Tujuh

2K 148 45
                                    

Pria kecil menangis dan duduk di samping kekasih tampannya. Sudah 10menit si kecil itu menangis.

"Jangan terus menangis sayang, nanti dada mu sesak"Si tampan mencoba untuk menghentikan tangisan kekasihnya. Dia tidak tega melihat si kecil itu menangis hingga hidung memerah.

"Hiks phi jahat hiks"Si kecil memukul pundak kekasih tampannya dengan kuat. Tapi bukannya sakit, sosok tampan itu malah terkekeh gemas.

"Pokoknya phi jahat, jahat, aku benci phi!"Si kecil itu terus memukul kekasih tampannya. Tapi lagi-lagi si tampan bukannya marah ataupun merasa kesakitan, malah semakin tertawa. Wajah mungil yang memerah karna menangis terlihat sangat menggemaskan.

Si tampan menarik pinggang yang lebih muda dan memeluknya "Aku hanya pergi sebentar, aku janji akan cepat kembali"Pria tampan itu mencoba untuk membuat yang lebih kecil mengerti.

"Hiks t-tapi... Tapi itu lama phi hiks"Si kecil memeluk erat tubuh kekasihnya. Dirinya harus siap di tinggal selama beberapa waktu karna si tampan memiliki urusan di negara orang.

"Tidak akan lama sayang, jika semua sudah selesai pasti phi akan cepat-cepat kembali"Mengelus punggung yang lebih muda dengan sayang.

"Berapa lama phi pergi?"Tanya si kecil.

"Phi tidak tau, tapi secepatnya akan phi selesaikan semua dan kembali"Si kecil tidak lagi menjawab. dirinya hanya diam, memeluk si tampan dengan erat dan terus menangis.

"Tunggu phi 'na. Phi janji hanya sebentar dan tidak akan lama"Si kecil mengangguk mengerti.

"Phi akan kembali kan? Phi akan menemui aku lagi kan?"Entah kenapa perasaan si kecil menjadi tidak enak dengan kepergian si tampan kenegara orang.

"Tentu saja phi akan kembali, kekasih phi ada disini jadi phi harus kembali"Si kecil tersenyum, mencoba untuk menghilangkan prasangka buruk yang ada di dalam dirinya.

"PHI!"Rain terbangun dan menjerit dengan keringat yang terlihat jelas di dahinya.

Phayu yang sedang menyetir di samping Rain tentu saja terkejut bukan main ketika dengan tiba-tiba rain berteriak dan memanggil dirinya. Menepikan mobil sebentar untuk memeriksa keadaan kekasihnya.

"Rain ada apa Rain? Kau kenapa?"Phayu panik, Phayu takut jika Rain akan kembali seperti keadaan yang waktu itu.

"Hahh.....Hahh.....Hahh....."Rain tidak menjawab, dirinya hanya fokus mengatur nafas yang terengah-engah.

"Phi hiks phi"Lagi-lagi phayu merasakan sakitnya ketika suara dan badan Rain bergetar.

"Iya Rain iya, ini phi"Rain menatap phayu dan langsung memeluk tubuh itu dengan erat.

Phayu tidak mengerti, tapi lagi-lagi dirinya hanya bisa bungkam tanpa harus menanyakan hal apapun yang Rain alami. Perkataan Sky masih tercetak jelas di ingatannya 'jika kau masih nekat untuk menanyakan hal yang membuatmu penasaran dan berakhir Rain kembali drop, maka jangan salahkan aku jika aku akan membawa Rain pergi jauh' Setelah sky mengatakan itu, phayu akhirnya hanya bisa diam dan menyimpan semua pertanyaannya.

Phayu hanya bisa mengelus punggung yang lebih muda untuk menenangkan Rain. Hampir setengah jam mereka dalam posisi yang sama, Rain yang memeluk phayu dan phayu yang hanya bisa menepuk dan mengelus punggung itu.
Sudah tidak terdengar lagi suara tangisan milik Rain, si kecil itu hanya diam dan menaruh dagunya di atas pundak phayu, memejamkan mata dan menikmati setiap elusan yang di berikan oleh phayu.

"Apa kau sudah tenang sayang?"Rain mengangguk dan menjauhkan badannya dari phayu.

"Maaf phi"Si kecil menundukkan kepalanya bersalah. Mereka berdua sedang dalam perjalanan menuju pantai sesuai permintaan Rain tadi pagi. Rain yang merasa lelah akhirnya lebih memilih untuk tidur, tapi lagi-lagi mimpi yang dulu sudah tidak pernah muncul malah kembali muncul disaat dirinya dekat dengan Phayu.

J A L A N G (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang