Meskipun sudah naik ke dalam mobil itu, Renjun merasa agak bingung mendapat perlakuan Jeno yang tidak bisa ia pahami. la rasanya tidak percaya bahwa dirinya ada bersama Jeno saat ini.
Renjun terkejut dengan perasaan aneh yang menyenangkan yang diam-diam memenuhi hatinya. la bahkan tidak berani mengangkat wajahnya seolah takut perasaannya itu tertangkap basah oleh orang lain.
Sebenarnya, apa yang dipikirkan olehnya?
"Karina bisa saja salah paham."
"Salah paham apa?"
"Kau dan aku. Mengenai hubungan kita."
"Sepertinya kau lupa ya, tapi tujuan kita berpacaran kan memang untuk membuatnya salah paham. Menurutmu, mengapa aku rela mengeluarkan uang mahal-mahal untuk membayar utang orang lain?"
Jeno kembali mengungkit masalah transaksi lama mereka. Tentu saja Renjun pun tidak melupakan hal itu. Tidak, sebenarnya ia hampir lupa. Kadang ia merasa kalau kebaikan yang tidak terduga darinya seolah memiliki tujuan lain.
Keinginan dan hasrat itu ternyata bisa sangat berbahaya. Bisa-bisanya ia ingin mengambil cinta milik orang lain.
Park Renjun, kau benar-benar payah.
Wajah Renjun memerah karena merasa bersalah mengingat keinginannya yang memalukan itu.
"Jadi, pangeranmu itu Jaemin?"
"Mm... iya."
Ketika Renjun tengah mengintrospeksi diri dan merasa bersalah, tiba-tiba Jeno bertanya seolah ia baru teringat hal itu. Mendengar pertanyaan yang tidak terduga itu, Renjun sempat ragu sejenak sebelum akhirnya menjawab dengan jujur.
"Seleramu payah sekali. Pangeran dari mana."
"Kau tidak lihat sinar yang muncul dari orang itu?"
"Tidak lihat. Kau ingat tidak kata-kata Jisung saat itu? Orang yang bersinar itu berarti orang yang sudah mati."
"Makanya dia itu pangeran, karena tetap bersinar meskipun masih hidup."
"Sudahlah."
Jeno akhirnya menghentikan perdebatan mengenai pangeran Renjun itu dengan wajah sebal. Ia tidak ingin mendengar Renjun memuji-muji Jaemin. la tidak ingin mendengar nama laki-laki lain keluar dari mulut Renjun.
Ketika pertama kali melihat mereka berdua berjalan bersama-sama di hotel dan ketika Renjun berbalik menjauhinya saat akan pergi menuju restoran itu, Jeno terus-menerus merasa tidak nyaman melihat mereka berdua.
Lalu, ketika akan pulang dari restoran itu, ketika melihat Renjun yang secara otomatis menjauh darinya dan mendekati Jaemin, tenggorokannya terasa tersekat.
Meskipun Jaemin hanyalah pasangannya untuk acara itu, meskipun dari luarnya saja terlihat seperti itu, lelaki yang saat ini berpacaran dengan Renjun adalah dirinya, bukan Jaemin.
Namun, Renjun sepertinya melupakan hal itu. Tentu saja, Jeno pun tidak akan membiarkan Renjun lupa siapa yang menjadi kekasihnya saat ini.
🖤🖤🖤
Di dalam mobil yang dikemudikan oleh Jaemin, ia dan Karina sama-sama terdiam dalam pikiran masing-masing.
Yoo Karina yang biasanya ceria dan suka bertingkah seperti anak kecil kini tidak mengucapkan sepatah kata pun. Tidak tahan dengan kesunyian itu, Jaemin menyalakan radio di mobilnya.
Terdengar salah satu lagu dalam film Phantom of the Opera yang bernuansa berat tetapi indah memenuhi mobil itu. Seketika itu juga Karina menatapnya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to get a wife (Noren Ver.)
Fiksi PenggemarDunia sepertinya sudah semakin gila ketika aku melihat iklan untuk mencari 'istri kontrak' yang terpasang di koran hari itu. Apalagi, adikku sendiri yang baru berumur 20 tahun, yang memiliki perbedaan umur lebih dari 12 tahun dengan lelaki itu. Bena...