#7

72 36 133
                                    

"Kau belum sepenuhnya mengenalku, pangeran "

Bibir Athana melengkung, menghasilkan senyuman yang terlihat sangat tidak ramah. Senyuman devil yang hanya diperuntukkan bagi mereka yang menyentuhnya.

Happ

Dengan cekatan Athana melompat dari jendela kamar asramanya yang berada dilantai tiga dan mendarat dengan sempurna tanpa lecet.
Berjalan mengendap-endap menuju ke arah hutan perburuan.

Dengan penuh kewaspadaan, ia mulai menyusuri hutan-hutan disekitar Academy yang kira-kira menjadi rute yang dilalui oleh Clarissa dan Arvan.

Zrashhh

Deg..

Langkah Athana terhenti, tubuhnya mulai memasang kuda-kuda, tangannya telah menggenggam erat panahnya. Athana membalikkan badannya hingga terlihat seekor makhluk dengan kedua sayap ditubuhnya yang dipenuhi aliran api berdiri tepat di atasnya.

Phoenix!

Zrashhh

Makhluk itu kembali menyemburkan apinya secara acak. Namun, dari gerakan nya bisa dilihat jika dia berusaha untuk menyerang Athana.

" Hey, berhentilah. Aku tidak mengusik mu tapi kenapa kau malah menyerang ku" Athana meneriaki Phoenix itu sambil terus berlari berusaha menghindar. Namun, teriakan itu bukannya meredakan aksi si burung api tapi semakin membakar amarahnya.

Zrashhh zrashhh

Pepohonan hijau telah berubah sempurna menjadi abu. Athana mulai kewalahan karena terus berlari menghindari siraman api kemarahan. Entah apa penyebab makhluk bersayap tersebut sampai berubah semengerikan itu, yang pasti dia hanya tak ingin menjadi sasaran amukan burung api tak bertuan tersebut.

" Kumohon tenanglah karena aku tak ingin menyakiti mu" ujar Athana sembari menangkis serangan bola-bola api yang dilemparkan si burung.

Melihat tidak adanya respon yang baik, Athana menghentikan langkahnya, memusatkan titik fokusnya untuk ke seluruh elemen yang akan keluar.

Srekk

Kedua sayap dan kaki Phoenix tersebut berhasil terikat dengan sempurna menggunakan sulur api Milik Athana.

Krakk krakkk

Burung tersebut mencoba memberontak agar ikatan tersebut terlepas, bukannya melonggar ikatan tersebut malah semakin di perketat oleh Athana.

" Maafkan aku tapi ini adalah pilihan mu"

Jari jemari lentik Athana menancap dipergelangan tangannya, ya Athana menggores tangganya sendiri guna untuk mengikat kontrak dengan si Phoenix mengingat burung tersebut tak bertuan.

Melalui sulur api Milik nya, Athana mengalirkan darahnya ketubuh burung api tersebut hingga secara otomatis mengikat keduanya tanpa perlu Phoenix itu meminum darah Athana. Hal tersebut hanya bisa dilakukan oleh guardian mulai dari tingkat lima dan Phoenix ini berada di tingkat tujuh ranah prajurit.

***

Bulan telah bersinar sepenuhnya. Hewan-hewan malam mulai keluar dari sarangnya untuk melakukan aktivitas.

Disinilah Arvan dan Clarissa berada, ditengah-tengah hutan belantara bersama sekelompok Ballack yang terus muncul meskipun telah dibasmi secara berulang kali.

Arvan meringis kala salah satu Ballack tersebut menggores tangannya.

" Shhh, Ballack sialan" menggunakan sebelah tangannya dia membalas goresan Ballack tersebut, tak hanya menggores tapi langsung memisahkan dari tubuhnya.

The last element Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang