"Aku akan datang ketika kegelapan datang menyelimuti bumi"
*
*
*HAPPY READING!
Sudah tiga hari Luca tak mau berbicara dengan Arthur juga Arhan selama itu juga anak kecil itu masih takut dengan keduanya.
Sekarang ketiga anak Arthur sedang bermain ditaman dengan Luca menaiki punggung Arsen yang memainkan peran sebagai kuda.
"Dek bilang sapiii go gitu ya" bisik Arsa pada telinga Luca.
Luca mengangguk patuh, "eum.... Capiii gooooo!!!" Teriak Luca memerintah Arsen sambil mengangkat sebelah tangannya kedepan.
"Mooooooo....." Suara Arsen meniru suara sapi.Arsen mendengus tapi tak ayal dirinya menuruti si kecil sampai dirinya merasa lelah.
"Huh.... Huh.... Capek dek udah ya??" Pinta Arsen.
"Ndaaaa... Yagiii!!" Ucap Luca.
Berbeda dengan Arsen yang kelelahan, Arsa sudah tak kuat menahan komuk wajah Arsen.
"Haha... Pantes banget Lo jadi sapi!!" Tawa Arsa pecah membuat Arsen kesal.
"Udah kek! Nih angkat adek!" Titah Arsen.
Arsa masih tertawa namun ia mengambil alih Luca lalu menggendongnya.
"Dah, udah panas gini pulang yuk?" Ajaknya namun Luca menggeleng, dirinya masih ingin bermain ditaman apalagi banyak teman sebayanya juga bermain.
Mata bulat itu tak sengaja melihat seorang bocah yang tengah bermain ayunan sendiri tanpa ada bocah lain bersamanya.
Arsa mengikuti pandangan yang dilihat oleh Luca, remaja itu tersenyum, "mau main sama tuh bocah?" Tawarnya.
Luca mengangguk samar, mereka melangkahkan kakinya menuju bocah yang Luca lihat tadi.
"Ehhh buset main tinggal aja, tunggu gue ngapa!" Teriak Arsen yang berlari menyusul mereka bertiga.
Arsa menurunkan Luca tepat didekat anak yang terlihat murung, "eum.. amu apa?" Tanya Luca yang bermaksud bertanya kamu kenapa kok terlihat murung? Begitulah maksudnya.
Bocah yang sedari tadi melamun hingga tersadar ada seseorang yang tengah bertanya padanya?"
"Tenapa?" Tanya bocah itu bingung.
Arsen dan juga Arsa menatap kedua bocah yang terlihat gemas Dimata mereka, ingin mencubit pipi yang hampir tumpah itu namun mereka menahannya agar tak merusak suasana adiknya yang terlihat ingin memulai sebuah pertemanan.
"Amu ndili di cini?" Tanya Luca.
Anak itu menggeleng, "athu thama Apang, thuman meleka yagi athik belteman dicana!" Tunjuk bocah itu pada dua pemuda yang tengah cek cok dengan ibu-ibu.
Arsa yang mendengarnya ingin tertawa namun ia tahan, "itu mah bukan berteman tapi berantem sama tuh ibu-ibu" gumamnya.
Luca mengangguk lalu mengulurkan tangannya untuk berkenalan, "uca, amu iapa?" Tanya Luca.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCA (Life Story)
Novela JuvenilKedua orangtuanya telah meninggal saat dirinya baru dilahirkan, Mereka meninggal dengan cara yang berbeda, sang ibu meninggal setelah melahirkannya lalu sang ayah meninggal akibat kecelakaan tunggal menuju rumah sakit tempat sang istri akan melahirk...