Tekan bintang 🌟 sebagai uang parkir
Setelah banyak petualangan yang dilakukan, akhirnya mereka menginjakkan kakinya kembali di Academy.
Kini, keempat gadis itu telah berada didalam asramanya. Mereka sedang menunjukkan barang belanjaan hasil dari petualangan mereka selama di pasar.
" Mengapa aksesoris dan pakaian semua yang kalian berdua beli?" Tanya Yuzha ketika melihat Dhyza dan Clarissa mengeluarkan barang-barang mereka dari kantung nya.
" Kami tidak membutuhkan apapun" ujar Clarissa tanpa menatap Yuzha.
" Dari pada kau tidak membeli satu barang pun" timpal Dhyza.
" Aku membelinya"
" Apa yang kau beli?" Tanya Athana penasaran.
" Coba tebak"
" Otak ku sedang lelah, cepat katakan" tolak Athana dengan tak sabaran.
Yuzha mengeluarkan tongkat dari balik hanfunya. Memperlihatkan kepada seluruh penghuni asrama betapa indahnya tongkat miliknya.
" Indah bukan " sombong Yuzha
" Biar ku tebak, ini pasti dari Elliot? Pemilik gerai sihir di ujung pasar"
" Darimana kau tahu?" Tanya Yuzha penasaran.
" Aku lebih dulu menemui nya" jelas Athana.
" Lalu apa yang kau beli?" Tanya Clarissa karena tak melihat adanya benda asing di tangan Athana ketika mereka kembali selain panah kesayangan nya.
" Tidak ada"
" Lalu mengapa kau ikut bersama kami ke pasar jika kau tidak membeli apapun?" Tanya Dhyza tak habis pikir.
" Mengurus sesuatu "
" Terserah kau saja, lebih baik kita bersih-bersih " jengah Clarissa dan mereka mulai beranjak dari sana menuju kamar masing-masing.
Athana memasuki kamarnya dengan perasaan lega. Satu rencananya sudah mulai berjalan, ia hanya perlu menyusun kembali hal apa saja yang perlu ditambah dan di ubah.
Gadis itu menuju ke arah lemarinya, membuka kunci dan mengambil sebuah kotak tua berwarna hitam didalamnya.
Athana membuka kotak tersebut dan memasukkan sebuah penemuan barunya yang sepertinya akan berguna suatu saat.
" Bertahanlah Athana, hal baik akan segera datang" monolog Athana menyemangati dirinya sendiri.
Athana menyimpan kembali kotak tersebut dan bergegas masuk kedalam kamar mandi untuk melakukan ritualnya.
Tidak butuh waktu lama, ia telah rapi dan wangi dengan setelan kemeja putih dan celana hitam. Gadis tersebut hanya mengenakan pakaian casual-nya karena tidak ada kegiatan apapun.
Ia melangkahkan kakinya menuju ke arah ruang tamu. Disana ada Yuzha yang sedang duduk bersama dengan sebuah buku sihir dan juga tongkat barunya.
" Jangan terlalu dipaksa" ujar Athana sambil memukul pundak Yuzha.
" Aku hanya ingin menguji tongkat ini"
" Berhati-hatilah, jangan sampai kau membakar asrama"
" Aku tidak seperti dirimu" balas Yuzha sepertinya tersinggung dengan ucapan Athana.
" Maafkan aku"
" Lupakan saja. Kau akan kemana dengan pakaian seperti itu?" Tanya Yuzha .
" Aku ingin membeli makanan dan mungkin mampir ke perpustakaan, kau akan ikut?" Tawar Athana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The last element
FantasyApapun yang ada dijagad raya ini bisa berubah. Entah karena waktu, tentang siapa saja yang mereka temui atau hukuman yang langsung diturunkan oleh semesta. Layaknya kotak Pandora yang menyimpan begitu banyak misteri didalamnya, yang akan terbuka pad...