#21

26 2 0
                                    

Lagi dan lagi, Athana kembali mengendap-endap di lorong-lorong sekitar asrama. Entah untuk yang  kesekian  berapa kalinya ia melakukan hal itu, padahal ini bahkan baru awal semester pertama di tahun ini.

Huftt

"Akhirnya, aku selamat "
Dengan terburu-buru, ia langsung masuk ke dalam asramanya dan langsung menuju ke kamarnya. Ia tidak melihat adanya satu manusia pun didalam sini, sepertinya mereka belum kembali.

" Tumben sekali mereka belum kembali" herannya, karena suasananya mulai gelap. Matahari sudah hampir tenggelam sepenuhnya, untungnya dia tidak kemalaman.

Tak ingin ambil pusing, Athana langsung bergegas menuju kamarnya dan melakukan ritual bersih-bersih. Tidak lama setelahnya, ia kembali keluar dari kamar nya dan menuju dapur.

" Kurasa aku membutuhkan sesuatu yang menyegarkan"

Dengan cekatan, Athana mengambil berbagai peralatan dan bahan yang akan digunakan. Ditengah-tengah aktivitas nya, ia tak sengaja mendengar suara dari luar asramanya.

Mungkin mereka kembali — batinnya  tak peduli.

" Apa yang kau lakukan?"

Dan benar saja, tak lama setelah itu Dhyza masuk dan langsung melayangkan pertanyaan ke arahnya disusul dengan kedatangan Yuzha dan Clarissa dibelakangnya.

" Aku ingin membuat minuman dari sari buah, kalian menginginkan nya?" Tawar Athana.

" Buah apa ?" Tanya Clarissa.

" Mangga "

" Aku menginginkan nya" ujar Yuzha.

" Baiklah"

" Darimana saja kau?" Tanya Clarissa.

" Apa maksudmu? Aku sedari tadi disini" jawab Athana cepat.

" Lalu, mengapa kau tidak ikut makan siang bersama kami?" Sahut Dhyza

" Aku sangat lelah,  karena melakukan sesuatu yang menguras banyak Qi"

" Kekacauan apa lagi yang kau perbuat?" Sewot Clarissa.

" Mengapa kau  menuduhku? Hanya karena aku selalu membuat kekacauan, bukan berarti aku tak bisa berbuat hal baik" protes Athana tak terima.

" Maafkan kami, tapi itu kebiasaan mu" sahut Yuzha santai.

" Kau.. "  Geram Athana tertahan.

" Selesai kegiatan mu dengan cepat, kami sudah kehausan"  dengan santai nya Yuzha memerintah Athana tanpa peduli akan emosi gadis itu yang telah berada di ubun-ubun.

"  Buat sesegar mungkin, Athana " Dhyza ikut memerintah. Mereka bertiga berlalu dari sana menuju kamar masing-masing untuk membersihkan diri dan meninggalkan Athana dengan segala umpatan yang akan siap untuk dikeluarkan.

" Huftt ... Bersabarlah, Athana" 

Athana kembali menyibukkan dirinya untuk membuat minuman yang diinginkan nya . Ia menambahkan dua mangga lagi karena awalnya ia hanya berniat  membuat untuk dirinya sendiri, namun kini ia harus membuat lebih banyak untuk teman-teman laknat nya.

Tak lama setelahnya, ia kembali ke ruang tamu dengan sebuah nampan berisi empat gelas minuman berperisa mangga di tangan nya.

" Cepatlah keluar teman-teman, minumannya sudah siap" teriak Athana memanggil penghuni asrama untuk segera berkumpul menikmati hidangan yang telah disiapkan.

" Boleh aku coba dulu?" tanya Dhyza menatap nampan di atas meja.

" Silahkan"   balas Athana, ia bahkan menyodorkan segelas kepada Dhyza.

The last element Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang