Chapter 14

23.6K 1.9K 218
                                    

"Hanya bisa memandangnya karena tak bisa digapai, hanya ada angan-angan yang terus menyebut namanya disetiap doanya"

*
*
*

HAPPY READING!!!

Luca Emillio Denovan atau sekarang nama itu telah berganti menjadi Asher Luca Angelo Theodorico yang saat ini sudah resmi menjadi putra bungsu Arthur tanpa ada halangan.

Namun kita tak tahu kedepannya apakah hidup anak kecil itu akan berjalan dengan mulus atau tidak? Sebab yang kita tahu jika setiap orang memiliki takdir yang berbeda dan ujian sesuai kemampuan orang itu sendiri.

Tapi kita doakan saja jika bocah malang itu memiliki nasib baik setelah melewati kerasnya hidup sendiri.

Seperti sekarang Arthur sedang disebuah ruangan kedap suara apalagi ruangan itu sama sekali tak memiliki ventilasi karena ruangan itu berada tepat dibawah tanah.

"LEPASKAN KAMI SIALAN!"  Teriak seorang pria yang terikat disebuah kursi kayu.

Arthur menulikan pendengarannya lalu menyodorkan foto pada pria itu, "kau kenal anak ini?" Tanyanya dengan raut datar.

Pria itu terkekeh, "ah anak wanita jalang itu? Aku kenal tapi mungkin anak itu sudah mati!"

Seketika Arthur mencekik pria itu "kkkekkhhh" pria itu terus meronta-ronta.

Arthur melepas cekikannya, "siksa dia hingga dia meminta kematiannya sendiri!" Titahnya pada bodyguardnya.

"Baik tuan" jawab mereka.

Pria paruh baya itu keluar dari sana diikuti oleh Roy sebagai asistennya, "tuan, tuan besar menelfon anda" ucap Roy.

"Hm" dehemnya lalu mengambil ponsel dari roy lalu mengangkat panggilannya.

"DASAR ANAK KURANG AJAR!!! SAMPAI KAPAN KAU MENYEMBUNYIKAN CUCU BUNGSUKU! AKU DAN SAUDARAMU SUDAH DALAM PERJALANAN MENUJU MANSIONMU!!" Teriak seseorang diseberang sana.

Arthur menjauhkan ponselnya dari telinganya padahal dirinya belum membuka percakapannya.

Duda anak lima itu menghela nafasnya lelah begitu juga dengan Roy sepertinya dia akan mendapatkan pekerjaan 5x lipat dari ini ah mungkin saja akan lebih dari itu.

"Berikan saya stok kesabaran saya tuhan" Batinnya berdoa.

"Tuan, tuan muda kedua sudah ada dimansion dan sekarang tuan muda kedua tengah bersama tuan kecil" jelas roy.

Arthur membulatkan matanya lalu langsung pergi dari sana.

*****

S

ekarang Luca tengah menatap seorang pemuda yang juga tengah menatap dirinya.

Dimata Luca pemuda yang bernama Arven itu sangat mirip dengan Abang Sasa nya.

"Hm kecil sekali" ucap Arven menjinjing tubuh Luca lalu mengangkatnya keatas.

Anak kecil itu hanya pasrah apalagi Arven menggendongnya seperti mengangkat plastik kresek.

Arven membawa Luca keluar mansion, "mumpung mendung bagaimana kita keliling naik sepeda? Tidak perlu dijawab kau hanya perlu patuh dan ikut saja!"

LUCA (Life Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang