0.6

1K 125 6
                                    

Haechan yang menyadari bahwa eonni-nya sedang sangat marah dan bisa meledak sewaktu-waktu akhirnya bertekad untuk tidak membuat masalah lagi dalam waktu dekat.

Oleh karena  itu, ketika menerima sebuah telepon dari seseorang yang tidak ia kenal pun, ia berusaha mengendalikan dirinya sebaik mungkin.

Namun, akhirnya ia menyerah setelah mendengar bujuk rayu yang tanpa henti dan tutur kata yang penuh sopan santun. Tidak, sebenarnya ia hanya tidak bisa menahan rasa penasarannya yang begitu besar.

Kalau Eonni sudah pernah bertemu dengan lelaki itu, berarti tidak masalah juga kalau aku bertemu dengannya, begitu pikir Haechan.

Meskipun ia merasa bersalah pada kakaknya, sepertinya tidak apa-apa jika Haechan hanya bertemu sebentar dengan lelaki itu dan mendengar penjelasannya.

la memiliki prinsip bahwa jika kesempatan yang ada di dunia ini tidak dimulai dan dicoba, maka akan berlalu begitu saja seperti waktu-waktu yang lain.

Akan tetapi, Haechan sempat tertegun ragu di depan gedung kantor pusat Dream Group yang terbuat dari kaca dan bersinar menyilaukan matanya.

Jadi, orang yang memasang iklan itu adalah orang dari Dream Group. Mungkin saja ini memang kesempatan baik bagiku, pikir Haechan.

Atau bisa saja ini menjadi jebakan baginya, seperti ucapan kakaknya. Haechan berjalan ke meja resepsionis tempat namanya sudah tertera dan ia langsung menaiki lift menuju ke ruang rapat yang berada di lantai 48. la memandang ke ruangan bergaya mewah di sekelilingnya dengan kagum.

Meskipun pemandangan di sekitarnya menciutkan nyali seorang Haechan yang baru berumur 20 tahun, ia tetap berusaha untuk menegakkan pundaknya.

Selalu bersikap tegar. Itu pesan kakaknya.

Ia tinggal bertiga saja dengan kakaknya dan Jisung sejak ia berumur enam tahun. Sejak saat itu, Eonni-nya yang menjadi orangtua, koki, dan pelindung mereka. Karena Eonni-nya selalu menyuruhnya untuk selalu tegar, ia tidak punya alasan untuk tidak bersikap seperti itu.

Seandainya saja ia tidak mengirimkan CV palsu itu, ia pasti bisa bersikap lebih tegar dan berani lagi. Meskipun demikian, Haechan berusaha keras untuk tetap tenang dan berani di situasi ini.

🖤🖤🖤

Dua orang lelaki kemudian berjalan menghampiri Haechan yang berdiri menunggu dengan sebuah meja besar terletak di depannya. Di mata Haechan yang biasanya sangat selektif dalam menilai laki-laki, keduanya terlihat sangat memesona.

Seorang laki-laki yang berdiri di salah satu sisi meja itu jelas seorang berdarah campuran dengan wajah yang sangat tampan dan senyum ceria. Sementara, seorang laki-laki berbadan tegap yang berdiri di sisi tengah meja terlihat tanpa ekspresi namun mempunyai karisma tersendiri yang mampu mengalihkan perhatian orang di sekelilingnya.

Haechan bergidik ngeri membayangkan lelaki menyeramkan itu hampir saja menjadi suaminya.

Ternyata kali ini pun ucapan kakaknya benar. Dia memang bukan lelaki sembarangan yang bisa Haechan tangani.

" Annyeonghaseyo."

"Haechan-ssi, kau yang mengirimkan dokumen ini, kan?"

Lelaki berdarah campuran yang penampilannya terlihat lembut itu ternyata juga memiliki suara yang enak didengar.

Sementara, lelaki satunya lagi yang memperhatikan Haechan dari ujung kepala sampai ujung kaki, sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kehangatan.

"Benar, tapi maaf sekali, aku tidak bisa menerimanya."

How to get a wife (Noren Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang