Tekan bintang 🌟 sebagai uang parkir 🌵
"Seluruh kultivator hari ini diizinkan keluar Academy untuk mencari perlengkapan apapun yang diperlukan"
Suara Master Richard menggema keseluruh aula mengumumkan berita yang membuat seluruh hadirin bersorak bahagia.
Terlihat Athana dengan wajah girangnya dan senyum manis yang menghiasi bibirnya.
" Kita harus pergi bersama" Ucap Dhyza mutlak seraya melirik Athana. Dia sudah bisa membaca rencana apa yang telah disusun oleh otak licik temannya satu itu.
" Ya ya terserah kau saja,asalkan aku bisa keluar dari tempat ini meski hanya sebentar" Athana berucap tak peduli.
Semua hadirin keluar dari area aula menuju asramanya masing-masing untuk bersiap-siap menuju pasar rakyat yang terletak tak jauh dari Academy.
" Ayo teman-teman" Dhyza keluar lebih dulu dari kamarnya menuju ke ruang tamu. Dia mengenakan hanfu polos berwarna merah muda dengan tambahan warna putih dipinggiran nya menambahkan kesan anggun bagi sang pengguna.
" Apakah semuanya sudah siap?" Tanya Athana muncul dari kamarnya dengan setelan hanfu pendek polos berwarna hitam dan celana dengan warna senada. Tak lupa pula dengan panah andalannya yang sudah terlampir dibahunya.
" Sepertinya Clarissa masih berada didalam" sahut Yuzha. Ia mengenakan hanfu polos berwarna merah pekat dan sedikit campuran hitam.
" Mengapa dia lama sekali" gerutu Dhyza sambil berjalan menuju kamarnya Clarissa untuk melihat aktivitas apa yang sedang dilakukan salah satu temannya itu.
" Mengapa kau masih berdiri disana, Clarissa?"
"Aku bingung harus memakai apa" Clarissa menunjukkan berbagai jenis dan model baju miliknya kepada Clarissa. Ia mengeluarkan hampir seluruh isi lemarinya.
" Hei, kita ini akan ke pasar bukan pesta. Mengapa kau sangat kesusahan hanya untuk memilih baju-baju itu?" Dhyza melongo melihat baju-baju yang ada dihadapannya. Semuanya lebih cocok untuk ke pesta dibandingkan ke pasar.
" Lalu, apa yang harus akau pilih?"
" Ini, pakai saja yang ini" Yuzha dan Athana muncul ke dalam kamar Clarissa. Ia langsung saja menyodorkan sebuah hanfu sederhana berwarna biru muda dengan sedikit tambahan kupu-kupu yang muncul dipermukaan bajunya.
" Benar, kau terlihat cocok dengan itu" imbuh Athana.
Clarissa yang kebingungan pun langsung saja menuruti perkataan Yuzha. Ia kebingungan karena ia sangat jarang pergi kepasar tradisional atau pasar rakyat. Dikarenakan pada dasarnya, Clarissa merupakan salah satu putri bangsawan dari benua Glorantha.
" Bagaimana penampilan ku?" Tanya Clarissa muncul dari dalam kamar mandinya dengan setelan pakaian yang disarankan Yuzha kepadanya.
" Sempurna. Ayo kita berangkat" ajak Dhyza.
" Sebentar" Ujar Athana dan berlari menuju kamarnya. Ia melupakan benda penting yang selalu dibawanya.
" Ayo"
Mereka berangkat menuju ke pintu gerbang Academy tempat dimana semuanya berkumpul.
" Apakah Semuanya sudah hadir? " Tanya master Richard sebagai pemandu atau pengawas di bidang eksternal.
" Sudah" jawab mereka semua serempak.
" Silahkan berbaris dan ambil kartu kalian di bagian sana. Ingat, jangan dihilangkan karena kalian harus mengembalikan nya ketika kalian tiba disini".
Sesuai instruksi dari master Richard, semua kultivator berbaris dengan rapi dan teratur untuk mengambil kartu masing-masing.
Mereka yang telah mendapatkan mulai beranjak menuju ke pasar. Jarak yang ditempuh lumayan jauh. Namun, mereka tak terlalu menghiraukan asalkan bisa keluar dari Academy meskipun harus berjalan dengan jarak yang jauh.
" Apa kalian membawa banyak uang ?" Tanya Athana disela-sela perjalanan mereka.
" Aku hanya membawa 5 koin emas" sahut Clarissa. Satu koin emas bernilai seratus perak. Dan satu perak bernilai 100 perunggu. Perunggu adalah nilai terendah.
" Aku tidak membutuhkan banyak barang, jadi aku hanya membawa satu koin emas" timpal Dhyza dan diangguki Yuzha.
Perjalanan mereka sudah hampir selesai, mereka sudah mulai berada di lingkungan para penduduk desa. Saat ini, mereka telah berada di pembatas antara desa dan hutan.
Mereka berjalan masuk dengan wajah yang berseri-seri. Terutama Clarissa dan Dhyza yang tak henti-henti nya menyapa setiap yang lewat dan melirik apapun yang membuat mereka tertarik. Athana dan Yuzha merasa seperti membawa dua bayi raksasa.
Didepan sana, pemandangan pasar mulai terlihat. Banyak manusia berlalu lalang melakukan kegiatan tawar-menawar, jual-beli, dan sebagainya. Mereka bisa merasakan jika disana tak hanya manusia, namun banyak jenis makhluk lainnya yang berbaur menikmati hidup bersama layaknya manusia.
Mereka tak henti-henti nya berdecak kagum. Padahal hanya sebuah pasar namun terlihat sangat menakjubkan. Terutama untuk Athana dan Clarissa. Athana yang pada dasarnya tidak pernah keluar dari ruang lingkup rumahnya karena Misha tak mengizinkannya mengekpos dunia luar kecuali sekelilingnya.
" kita akan kemana dulu?" Tanya Athana disaat mereka telah berada ditengah-tengah keramaian pasar.
" Bagaimana dengan kedai makanan? Aku sudah lapar" saran Clarissa sambil mengusap-usap perutnya pertanda minta untuk segera diisi.
" Di sana sepertinya cukup banyak pelanggan menandakan makanannya mungkin lezat" tunjuk Yuzha kepada salah satu kedai makan yang terlihat ramai akan pengunjung.
Mereka mengangguk setuju dan mulai berjalan ke arah kedai tersebut di pimpin oleh Athana yang berjalan lebih dulu.
Tidak lama setelah mereka duduk, seorang pelayang kedai tersebut datang kepada mereka dengan selembar kertas yang merupakan menu dan sebuah buku ditangannya yang sepertinya berfungsi untuk mencatat pesanan pelanggan.
" Selamat datang nona-nona,silahkan dipilih makannya" ujar pelayan tersebut dengan ramah sembari memberikan selembar kertas yang berisikan menu kedai tersebut.
Menu yang disediakan sangat bervariasi. Banyak makanan khas dari Glorantha dan juga Delthora dan Etherya. Semuanya terlihat sangat nikmat dan memanjakan mata.
Disaat semuanya tengah sibuk memilih menu makanan mereka, Athana malah menyibukkan dirinya untuk memperhatikan seluruh interior kedai tersebut. Seketika kepalanya dipenuhi oleh berbagai ide cemerlang.
Dan benar seperti yang terlihat. Makanan nya mempunyai rasa yang khas dan nikmat. Mereka menikmati pai apel dan iga rusa sebagai makanan utama ditambah dengan beberapa makanan tambahan sebagai pelengkap.
Mereka keluar dari sana setelah merasa tenaga mereka sudah kembali penuh dan siap untuk menjelajahi seluruh pasar.
" Sepertinya kebutuhan kita berbeda, mari berpencar dan kembali bertemu disini setelah selesai" ujar Athana.
Awalnya mereka menolak, namun setelah beberapa wejangan yang disampaikan Athana akhirnya mereka luluh dan mengikuti saran Athana.
Sungguh ini adalah keuntungan yang sangat luar biasa untuk seorang Jemisha Athanasia. Ia bisa berjalan dengan bebas, menikmati semua hidangan yang ingin dicicip dan membeli semua hal yang ia inginkan.
" Aku harus bisa menemukan itu dengan cepat dan lokasi yang tepat" monolog Athana seraya terus memperhatikan sekitarnya dengan seksama.
Disaat sedang mengitari sekitar, matanya tak sengaja menatap sebuah kebun stroberi dan sebuah papan kecil didepannya.
Kebun ini dijual!
Begitulah kira-kira yang tertera dipapan tersebut. Senyum Athana tercetak dengan sangat manis dibibir nya.
Ini jauh lebih menakjubkan daripada perkiraan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The last element
FantasyApapun yang ada dijagad raya ini bisa berubah. Entah karena waktu, tentang siapa saja yang mereka temui atau hukuman yang langsung diturunkan oleh semesta. Layaknya kotak Pandora yang menyimpan begitu banyak misteri didalamnya, yang akan terbuka pad...