Part 22

114 15 3
                                    

Percaya dan jangan takut, jika dia di lahirkan untukmu, sejauh apapun dia di sana, dia tetap jodohmu. Jika jodoh, akan ada segala cara buat kalian bisa bertemu kembali.


---

"Laura!!" teriak seseorang dari arah belakang.

Suara itu suara lelaki. Laura berbalik. Seorang lelaki berseragam MHS menghampirinya. Tingginya melebihi Laura membuat Laura sedikit mendongak.

"Emm, Laura?" panggil lelaki itu.

"Iya?"

"Gue mau ngomong empat mata, boleh?" tanya lelaki itu. Ia memberi tatapan memohon.

"Empat mata?" tanya Laura memastikan.

Cowok itu mengangguk.

"Empat mata..." gumam Laura namun masih terdengar oleh lelaki itu dan juga Nafizah.

"Mau gak?" tanya lelaki itu karena ia melihat Laura masih berfikir.

"Hm, maaf yah Vin.. saya nggak bisa," jawab Laura.

Ya, cowok itu adalah Devino Putra. Cowok yang berani mengatakan langsung cintanya ke Laura. Cowok yang kemarin mengatakan cintanya di hadapan Laura. Koridor kelas Laura dan Nafizahlah yang jadi saksinya.

Vino tersenyum. Tidak semudah itu mengajak Laura berbicara empat mata bersama orang yang bukan mahramnya.

Vino mengangguk, "oke, gue paham kok," ucap Vino, senyumnya masih ia tampakkan.

"Maaf yah?" ucap Laura lirih.

"No prob Laura, gue paham. Duluan yah," pamit Vino. Ia memutar badannya 180°.

"Vino!!" teriak Laura.

Vino berhenti. Ia membalikkan badannya. Menatap Laura dengan tatapan bertanya.

"Jalan pulang bukan kesitu," ucap Laura.

Nafizah menepuk jidatnya. Menatap Laura. Ia ingin tertawa tapi ia tahan.

Vino tersenyum, "gue belum mau pulang."

"Kenapa?" tanya Laura bingung.

"Dirumah gue tinggal sama Bi Oca aja, Papa Mama gue di London sama adik gue, gue bosan di rumah," jelas Vino.

Laura mengangguk paham. Ia menatap Nafizah, ternyata Nafizah sedang menatap kearah.. Kak Aldi?

Laura melihat Aldi yang sedang berjalan kearahnya sambil bermain Handpone.

Laura menggelengkan kepalanya.

"Kebiasaan," decak Laura sebal.

Ia berlari menuju Aldi. Merampas handpone yang ada di dalam genggaman Aldi.

Aldi yang merasa handpone-nya di rampas langsung mendongak.

Ia ingin menatap tajam orang itu namun ia urungkan. Kenapa? Karena yang merampas hp miliknya adalah adiknya sendiri.

Laura menaruh handpone itu di saku roknya. Ia menatap Aldi tajam.

Fahmi, Rizqi, dan Raffa menahan tawanya. Lagi-lagi Aldi kepergok bermain hp sambil berjalan.

"KE-BI-A-SA-AN!" ucap Laura menekankan setiap ejaan.

(Apasihh namany? Author lupaa hehe; itulah pkoknyaa.. skip)

Aldi menarik napasnya. Ia menatap Laura lembut.

"Ra, maaf yah, kakak tadi gak tau kalau kamu ada disini ternyata," ucap Aldi.

Assalamualaikum HumairahKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang