Sudah setahun lebih mereka menikah, namun Renjun tetap sangat sibuk sampai tidak bisa meluangkan waktu untuk perjalanan bulan madu mereka yang kedua. Apa ini tidak keterlaluan?
Jeno yang menjalankan Dream Group saja bisa meluangkan waktunya, tetapi mahasiswa tahun pertama fakultas Ilmu Holtikultura itu yang malah tidak bisa meluangkan waktu, bahkan saat liburan musim panas sekalipun. Renjun pun menyadari bahwa dirinya terlalu sibuk.
Renjun menerima saran pertama dari suaminya demi mewujudkan mimpinya berkebun dengan mengikuti tes ujian masuk universitas dan mulai belajar dengan sungguh-sungguh mengenai perkebunan. Meskipun nilainya tidak terlalu sempurna untuk bisa masuk ke Universitas Kyung Hwan, setelah berjuang keras, akhirnya ia berhasil diterima di fakultas Ilmu Holtikultura dan ternyata kesibukannya tidak hanya belajar. Berbagai masalah sepele di keluarganya pun ikut menjadi urusannya.
Diwali dengan keberangkatan Jaemin untuk sekolah ke Amerika. Entah bagaimana ia merayu seorang wanita seksi berambut pirang itu, namun Ten hampir pingsan mendengar kabar itu. la lalu terus-menerus menelepon Renjun yang kira-kira bisa menghubungi Jaemin.
Oleh karena itu, saat ini Renjun berada di posisi sulit di antara Jaemin yang bersikeras tidak akan membiarkan ibunya campur tangan lagi dan Ten yang terbaring lemas dan putus asa.
Lalu, Karina yang tanpa memedulikan Jeno tetap menjadikan Renjun sebagai adiknya dan setiap ia bertemu dengan lelaki baru, ia selalu berkonsultasi dengan Renjun. Jeno mau tidak mau harus memberikan kata-kata penghiburan pada guru SMP yang sedang berpacaran dengan Karina.
Lalu, kakek dan nenek Jeno juga tidak henti-hentinya meminta cicit kepada mereka. Ditambah lagi dengan Mark dan Haechan yang belakangan ini tiba-tiba sangat akrab dan mau tidak mau Renjun pun harus memperhatikan mereka.
Jeno pun sebenarnya ingin melarang demi kenyamanan temannya itu sendiri, namun sepertinya ini merupakan solusi yang baik untuk segera menyerahkan adik iparnya itu pada lelaki yang bertanggung jawab. Namun, Renjun tidak setuju karena umur mereka berbeda terlalu jauh. Jika mereka saling jatuh cinta, apa boleh buat. Namun, tetap tidak ada yang tahu bagaimana kelanjutan kisah kedua player itu.
Bagaimanapun, banyak hal yang membuat istri Jeno itu sibuk. Seandainya ia tidak ikut menyiangi gulma di sawah orang lain di siang hari seperti ini, mungkin ia masih punya waktu untuk istirahat.
Jeno kini rasanya tidak tahan melihat Renjun yang semakin kurus kering. Namun, Renjun tetap saja bekerja dengan rajin meskipun Jeno sudah sering memarahinya.
Jeno akhirnya melirik jam tangannya dan menutup laptop yang sedang ia pakai untuk bekerja lalu pergi menjemput Renjun.
Begitu ia keluar dari ruang keluarga, seekor kucing berbulu tebal langsung bergelayut dan bermanja-manja di kakinya. Sementara, Chi-chi melebarkan sayapnya dan menatap Jeno dengan wajah sedih.
"Saranghae, Saranghae?"
"Maaf sekali, tapi aku hanya mencintai istriku."
"Tidak, tidak."
Untungnya, Duldul yang selalu ada di halaman depan tampak sedang tidur siang dengan tenang.
Ketika Jeno bertekad harus mengajak Renjun pulang sebelum anjing ini menggonggong dengan berisik, ia menyadari kehadiran seseorang dari luar rumahnya. Renjun datang bersama seorang lelaki. Ada apa ini...
Seandainya saja wajah Renjun tidak terlihat pucat dan tidak ada anak perempuan
lain yang datang bersamanya, mungkin Jeno sudah melayangkan pukulannya."Ada apa?"
Jeno segera menyelamatkan Renjun dari lelaki yang kelihatannya masih muda itu dan bertanya dengan terkejut pada istrinya yang terlihat pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to get a wife (Noren Ver.)
FanfictionDunia sepertinya sudah semakin gila ketika aku melihat iklan untuk mencari 'istri kontrak' yang terpasang di koran hari itu. Apalagi, adikku sendiri yang baru berumur 20 tahun, yang memiliki perbedaan umur lebih dari 12 tahun dengan lelaki itu. Bena...