Part 34

45 2 0
                                    

"Mencintai diri sendiri itu perlu. Sebelum bertindak untuk mencintai orang lain, setidaknya sadar bahwa Self-love is important. Karena jika berani jatuh cinta artinya harus berani patah hati juga. Setiap tindakan penuh dengan konsekuensi."

---

Pelajaran kembali berlangsung setelah waktu istirahat. Laura memandangi Guru yang sedang memberikan materi di depan sana.

Jujur, dirinya bosan. Membuka halaman terakhir dari buku catatannya kemudian mencoret-coretnya asal guna mengurangi sedikit rasa bosannya.

"Hustt, ra. Woii," bisik Iqbal yang duduk di barisan samping bangku Laura.

Laura tidak menanggapi, bukan karena dia sengaja. Justru karena dia terlalu terlena dalam kedamaiannya mencoret-coret dataran putih itu.

Iqbal yang merasa dirinya terkacangi, langsung saja merobek salah satu bagian halaman di bukunya, di remuk2 kertas itu hingga menjadi serupa bola.

Dengan senyum licik, Iqbal melempar secara diam-diam kertas itu agar tidak ketahuan guru.

Laura menoleh, heran. Kertas siapa? batinnya.

Di bukanya kertas itu, kosong. Dia kira ada tulisan atau apa.

Tidak menemukan apa-apa dari kertas itu, Laura kembali melanjutkan kegiatannya mencoret-coret di daratan putih yang kini sudah ada gambar abstrak disana.

Merasa diabaikan dan tidak mendapatkan hasil, lagi-lagi Iqbal melakukan hal yang sama.

Tapi tetap saja diabaikan oleh Laura. Laura fikir mungkin orang iseng.

Baru saja ingin melakukan hal yang sama lagi, guru itu menoleh ke arah siswa, "sejauh ini, ada yang ingin ditanyakan?"

Iqbal tersenyum, ia melirik Laura sedikit. Ternyata gadis itu sedang duduk tegak dan menghadap kearah Guru tersebut.

Ide jahil muncul di fikirannya.

"Laura ingin bertanya bu," suara itu mampu menegangkan seorang Laura Tazkiyah Azzahrah.

Ditatapnya orang itu dengan wajah kesal, dibalas dengan senyuman tanpa rasa bersalah.

"Baik, ingin menanyakan apa Laura?" tanya Guru tersebut yang merupakan Guru Pendidikan Kewarganegaraan.

Laura berdiri, menghembuskan nafasnya pasrah. Dia tersenyum miring, menatap Iqbal sekilas, "izin bertanya bu, apa hukum jika mengatasnamakan oranglain baik dari sisi Agama ataupun hukum? terimakasih."

Iqbal menelan salivanya dengan susah payah. gile, nyinggung gue? batinnya.

Guru tersebut tersenyum mendengar penuturan dari Laura.

"Baik, dari pandangan ibu, mengatasnamakan oranglain tentu saja itu tidak patut untuk dilakukan. Ada beberapa hukuman dari pasal UUD yang ibu tau, salah satunya dapat terjerumus ke Penjara dan di vonis 4 tahun penjara. Kalau dalam sisi Agama Islam, itu jatuhnya adalah Fitnah. Dan Allah juga memastikan bahwa orang-orang yang Fitnah atau penyebar Fitnah tidak lain dan tak bukan adalah Neraka Jahannam tujuan akhirnya," jelas Guru tersebut.

Laura manggut-manggut seraya tersenyum miring dan melirik sekilas ke arah Iqbal yang saat ini sudah kelagapan mengatur napasnya.

"Oke, gimana? Apa jawaban ibu sudah cukup, Laura?"

"Cukup bu, sangat cukup. Terimakasih atas jawabannya," ucap Laura dengan senyuman.

Guru-nya pun kembali menjelaskan materi-materi tidak lupa juga memberikan beberapa soal untuk dikerjakan, tentu saja hasil dari penjelasan yang telah ia berikan hari ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Assalamualaikum HumairahKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang