#15

32 5 0
                                    

Tekan bintang 🌟 sebagai uang parkir 🌵

"Apa yang terjadi?"

Argaleon datang bersama Arvan dan Aron serta Clarissa, Dhyza dan Yuzha. Ia langsung mendekati tubuh Radheven yang telah terbaring lemah tak berdaya.

" Cepat, kita harus segera mengobatinya" seru Athana sembari berusaha mendekati mereka. Namun, usahanya sia-sia akibat ulah Zeevandra yang  menggenggam sebelah tangannya dengan sangat erat.

" Bukan kita, tapi mereka!" Tegas Zeevandra sembari terus mempererat genggaman tangannya pada gadis itu. 

Mereka semua mulai berpaling ke arah Athana. Atensi mereka kini berfokus ke arah makhluk bertopeng yang sedang menahan Athana.

" Siapa kau?" Tanya Yuzha yang sepertinya mewakili rasa penasaran dari mereka semua.

Tidak ada jawaban.

" Hei, apa kau tuli? Kami sedang bertanya kepda mu" sahut Clarissa berteriak tak terima. 

" Cukup, hentikan. Mengapa kalian mempermasalahkan kehadirannya disaat Heven lebih membutuhkan pertolongan kita!" Athana melerai mereka dengan sedikit emosi.

" Kau benar. Cepat bawa dia ke bangunan pengobatan" ujar Arvan dan diangguki oleh yang lainnya. Mereka bergegas membantu untuk membawa Radheven menuju ke tempat pengobatan untuk menyembuhkan nya.

Baru Athana ingin beranjak, sebuah suara lebih dulu menginstrupsi dirinya.
" Diam ditempat mu"

" Mengapa kau menahanku? Kita tidak mempunyai masalah apapun" sarkas Athana.

" Kau membutuhkanku"

" Cihh, memangnya siapa kau?" Ujar Athana dengan nada merendahkan.

" Kau akan tahu nanti"

" Aku tak peduli, lepaskan aku" ujar Athana sembari memberontak. Ia sungguh tak peduli akan semua teka-teki yang diberikan oleh Zeevandra. Ia tak menyadari jika itu semua akan sangat berpengaruh untuk nya dimasa depan.

Disisi lain, Radheven sudah tiba didalam ruangan pengobatan. Ia dibaringkan di atas sebuah ranjang dengan tubuh yang semakin membiru.

Argaleon dan Aron serta Clarissa, Dhyza dan Yuzha tidak diizinkan untuk masuk. Mereka hanya menunggu di luar ruangan bersama dengan raja dan ratu yang datang tak lama setelah mereka mendatangi tempat itu.

Sedangkan didalam ruangan,  Arvan langsung memerintahkan healer
terbaik untuk mengobati pangeran Radheven.

"Cepat sembuhkan dia"

Sang healer mengangguk patuh, ia mengangkat tangan tepat di atas tubuh Radheven, kemudian sebuah cahaya berwarna hijau muncul dari tangan sang healer.

Ketika cahaya hijau itu mulai meredup, healer tersebut menarik kembali tangannya. Ia berbalik menghadap Arvan dengan kepala yang tertunduk.

" Maaf pangeran. Tetapi kondisi pangeran Radheven semakin memburuk, dan jantungnya mulai melemah karena luka tersebut mengandung racun Yang telah menyebar didalam tubuh pangeran"

"Selamat dia atau kau memilih ajal mu" ancam Arvan dengan aura yang menakutkan hingga membuat sang healer jatuh terduduk didepannya.

"Saya mohon ampun pangeran, saya tak bisa melakukan apapun. Tapi mungkin seseorang bisa menyerap racun tersebut dari tubuh pangeran"

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Arvan langsung keluar dari ruangan tersebut. Baru saja ia membuka pintunya, mereka telah lebih dulu menanti kehadiran nya. Tidak, bukan dirinya tapi kabar yang akan ia sampaikan.

The last element Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang