu memusingkan hal tadi. Mungkin bunga itu memang untuknya, tapi akan dikasih padanya nanti. Ya itulah pikiran possitif Ple di otaknya.

Tangannya kembali mengotak atik ponsel. Terus mengscrool ke bawa untuk melihat barang barang lainnya yang akan di beli nanti bersama suaminya.

Brakk.

Ple terkejut ketika secara tiba tiba Phayu melempar sebuah map berwarna coklat keatas meja yang ada di depannya.

"Apa ini Phi?"Tanya Ple tak paham dan menatap bingung kearah suaminya.

"Surat cerai"Wajah terkejut tak bisa Ple sembunyikan dari wajah cantiknya. Menatap sang suami dengan tak percaya.

"Cerai? Apa maksudmu Phi? Kenapa tiba tiba begini?"Ple bangkit dan menatap Phayu memelas. Ohh ayolah, Ple malakukan ini untuk mempertahankan statusnya sebagai nyonya Chaikamon, agar terus bisa mengurak semua harta milik Phayu dan juga keluarganya.

Cinta? Haha, dari awal pernikahan pun Ple tak memiliki rasa cinta sedikitpun pada Phayu. Ple merebut dan menikah dengan Phayu karna suatu alasan besar.

"Aku menginginkan anak dan kau tidak bisa memberikan hal itu padaku"

Lagi lagi hal ini yang selalu membuat keduanya bertengkar.

"Tunggu sebentar lagi Phi, nanti aku pasti akan hamil"Phayu menatap malas kearah sang istri yang memohon padanya.

"Sampai kapan? Aku sudah muak mendengar alasanmu! Tanda tangani itu"Ple menggeleng bruntal.

"Dan untuk rumah ini, aku akan memberikannya padamu, anggaplah sebagai bayaran dariku untukmu karna telah menemaniku beberapa tahun ini"Phayu mengangkat koper besar yang berisi baju bajunya. Kembali menatap Ple yang masih terdiam.

"Dan ada satu hal lagi yang ingin aku katakan"Ple menatap netra Phayu dengan dalam.

"Aku berselingkuh dengan Rain, kini dia sedang mengandung anakku.. dan aku akan menikahinya dalam waktu dekat, aku harap kau bisa datang"Setelahnya Phayu berajalan pergi meninggalkan Ple yang meremat kuat surat cerai di tangannya.

Matanya berkilat marah dan penuh dendam. Ternyata dia salah. Ple kira Rain tidak melakukan apapun setelah kejadian beberapa tahun lalu, tapi ternyta bajingan kecil itu mulai berani menunjukan tanduknya.

"Tidak Rain tidak, aku tidak akan membiarkanmu bahagia walau sedetikpun.. akan aku buat kau menderita seperti yang aku rasakan!"Nadanya penuh dengan dendam dan tatapan amarah yang terlihat jelas.

J A L A N G (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang