#30

4 0 0
                                    

Suasana langit pagi ini sangatlah cocok untuk menunda semua aktifitas dan melanjutkan kembali mimpi yang sempat tertunda. Lebat nya hujan disertai dengan suara petir yang ikut bergemuruh ikut serta dalam menghias langit di Minggu kedua musim itu.

Athana telah menyiapkan semua tes tulisannya yang tidak bisa dibilang sedikit dalam kurun waktu satu Minggu. Setelah melewati piknik yang dianggapnya Gagal pada malam itu, membuatnya memilih berdiam diri di dalam kamar nya seraya menyelesaikan semua ujiannya dengan cepat, karena dia ingin mengurus sesuatu. Rasanya sudah lama ia tidak kemana-mana dan hanya menetap di dalam kamar. Meskipun tidak mudah, ditambah lagi dengan pengetahuan nya yang tak seberapa membuatnya sedikit kesusahan. Namun, untungnya kecerdasannya melebihi segalanya yang dia bisa membuat nya menjadi lebih mudah menyelesaikan dalam waktu cepat.

Hingga kini hanya tersisa tes praktik yang akan di tes langsung didepan  para pengajarnya jika dia telah selesai menguasai semua materi yang tertera di kertas ujian nya.

" Siapa orang bodoh yang menciptakan ujian? Sangat menyusahkan!" 

Athana melewati lorong-lorong asrama dan mengitari Academy sembari mulutnya terus menggerutu tak jelas. Kini, ia berencana untuk ke ruang latihan element untuk mengetes dan berusaha mengontrol kemampuan miliknya, agar tak kelepasan nanti disaat tes.

Ruang latihan element berbeda dengan ruangan lainnya. Ruangan ini bagaikan ruang dimensi yang mempunyai begitu banyak pintu. Yang dimana pintu-pintu tersebut bisa membawa kita kemanapun tempat yang ingin kita tuju buat latihan.  Terserah kepada pemakainya ingin menuju ke arah pintu yang mana. Hal ini karena, element tidak bisa dilatih didalam ruangan biasa tanpa perlindungan apapun karena bisa membahayakan ruangan tersebut, pengendali nya atau bahkan semua orang yang berada dekat dengan ruangan tersebut.

" Energi Qi nya sangat positif"

Athana menghirup udara segar disekitarnya, ia memilih sebuah ruangan dimensi yang berlatar kan hutan bebas dengan pepohonan yang lebat dan rindang serta beberapa air mengalir disekitarnya.

" Aku perlu berkulti vasi untuk memulihkan kembali Qi yang sempat hilang drastis "

Athana memposisikan dirinya dengan posisi lotus. Ia duduk disebuah batu besar didekat sebuah sungai kecil di hutan itu. Suara gemericik air sungai yang mengalir, bagaikan nyanyian penenang buat Athana. Suaranya benar-benar menenangkan pikiran gadis itu dan juga semakin membuatnya lebih fokus karena tak ada gangguan apapun yang menganggu nya.

Dengan rakusnya, ia menyerap hampir seluruh dari energi Qi yang ada di sana. Meskipun pada dasarnya energi Qi tak akan pernah habis namun bukan berarti ia tak akan berkurang.

Dalam waktu yang singkat, kulti vasi yang dilakukan oleh Athana selesai karena efek dari energi Qi disekitarnya. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke arah sungai itu. Athana meneliti sungai kecil tersebut dengan sangat teliti, air yang jernih serta banyak ikan-ikan kecil yang hidup di dalamnya. Tak ada sesuatu apapun yang mencurigakan, sepertinya hutan ini benar-benar aman dari apapun. Hutan dimensi ini terlihat bagaikan tak pernah di jamah oleh satu makhluk pun, dan bahkan mungkin tak ada satu orang pun yang mengetahui tentang hutan ini karena begitu asri dan terjaganya hutan ini.

" Andaikan bisa, aku ingin memasukan mu ke dalam ruang dimensi pribadi milik ku, agar aku bisa berlatih disini setiap waktu"

Ucapan sederhananya ternyata menyenggol sesuatu di sana. Kalung dengan permata Rubby miliknya mengeluarkan sinar merah selama sekejap. Athana refleks memegang kalungnya membuatnya langsung terserap masuk kedalam dimensi itu. Namun, anehnya ia tak berpindah tempat, ia masih ditempat dimana ia berdiri tadinya. Hanya saja ia merasa jika tadi ia seperti sedang memasuki sebuah ruang dimensi.

Ada apa lagi ini?

Athana sebenarnya penasaran, namun ia lebih memilih untuk mengabaikan nya dan mulai fokus untuk berlatih element miliknya. Ia akan melatih semuanya meskipun hanya akan di perlihatkan dua saja, yaitu element es dan elemen api namun tak ada salahnya untuk menguji element miliknya agar ia tahu bagaimana perkembangan element - element miliknya setelah sekian lama tak digunakan.

Athana menekan tangannya di tanah dan mengaliri mana miliknya didalam membuat tanah itu menciptakan gundukan panjang hingga ujungnya mengeluarkan suatu gundukan yang lebih besar mirip seperti bongkahan es runcing yang mampu melukai target serangannya. Ia juga bisa menahan musuh menggunakan tangan tanah dari elemen miliknya.

" Ternyata masih bertahan"

Athana cukup puas dengan elemen tanah miliknya, ia terus mencoba semua element miliknya, yaitu tumbuhan, petir, cuaca, angin, air, namun ia tak mengetes manipulasi dan halusinasi miliknya karena tak ada objek yang bisa dijadikan bahan percobaan miliknya.

" Huhu, sangat melelahkan" keluhnya dengan peluh yang sudah membanjiri keningnya.

" Sisa satu lagi, bagaimana dengan api? Apa yang harus kulakukan?"

Athana mencoba berfikir tentang bagaimana ia akan mengetes element nya yang satu itu, apa yang akan ia perlihatkan nanti?

Setelah sekian pikiran yang terlintas di otaknya, akhirnya ia memilih untuk menciptakan bola api. Sebagai pemanasan nya, Athana menciptakan bola-bola api kecil dari tangannya yang ia lemparkan ke udara namun tak sampai jatuh kembali karena setelah sepersekian detik mengambang ia akan lenyap dengan sendirinya dan berubah menjadi abu.

Lama kelamaan bola-bola kecil itu, berubah menjadi sebuah bola api raksasa. Athana membentuk sebuah farmasi element dengan tingkat tertinggi. Ditambah dengan bantuan energi disekitarnya membuatnya bisa membuat api sebesar itu. Bahkan langit mulai memerah akibat api nya.

" Arghhhh "

Dengan sekuat tenaga, Athana mendorong bola api tersebut terbang menjauh dari tanah. Kini bola api itu terlihat mengambang dengan Athana yang berada dibawahnya. Sebenarnya ia mulai merasakan hawa panas mengingat ini adalah api terbesar yang ia ciptakan.

Boommm, duarr

Bola api tersebut meledak di udara meninggalkan kepungan asap hitam yang berterbangan di udara.

" Hahh "

Athana menghembuskan nafasnya kasar, lelah sekali rasanya mengendalikan bola api sebesar itu.  Ia melangkahkan kakinya mendekat ke arah sebuah batu besar tempat ia bermeditasi tadi.

Athana merebahkan tubuhnya di atas batu itu,  masih berusaha untuk menormalkan kembali detak jantungnya yang memburu.

" Sepertinya ini terlalu berbahaya jika ku jadikan percobaan tes" ucap nya disela sela istirahat nya.

Deru nafas dan detak jantungnya belum sepenuhnya kembali normal, namun sebelah tangan nya sudah mulai kembali beraksi. Ia kembali membuat bola-bola api. Namun, tak hanya api saja sebelah tangan lainnya juga ikut beraksi membuat bola-bola es.

" Sepertinya akan menarik jika digabungkan"

Mata Athana berbinar memikirkan hal itu. Menurutnya ide nya benar-benar cemerlang dan sangat fantastis. Dengan kepintaran nya, Athana menggabungkan dua element yang berlawanan tersebut menjadi satu.

Percobaan pertama gagal, es nya mencair karena tingkat apinya sangat tinggi dan panas. Namun tak menyerah, Athana kembali mencoba lagi dan lagi. Ia menurunkan tingkat apinya, namun malah apinya yang padam karena terlalu rendah dan tingkat es nya tinggi.

" Bagaimana supaya mereka bersatu?"

Athana menfokuskan pandangan nya ke arah dua bola yang berbeda di depannya seraya mencoba berfikir keras apa yang harus ia lakukan untuk bisa menyatukan keduanya.

" Api ditingkat ke tiga dan es ke lima "

Tanpa sadar, Athana mengikuti instruksi itu. Ia membuat sebuah bola api dengan tingkat tiga dan air di tingkat ke lima . Perlahan-lahan, Athana mendekatkan kedua bola api tersebut hingga menyatu .

Boommm

Hasilnya sangat memuaskan, seperti yang diharapkan.

" Berhasil !" Pekik Athana girang, sembari terus memutar - mutar bola ditangannya menggunakan mana nya.  Namun, tak lama setelah nya ia tersadar.

" Tunggu, siapa yang berbicara tadi?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 12 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The last element Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang