Part 21

104 15 1
                                    

Jangan bilang kehidupan itu pahit. Karena yang salah disini adalah kamu. Kamu seharusnya mencintai Allah jika ingin kehidupanmu indah.


---

Laura dan Nafizah tiba dikelas. Mereka duduk dibangku masing-masing sembari mengambil bekal mereka yang berada dilaci meja.

"Eh, apa ini?" tanya Laura.

Ia mendapatkan sebuket bunga mawar berada dilaci mejanya. Ia angkat bunga mawar itu. Memperlihatkannya kepada Nafizah.

Nafizah yang kaget bukan main langsung mengambil bunga itu. Mencari sebuah kertas yang barang kali pemiliknya taruh di sisi buket itu.

"Nafizah cari apa?" tanya Laura.

"Kertas," jawab Nafizah singkat.

Nafizah terus menerus mencari kertas di buket itu, namun ia sama sekali tidak mendapatkannya.

Ia taruh bunga itu diatas meja Laura. Memikir sejenak.

"Pasti dia dari orang yang gemari kamu Ra," tebak Nafizah polos.

Laura menepuk jidatnya. YaAllah berikan aku kesabaran. Batin Laura.

Nafizah menaruh jari telunjuknya didagu. Ia masih berfikir keras siapa kira-kira yang menaruh bunga itu.

"Sudah pasti itu mah, eh tapi udahlah, udah biasa juga Laura dapat bunga gini di kolom meja," jawab Laura.

Nafizah menatap Laura kemudian mengangguk.

"Biasanya kalau kamu dapat bunga gini, kamu buang atau gimana?" tanya Nafizah kepo.

"Bawa pulang, trus taruh di vas bunga sebagai pajangan, atau kalau vas bunganya habis, biasa Bunda yang simpan nanti katanya kalau belanja baru beli vas deh gitu," jelasnya.

Nafizah mengangguk paham.

"Yaudah, makan aja yuk, bentar lagi bel lohh,"

"Iya Ra," jawab Nafizah.

Mereka berdua pun makan dalam diam. Tidak ada yang membuka suara sama sekali.

---

Raffa, Rizqi, dan Fahmi duduk di sofa yang berada diruangan Gifran, Ayah Aldi.

Mereka bertiga sibuk mengotak-atik layar canggih yang berada di genggamannya.

Sedangkan Aldi? Ia sibuk didepan komputer milik Ayahnya yang berada di ruangan itu.

"Al," panggil Rizqi.

Aldi menoleh sejenak, "Hm," kemudian fokus kembali dengan komputer di depannya.

"Kalau ada yang suka sama Laura gimana?" tanya Rizqi.

Sebelumnya ia menatap Fahmi dulu yang masih sibuk dengan ponselnya. Tetapi, setelah Rizqi mengatakan hal itu, ia menatap Rizqi dengan sorot mata tajam.

Rizqi mengedikkan bahunya.

"Hal biasa," jawab Aldi singkat.

"Kalau ada yang nembak Laura gimana Al?" tanya Rizqi lagi.

"Udah biasa juga," jawab Aldi lagi. Ia masih fokus pada layar komputer di hadapannya.

"Laura pernah pacaran gak?" kali ini bukan suara Rizqi. Semua yang ada disana menatap pemilik suara itu dengan tenang. Yang ditatap malah terlihat lebih tenang juga.

Aldi menggeleng. Ia kembali menatap komputer didepannya, "nggak."

"Laura punya sahabat cowok gak?" tanya Rizqi.

Assalamualaikum HumairahKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang