••••••
hepi riding pren
••••••"sho! sho!" alma tergesa, berlari menghampiri semua anak frustasi yang lagi mojok di kantin.
"alma? kamu ngapain?" tanya amu bingung.
"kayla .... sama karin!" seru alma, berusaha mengatur nafasnya sejenak.
sho langsung menoleh. "karin? karin kenapa?"
suasana di pojok kantin ini langsung begitu mencekam, langsung fokus pada alma. alma langsung menceritakan semuanya. mulai dari awal karin diculik, sampai kayla yang sekarang main pisau.
dan tentu saja sho langsung melotot mendengar itu semua. baginya, kayla sudah gila dengan terus mengganggunya, juga memasang berita ambigu soal karin. tapi rupanya kayla bisa lebih gila lagi.
"anjing, bangsat!" sho menggebrak meja, tidak terima.
"sho, tenang. kita masih sempet nyelamatin karin," rio berusaha menenangkan sho.
"kalo kita berangkat sekarang, kita masih sempet nyelamatin karin sebelum kayla lebih gila lagi," toro berdiri, membuat yang lain ikutan berdiri. "alma, kamu yang tunjukin jalannya. kita naik mobilku aja."
mereka lalu berbondong-bondong memasuki mobil toro. ga sempet lucu-lucuan, ga sempet menjadi konyol dulu buat sekarang. di dalam mobil beneran tegang. alma menunjukkan jalan ke gudang tempat karin disekap.
untunglah tidak begitu jauh dari sekolah.
itu sebuah gudang di pabrik terbengkalai. gudangnya pas di belakang pabrik, yang kini sudah tidak beroperasi lagi. mereka langsung turun begitu tiba disana.
••••••
oke, kita ke karin kayla sebentar.
karin sekarang benar-benar kehabisan tenaga. semua yang dia konsumsi, sudah basi. membuat perutnya menangis kesakitan. dia mual, kepalanya pusing. kini bukan hanya wajahnya yang jadi sasaran pisau kayla. tangannya, dan kakinya juga.
semua sudah kena sayat. darah mengalir, mengotori lantai pabrik yang berdebu. karin benar-benar menahan tangisannya, supaya tidak keluar sekarang.
tapi dia tidak bisa bohong, dia sangat kesakitan sekarang. dan tidak bisa dia percaya, bahkan setelah seminggu dia menghilang, sho juga nggak mencarinya.
namun ironisnya, semarah apapun dia karena sho tidak mencarinya, dia benar-benar merindukan cowok itu. dan karin tahu, sekarang dia sangat membutuhkan sho.
"hahaha, seru banget, ya, rin? kemarin gue cuma cekokin lo pake makanan basi. hari ini, gue mau coba porstex. wanginya menyengat, enak, sih, harusnya." kayla menggapai botol porstex di sudut ruangan, lalu membuka tutupnya.
aroma pembersih itu menguar. sebelumnya, karin sangat menyukai wangi porstex yang menyengat. tapi sekarang, kayaknya nggak lagi.
kayla menjambak rambutnya, lalu memaksa gadis itu membuka mulut. karin sudah tidak punya tenaga untuk memberontak. mulutnya terbuka, dan cairan biru itu dengan mudah masuk ke dalam mulutnya.
kayaknya gue beneran mati, deh. batin karin, pasrah.
pas saat itu, pintu gudang itu dengan paksa terbuka, menampakkan gerombolan teman dekatnya, berdiri di depan pintu. sho dan enzo paling depan.
bjir, kemren
melihat kedatangan itu, kayla langsung melempar porstex di tangannya ke lantai, lalu berjalan mundur. "sho, ini nggak kayak yang kamu liat,"
"bangsat lo!"
sho berlari mendekati karin yang udah tepar di lantai. sisa porstex yang tidak kuat dia telan, mengalir dari mulutnya. sho memeluk gadis itu seerat mungkin, matanya memanas.
"muntahin, yang masih di mulut kamu, muntahin semuanya," ujar sho, menyuruh gadis itu memuntahkan porstex yang masih di mulutnya.
sho mengusap halus pipi karin. dan gadis itu hanya menatapnya nanar. cairan biru yang tidak ia telan itu mengalir dari mulutnya, diiringi dengan tubuh gadis itu yang bergetar.
"sabar, ya. kita ke rumah sakit," sho menatap enzo, menyuruhnya untuk membantu.
"iya," jawab karin lemah. "kalau gue mati di jalan, gimana?"
sho menoyor kepala gadis itu. "tolol! gausah ngomong aneh-aneh! zo, gece!"
enzo berlari datang, membuka ikatan di tangan dan kaki karin, lalu sho menggendong gadis itu, masuk ke mobil toro.
enzo turun, akan menangani kayla. yang masuk hanya toro dan amu. upi, kiki, rio, enzo, dan alisa yang akan mengurus kayla dan alma. supir toro langsung melaju ke rumah sakit terdekat.
'sabar, ya, kar. gue tau lo kuat.' sho memeluk karin seerat mungkin, seolah nggak mau melepasnya. air mata cowok itu mengalir lagi.
"hei, jangan nangis," bisik karin. "i'm fine, okay?"
"apanya yang fine? bagian mana yang fine? ini lo bonyok begini, lo bilang fine?" tanya sho dengan air mata yang masih mengalir.
karin tersenyum tipis. tangannya terangkat, mengusap air mata sho perlahan. "udah, gue gapapa. jangan nangis, ya? mana sho yang strong?"
"sekarang lagi gaada. gimana gue bisa ga nangis kalo liat lo kayak gini?"
"i said i'm fine. dan gue beneran gapapa. it's okay, jangan nangis lagi," bisik karin.
sho mengangguk, lalu membiarkan gadis di pelukannya itu mengusap air matanya. sho sekarang tidak lagi ragu dengan perasaannya. dia kini yakin. dia sangat menyayangi karin.
ah, tidak.
he loves her.
••••••
NANGIS, YA TUHAN, KARIN GUE😭
mmf syg, ak sdh jht. tp nti gada dramanya😔🙏🏻
to be continued!!
••••••
KAMU SEDANG MEMBACA
rival (?) ✅
Fanfiction[completed] tentang karin, bagian keamanan yang udah capek batin ngehadapin sho, tukang berantem sekolah. was : #1 on webtoon #1 on originalcharacter #2 on wee #4 on oc