Empat

2.1K 147 27
                                    

°°°

°°°

°°°

"Jika nanti aku lulus, aku ingin kuliah di tempat yang sama seperti phi"Bocah berseragam SMA itu berkata kepada kekasihnya yang sudah lulus lebih dulu.

"Kenapa ingin di kampus phi?"Tanya si besar.

"Karna aku ingin selalu ada di samping kekasih tampanku ini hihi"Gigi kelinci itu muncul dan membuatnya semakin terlihat menggemaskan.

Si tampan tersenyum lembut "Berarti kau harus rajin belajar supaya bisa masuk ke univ tempat phi belajar"Si manis langsung melunturkan senyumnya.

"Itu pasti sangat sulit phi, nilai ku saja tidak ada yang di atas 80"Rengek si kecil.

"Tenang saja, kan kau bisa belajar dengan kekasihmu ini sayang"Si kecil kembali tersenyum

"Benar juga, aku punya kekasih yang pintar harus di memanfaatkan hehe"

"Tapi tidak gratis"Godanya lagi.

"Tenang saja, nanti aku akan bilang ke daddy untuk membayar phi"

"Tapi phi tidak menerima uang"Si kecil menatap kekasihnya dengan bingung.

"Lalu phi mau di bayar oleh apa?"Tanya si kecil.

Yang lebih tua mendekatkan bibirnya kesamping telinga si kecil dan membisikan sesuatu membuat si kecil tersedak kaget ketika mendengar ucapan kekasihnya.

"Benarkah?"Tanya si kecil tak percaya.

"Tentu saja"

"Aku sayang phi 'Na"si kecil memeluk erat tubuh kekasihnya dengan perasaan yang gembira.

"Phi juga sayang Rain"Keduanya berpelukan dan menikmati suasana sore hari dari balkon apartemen milik yang lebih tua.

Hahhh hahhh

Sosok kecil itu terbangun dengan nafas yang terengah-engah karna mimpinya.

"Lagi?"Gumam nya pelan dan menunduk sedih.

"Hiks"Rain menangis dengan tangan yang menutupi wajah.

"Sakit... Phii hiks... Aku merindukanmu hiks"Air mata si kecil keluar dengan begitu deras ketika mengingat tentang seseorang.

"Phi... Rain tidak kuat menjalani ini sendiri hiks, kenapa harus Rain phi? Kenapa hiks"

Rain terus menangis ketika dirinya lagi-lagi memimpikan tentang sosok yang hilang dari hidupnya.

Sosok yang menjadi kebahagiaan Rain dari dulu hingga saat ini, sosok yang melindungi Rain dari saat kecil. Dan hilangnya sosok itu bener-benar membuat Rain terpukul.

Kematiannya dan juga hilangnya sosok itu membuat Rain hidup dengan trauma, kecelakan beberapa tahun lalu membuat Rain berubah menjadi seperti ini.

Cklek.

"Kau su-ASTAGA"Phayu yang baru saja keluar dari kamar ganti, terkejut melihat Rain yang menangis di atas ranjangnya. Berlari kearah sikecil dengan panik.

"Rain! Kau kenapa sayang?"Tanya phayu khawatir.

Rain hanya diam dan terus menangis, phayu semakin khawatir ketika tidak ada sautan dari yang lebih muda.

"Rain, phi mohon katakan sesuatu"Phayu menggoyangkan badan si kecil namun tetap tidak ada reaksi apapun.

"Phi hiks phi"Rain menatap yang lebih tua dengan sorot mata yang membuat phayu terteguh, sorot mata yang seperti tidak asing baginya, tapi dimana di pernah melihatnya.

J A L A N G (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang