Part 13

153 22 4
                                    

Maafkan hatiku. Dia terlalu banyak bermimpi untuk bisa memilikimu.


---

Kini Laura berada di dalam mobil milik sang kakak. Perjalanan menuju sekolahnya hanya diiringi lantunan sholawat.

Sedari tadi Laura tidak membuka suara sama sekali. Sarapan pun hanya selembar roti. Susunya juga tak habis ia minum. Entah, rasanya fikirannya kacau saat ini. Sangat kacau.

Angga. Yap, ia memikirkan Angga. Ia tak tau dimana sahabat kecilnya itu berada. Bagaimana keadaannya. Sungguh..

Sungguh ia merindukan sosok pangeran kecil itu.

Sosok lelaki tampan, manis, dan yah profektif.

Entah lelaki itu dimana sekarang.

"La?" panggil Aldi memecah keheningan, ia menatap Laura sebentar kemudian kembali fokus menatap jalan di depan sana.

Aldi menghembuskan nafas pelan, ia tak tau sama sekali apa yang adiknya rasakan saat ini. Dipanggil tidak di jawab, apalagi kalau diajukan pertanyaan?

"La, kamu kenapa sih?" tanya Aldi sebisa mungkin ia lembutkan agar adiknya ini tidak merasa terbentak.

"La, kalau ada masalah tuh cerita. Jangan gini dong, tadi aja di rumah pas sarapan kayak gimana gitu, kenapa sih hm?" tanyanya panjang lebar.

Laura menghembuskan nafas pelan, mengusap hidungnya sebentar kemudian menatap sang kakak.

Merasa di tatap, Aldi pun mengalihkan tatapannya ke Laura. Ia membalas tatapan Laura. Namun, hanya sebentar. Ia kembali lagi dengan pandangan kedepan.

"Ga papa," jawabnya dengan senyuman.

Laura tersenyum seakan ia baik-baik saja. Padahal, tidak. Ia tidak baik-baik saja. Ia merindukan sosok itu. Pangeran kecilnya.

Aldi semakin tidak percaya. Ia tau itu. Ia tau Laura pasti ada masalah.

Aldi ingin bertanya sekali lagi, namun ia urungkan. Mobil yang ia kendarai sudah memasuki gerbang sekolah.

Setelah memarkirkan mobilnya, Aldi dan Laura pun keluar.

"Laura!!" teriak seseorang.

Suara itu nampak familiar bagi Laura dan Aldi.

Laura menolehkan kepalanya kearah sumber suara yang meneriaki-nya tadi.

Di lihatnya sang sahabat berdiri disana dengan lambaian dan sebuah senyuman hangat tertera dibibirnya.

Laura mengalihkan pandangannya. Ia melihat Aldi. Dan yap, Aldi sedang menatap Nafizah. Entahlah itu tatapan apa. Laura pun tak tau. Aldi tertangkap basah.

Sedangkan Nafizah yang merasa di tatap terus, ia pun dengan segera menundukkan pandangannya. Ia tersipu malu di tatap seperti itu. Apalagi sama..

Orang yang ia kagumi selama ini meskipun hanya dia dan Allah yang mengetahuinya.

"Heyy kak," laura menyenggol lengan sang kakak, "Laura ke kelasnya bareng Nafizah yah," lanjutnya dengan senyuman.

Assalamualaikum HumairahKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang