••••••
hepi riding pren
••••••"jadi? kenapa kamu ninggalin jam patroli tanpa izin, dan ngebiarin dua murid kabur dari hukuman?"
iyap, disinilah karin sekarang.
di ruangan osis. disidang kak umami.
"iya, sorry kak. gue mau ikut ulangan," jawab karin. "mending gue suruh mereka balik daripada tetep disitu. panas juga, kak, disitu."
"ya karena itu emang hukumannya, karin. sengaja, supaya mereka kapok," balas kak umami.
"maaf. tapi hari ini ulangan fisika, kak. gue gamau susulan. kakak kan tau guru fisika gue, kak. nilai buat yang langsung ulangan hari itu, bakal lebih tinggi daripada yang susulan," terang karin.
"saya mengerti, karin. tapi tolong diingat. kamu osis. kamu kepercayaan sekolah. kamu dikasih kepercayaan kayak gitu, tolong jangan hancurkan gitu aja," nasihat kak umami.
"iya, kak," balas karin lesu.
"yaudah. kali ini saya maafin. jangan ulangi lagi," kata kak umami.
karin mengangguk, lalu keluar dari ruang osis. kembali ke kelasnya. nice, jamkos. lumayan, dia bisa tidur sebentar.
"rin?" panggil rio, ketua kelas karin.
karin mendongak. "apaan?" tanya karin.
"lo ada catatan kimia terbaru, kan?" tanya rio, yang dibalas dengan anggukan karin. "bisa kasih ke kelasnya pak eko, nggak?"
"oke," balas karin, yang lalu mengeluarkan buku tulis kimianya. kemudian berjalan ke kelas pak eko (yang author gatau kelas berapa) yang alias kelas sho.
tok tok!
karin mengetuk pintu, lalu masuk. terlihat guru kimia, bu nisa, yang lagi ngajar. pantes aja catetannya mau dipake.
"bu, ini catetan kimianya," karin menyerahkan catatan kimia miliknya.
"ah, iya, nak. makasih, ya. ibu boleh minta tolong, nggak?" tanya bu nisa yang terlihat mulai repot.
"boleh, bu. minta tolong apa, ya?" tanya karin.
"ibu mau ada rapat di kecamatan sekarang. kamu bisa tolong tulisin catetan ini di papan, nggak? biar anak-anaknya nyatet," ujar bu nisa.
meski terpaksa, karin akhirnya mengangguk, dan bu nisa langsung pergi setelah pamit.
yah, sepertinya bu nisa lupa. kalau karin ini, cuma 10 senti lebih pendek daripada sho. alias dia pendek. IYA, DIA PENDEK. dan papan tulis raksasa.
'ya Tuhan, cobaan jenis apa ini. mau tidur aja kok susah bener, ya ....' batin karin menahan kesal.
dia melirik barisan murid yang sedang duduk. lalu melihat cowok tinggi dengan rambut hijau. "oi, yang itu! yang rambutnya warna rumput (baca : ijo)!" teriak karin dari depan.
cowok itu menoleh ke kanan dan ke kiri, lalu sadar hanya dia yang berambut hijau. "aku?"
"iya, elu. bantuin, dong," pinta karin.
cowok itu berjalan ke depan, lalu berdiri. "bantu apa?"
"nih, kan gini, nih. gue kan pendek. lo tinggi. lo nulis sampe setengah catetan gue, sisanya gue yang tulis. thanks,"
karin memberikan spidol dan buku tulisnya, lalu duduk di kursi guru dan menelungkupkan wajahnya untuk tidur.
••••••
tuk tuk!
karin terbangun, ketika merasakan bahunya dicolek. dia langsung mendongak, menatap cowok berambut hijau yang sepertinya baru selesai.
"ah, itu. udah selesai," kata cowok itu.
karin mengangguk. "oh, iya. sampe mana?"
"kutulis semuanya," jawabnya santai.
karin melotot. "hah? serius? YAH, MAAP. kenapa nggak bangunin aja?" tanya karin, sedikit merasa bersalah.
"kamu keliatannya ngantuk banget. jadi nggak kubangunin. lagian nggak banyak," jawab cowok itu, yang lalu melirik ke deretan bangku. entah melihat ke arah siapa.
"ah, gitu, ya. makasih, ya! maaf, harusnya ini kerjaan gue. itu, dikelarin catetannya ya! habis itu nyantai aja sampe jam berikutnya kata bu nisa," kata karin.
cowok itu mengangguk. "iya."
"sekali lagi thanks ya, umm ..."
"toro," jawab cowok itu, menyadari karin nggak tau namanya.
"oh, iya. thanks ya tor! gue duluan!" karin keluar dari kelas itu, kembali ke kelasnya.
sementara toro kembali duduk di kursinya. lantas bersitatap dengan cowok berambut hitam yang lagi asyik main game itu.
"kamu kalau suka dia, kenapa nggak bilang aja?" tanya toro pada cowok itu.
"dih? siapa yang suka dia? nggak," balas cowok itu cuek.
"apa iya?" tanya toro lagi.
flashback on
"hei, aku ud—" ucapan toro menggantung ketika bahunya ditepuk.
"gausah dibangunin. capek itu. lanjutin aja," ujar sosok yang menepuk bahunya itu.
toro mengangguk dan lanjut menulis di papan.
flashback off
"dia keliatannya baik, kok," ujar toro. "seleramu keren, sho. high class, ya."
sho mendelik. "apanya, sih? aku nggak suka dia. cewek rese yang sering nangkep aku waktu bolos. males banget,"
"biasanya yang ngomong kaya gitu, ntar bucin," celetuk upi, memanas-manasi sho.
"gabakal," balas sho.
"kena karma, ntar aku ketawain," amu ikut berceletuk.
sho hanya memutar bola matanya, lanjut fokus dengan game-nya.
'suka sama itu cewek? kaga dulu dah ah.'
••••••
CIAKH CIAKH, AFFH IYH SHO??
beneran gabakal nie? ap iy???
to be continued!!
up satu lagi, soalnya gabut
••••••
KAMU SEDANG MEMBACA
rival (?) ✅
Fanfiction[completed] tentang karin, bagian keamanan yang udah capek batin ngehadapin sho, tukang berantem sekolah. was : #1 on webtoon #1 on originalcharacter #2 on wee #4 on oc