Meskipun pernikahan Karina dibatalkan dan Jeno telah dilantik sebagai direktur, yang paling terkejut ketika mendengar Jeno masih berpacaran dengan Renjun yang bekerja di kantin kampus adalah Ten.
la tidak suka melihat Jeno yang sangat pintar menjalin hubungan serius dengan orang yang tidak memiliki apa-apa.
Namun, mereka berdua tetap menjalin hubungan itu dalam waktu yang cukup lama. Pasti Jeno memiliki alasan tertentu untuk tetap menjalin hubungan dengannya.
"Benarkah ia meminjamkan kamar hotel untuknya?"
"Iya, begitulah."
Sehun menyerahkan amplop yang tadi ia terima kepada adiknya dengan wajah tidak percaya. la masih ingat bagaimana kedua orang itu berangkat kerja dari hotel dan pulang bersama-sama.
Foto-foto ini jelas bisa menimbulkan skandal yang menghebohkan, namun sekarang bukan saat yang tepat untuk membuat gosip seperti ini. Semoga saja skandal ini benar-benar bisa berubah menjadi realitas.
"Apa Jeno benar-benar akan menikahi dia?"
"Apa mungkin lelaki sepintar dia akan berbuat seperti itu? Tetapi, sekarang sepertinya pihak keluarga Karina mendesak Abeonim agar menikahkan Jeno."
Sehun berkata dengan tidak sabar pada adiknya. Keluarga Karina yang tadinya menolak Jeno habis-habisan karena alasan anak yang lahir di luar nikah, kini tiba-tiba malah mendukung pernikahan Jeno.
Sehun benar-benar tidak mengerti mengapa pihak keluarga Karina tiba-tiba berbuat baik pada Jeno seperti itu.
"Tapi hal itu tidak akan terjadi, kan?"
"Tentu saja. Mereka tidak akan membiarkan hal itu terjadi begitu saja. Mereka tidak akan membiarkan perusahaan itu jatuh pada Jeno begitu saja."
"Ayah sepertinya sangat pusing dengan masalah Jeno ini."
"Jangan khawatir. Karena bagaimanapun, pasti kita yang akan menang nantinya. Kau urus saja soal Jaemin. Sebenarnya, apa yang sedang dilakukan anak itu di tengah situasi seperti ini?"
Ten hanya menghela napas pelan mendengar protes kakaknya pada keponakannya itu. Ketika ia menyuruh anak itu untuk ikut bekerja di perusahaan, dengan tegas ia mengatakan bahwa ia tidak tertarik ikut campur dalam urusan Dream Group.
Kenapa anak itu mirip sekali dengan suamiku dan sama sekali tidak mirip denganku, batin Ten.
Suaminya saat itu pun mengatakan hal yang sama. la tidak punya ambisi apa-apa di perusahaan ini. Katanya ia sudah cukup bahagia dengan alkohol, perempuan, dan tanaman. Dia adalah lelaki yang suka main perempuan dan seorang ahli holtikultura yang berpengetahuan luas.
Selain dalam hal alkohol dan perempuan, Jaemin benar-benar mirip dengannya. Mau dimarahi dan dipaksa bagaimanapun, Jaemin benar-benar tidak akan mengubah pendapatnya. Benar-benar keras kepala.
Anak laki-lakinya itu benar-benar mirip dengan suaminya. Suaminya yang biasanya selalu tergila-gila dengan perempuan itu tiba-tiba saja seolah menghabiskan hampir seluruh waktunya di taman yang ia buat itu. Hingga akhirnya, ia menjadi ketua komite universitas itu.
Namun, Ten sejak awal tidak berniat menjadikan anaknya sebagai profesor yang bekerja terus-menerus di dalam rumah kaca. Baginya, anak lelakinya itu harus menjadi orang yang berbeda dengan suaminya.
"Atau lebih baik kau nikahkan saja dia."
"Ide yang bagus. Yoo Karina kan tidak harus menikah dengan Jung Jeno. Yang penting kan dengan salah satu cucu dari Jung Yunho."
Mata Ten langsung bersinar mendengar saran dari adiknya. Boleh juga nasihatnya itu. Kalau seperti itu, komite pun pasti akan menilai Jaemin kembali.
Lagi pula, jika Jaemin memiliki rumah tangga sendiri, pasti ia tidak akan lepas tanggung jawab seperti ini. Kini sudah saatnya Jaemin kembali ke tempat seharusnya ia berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to get a wife (Noren Ver.)
FanfictionDunia sepertinya sudah semakin gila ketika aku melihat iklan untuk mencari 'istri kontrak' yang terpasang di koran hari itu. Apalagi, adikku sendiri yang baru berumur 20 tahun, yang memiliki perbedaan umur lebih dari 12 tahun dengan lelaki itu. Bena...