05

929 132 0
                                    

••••••
hepi riding pren
••••••

di sekolah, ada sebuah pohon mangga yang paling terkenal. semua murid meminatinya. pohon itu selalu berbuah, tak kenal musim.

setiap hari, pohon itu pasti ada peminatnya.

dan hari ini, menjadi incaran amu dan upi.

masalahnya ini pohon punya kepsek.

dan pohon ini di bawah tanggung jawab murid paling ditakutin di sekolah, karin juana. dia nggak akan segan menghukum semua yang berani mengusik pohon mangga kepsek.

"bagian keamanan masih sibuk di pintu gerbang, jadi pasti aman," ujar upi. "karin juga masih sama kak umami,"

"masih ada waktu setengah jam sebelum bel masuk. lanjut, nih?" tanya amu.

"ya lanjut, lah."

"btw itu soang buat apa?" tanya amu, melihat upi menggendong seekor soang.

"pengganti galah," jawab upi.

yah, singkatnya saja, mereka akhirnya berusaha mengambil mangga, dan selamat sampai akhir😇. AH, MAKSUDNYA, mereka nggak ketangkap sampai akhir😎

"weeee~ dapet banyak!"

"kalo sebanyak ini, bisa dibagiin ke anak-anak kelas, nih!"

kok mangganya bersinar, ya ....

"eh, kita minta izin pak kepsek buat bagiin ke anak-anak kelas, yuk. pasti diizinin," usul amu. TELAT WOI TELAT.

"harusnya izinnya sebelum ngambil, tapi okelah!" balas upi sambil mengacungkan jempolnya.

DOR!

amu menatap kosong sejenak, bingung. hingga dia tersadar. "innalilahi. upi, upi. UPI! WOI! bangun ...."

mata amu berair, menangis temannya yang habis kena headshot.

"kalian ini," terdengar sebuah suara. "sudah berkali-kali kuperingatkan agar tidak mengganggu pohon mangga kepsek. inilah akibat kalian tidak mau mendengar, anak-anak nakal."

rupanya itu pak eko. bmtulz, yang rambut kuning👍🏻

"hei kau. bangun, nggak usah dramatis. kau nggak mati!" seru pak eko, diiringi dengan upi yang kembali berkedip.

"demi apa? aku masih idup?" tanya upi, berkedip.

"dasar temen laknat! gua kira mati beneran! percuma gua nangis tadi!" seru amu, mencekik upi.

"KKHHH— LEPAS! ORANG MAH BERSYUKUR TEMENNYA IDUP!" seru upi balik.

"KAGET TAU!"

pak eko akhirnya menarik keduanya, menuju ke depan kepsek. "ini bagusnya diapain, pak?"

"tenggelamkan👍🏻" jawab pak kepsek sambil memegang death note.

pada akhirnya, dihukum juga. hormat tiang bendera sampai jam istirahat. bersamaan dengan itu, anak osis paling iconic di sekolah—karin—melewati pohon mangga.

"oit!" karin melambaikan tangannya pada amu dan upi.

"eh, karin cakep!" amu balas melambaikan tangan. "patroli, ya?"

"yoi! hari ini tugas ngawasin pohon!" jawab karin. "nyoba nyipet mangga kepsek pasti lo berdua,"

upi nyengir. "tau aja,"

honk honk!

"thanks mate," kak mahesa mengambil amunisi kapur dari soang kesayangan. "umami, peluru kapurnya udah dateng, nih. amunisimu masih banyak? kalo perlu lagi bilang, ya,"

kak umami mengangguk sambil tersenyum.

"oke, kalau begitu! kita lanjut patroli!" kak mahesa mengisi pistol kapurnya, lalu kembali bersiap.

kak mahesa berjalan, lalu melirik karin yang lagi nyantai di bawah pohon mangga. "rin!" sapanya.

karin mengangkat tangan. "oit! apaan, kak?"

"tumben hari ini!" seru kak mahesa.

"hah? tumben apaan?" tanya karin bingung.

kak mahesa menggeleng. "adem ayem, ya hari ini. lo jaga pohon sampe jam istirahat aja!"

"HAH?!" karin melotot. "yang bener? gamau! gue ulangan jam kedua!"

"mahesa, buruan." panggil kak umami yang sudah siap patroli keliling sekolah.

"bentar," balas kak mahesa. "SUSULAN AJA!" teriak kak mahesa. "DULUAN YAA!"

karin berdecak kesal, lantas duduk kembali. dia cukup kesal. sejak jadi anggota osis gara-gara disuruh sama kak umami, dia ketinggalan banyak pelajaran karena harus ngurus urusan osis.

dia memang sejak awal nggak tertarik dengan itu semua. tapi kak umami bilang, dengan berorganisasi, dia bisa dapat nilai plus. dan semua kertertinggalan, serta susulan, bisa gampang dikejar.

gampang apanya?

karin ngantuk setiap berangkat karena bahkan nggak sempat tidur. mungkin dia bisa minta enzo mengajari, tapi dia nggak se-nggak tau diri itu sampai selalu minta cowok itu mengajarinya. enzo juga punya kesibukan sendiri.

dia juga harus manage waktu sebaik mungkin, dan itu nggak gampang. mengingat banyak hal yang dia lakukan di luar sekolah.

"gatau ah, males," gerutu karin akhirnya. dia bangkit, lalu menghampiri amu dan upi yang masih hormat bendera.

"mu, pi," panggilnya.

keduanya menoleh.

"oi, apaan?" tanya upi.

"balik ke kelas aja, sana. gue juga mau balik," ujar karin. bodo amat melanggar sekali. dia mau ulangan sekarang.

"eh? emangnya gapapa?" tanya amu. "nanti kita dimarahin kak umami sama kak mahesa,"

karin menggeleng. "balik aja. gue juga mau ulangan, nih. mending turu di kelas. kalo kak umami sama kak mahesa nanyain, bilang aja gue yang suruh,"

amu dan upi saling tatap. nggak biasanya karin memberi keringanan begini cuma gara-gara ulangan.

"ini beneran balik, gapapa?" tanya upi.

karin mengangguk. "iye, udah sana balik buruan."

"yaudah, deh. kita balik dulu, ya, rin! sukses ulangannya!" amu dan upi melambaikan tangan mereka, berlari.

"thanks," balas karin santai.

karin meletakkan senapan kapur miliknya di lantai ruang osis lalu segera pergi untuk ikut ulangan. paling sehabis ini dia disidang anak osis inti gara-gara membiarkan dua anak kabur saat hukuman.

'bodo amat, dah. ulangan dulu,'  batinnya.

••••••
emang ya osis cape banget cungs😔😔
DUH, KANGEN SHO. NTARAN YA
tu bi kontinuuu
btw aku four chap up nie wkwkwk!!
••••••

rival (?) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang