02

1.2K 169 7
                                    

••••••
hepi riding pren
••••••

karin tengah duduk di perpustakaan, bersama enzo, teman belajar seperjuangannya. mereka sedang membongkar buku soal, belajar untuk ujian.

'gokil, hari ini tenang banget gue,' karin membatin senang.

iya, tadinya tenang. sampai hp-nya bergetar, dan cewek itu langsung memeriksa notif disitu.

kak mahesa

| rin
| sho terdeteksi keluar kelas
| cepet

gue otw kak |

karin mengambil nafas dalam dalam, lalu menutup bukunya.

"eh? kemana?" tanya enzo bingung.

"sorry, ya, zo. gue mau ngurusin tuyul bentar," pamit karin. "gatau sih selesainya kapan. gue usahain cepet."

"tuyul?" enzo mikir sebentar. "sho?"

karin mengangguk. "itu anak kayanya mau bolos lagi. kak mahesa nyuruh gue ngejar,"

meski enggan, enzo mengangguk. "yaudah. hati hati larinya, awas kesandung."

"iya, thank you, ya! nanti kalo udah kelar gue langsung kesini!" kata karin.

"gausah buru-buru, santai aja," ujar enzo.

karin mengacungkan jempol. dia mengusap pelan kepala enzo, dan langsung berlari keluar perpustakaan.

meski karin nggak melihat, enzo mematung disana, dengan muka merah, mirip tomat.

••••••

"SHOTO, BALIK GA LO!"

dan disinilah karin, dengan pengejaran yang nggak akan ada habisnya. dia mengejar sho ke gerbang belakang sekarang.

"lelet lo!" ejek sho, yang berlari semakin cepat.

"dih, sialan ini tuyul satu," umpat karin. "SINI LO! GUE SETRIKA MUKA LO!"

"tangkep dulu!" tantang sho.

"NANTANGIN LO!"

karin mempercepat larinya, mengejar sho. dia sampai harus ikut-ikutan manjat pagar demi mengejar cowok itu. untung dia memakai celana panjang di dalam rok. berlari sekuat tenaga, karin mengejar sho yang berlari menjauh.

di dekat gang belakang, karin berhasil menangkap kerah baju sho, namun ternyata cowok itu nggak mengancing kemejanya. kemejanya terlepas, menyisakan kaus turtle neck-nya.

tentu saja nggak disitu saja. karin langsung mengejar sho lagi, tidak memberi cowok itu istirahat.

pengejaran gila di jam istirahat kedua, pas di bawah terik matahari.

••••••

"lo tuh bisa, ga, anteng? sehari aja? biar hari gue tuh tenang," omel karin sambil membanting kotak P3K di atas ranjang uks.

sho kabur buat tawuran sama sma belakang ternyata. untung polisi cepat datang dan karin bisa menyeret sho kembali ke sekolah.

"gue masih rada gapapa kalo lo cuma bolos. ini? sekalian tawuran? gausah nyari gara-gara, deh!" karin kembali mengomel.

tangannya mengambil kain, lalu membersihkan luka di wajah sho. iya, dia berakhir di uks, disuruh kak umami mengobati sho. nggak sudi, sih, tapi lihat saja deathglare kak umami saat karin sempat menolak perintahnya.

"ck, sakit. pelan dikit, bisa, ga?" sho meringis.

"ya makanya gausah aneh-aneh!" balas karin.

sho berdecak malas. "ngomel mulu lo. pengang telinga gue, anjir,"

"makanya gausah cari gara-gara dongo!"

seusai mengobati luka sho, karin merapikan kotak P3K tadi. "udah. lo di uks dulu. lin yang ngawasin. nanti kalo free, gue kesini,"

"lo gabisa nungguin disini aja? gue gamau lama-lama," tanya sho.

karin terdiam sejenak. "gue izin kak mahesa dulu. jangan kemana-mana. diem aja disini," perintah karin.

sho mengangguk.

karin segera pergi dari ruang uks, lalu menemui kak mahesa di ruang osis.

"gue udah nanganin sho. dia kabur tawuran," lapor karin.

kak mahesa tertawa kecil. "bener-bener, ya itu anak. terus sekarang dia gimana?" tanya kak mahesa.

"di uks. kak umami nyuruh gue ngobatin dia," jawab karin. dia diam setelahnya, bingung harus izin gimana.

"lo mau ngomong apa lagi, rin?" tanya kak mahesa.

"gue ...." ucapan karin terhenti.

kak mahesa masih nungguin karin melanjutkan ucapannya.

"gue izin nemenin dia di uks," kata karin akhirnya.

kak mahesa tertegun. "hm? tumben. biasanya lo gamau lama-lama sama dia. sekarang mau nemenin dia?"

"dia yang minta," jawab karin membela diri. "and, gue juga lagi gamau ikut kelas matematika. berasap,"

kak mahesa mengangguk. "alright. sana, nanti gue yang izinin ke gurunya. gue bakal bilang lo istirahat karena kecapekan," balas kak mahesa.

"thanks, kak. gue duluan, ya," pamit karin, berjalan keluar dari ruang osis.

kak mahesa menatap punggung karin yang semakin menjauh hingga akhirnya tak lagi terlihat.

••••••
IYAHAHAHAH
afaan tuh? minta temenin? yang beneeuurr
to be continued!!
•••••

rival (?) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang